dr. Basyar Hafiz al-Assad
Sosok Basyar Hafiz al-Assad, presiden Suriah ke-19 yang digulingkan oleh pemberontak. 
11:10
9 Desember 2024

dr. Basyar Hafiz al-Assad

dr. Basyar Hafiz al-Assad merupakan Presiden Suriah ke-19 yang telah menjabat sejak Juli 2000.

Sebagai presiden, dia juga Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Suriah, sekretaris jenderal komando Pusat Partai Ba'ath Sosialis Arab.

Pria yang akrab disapa Assad itu juga dikenal sebagai seorang politikus, perwira militer, dan dokter bedah Suriah.

Berikut profil Basyar Hafiz al-Assad.

Kehidupan Pribadi

Dilansir dari Britannica, Basyar Hafiz al-Assad lahir di Damaskus, Suriah pada 11 September 1965. 

Assad merupakan putra dari pasangan Hafez al-Assad dan Anisa Makhlouf.

Hafez al-Assad sendiri merupakan Presiden Suriah periode 1971–2000.

Assad telah menikah dengan mantan bankir investasi kelahiran Inggris Asma Akhras dan memiliki tiga anak.

Pendidikan

Assad menempuh studi di Damascus University sebagai dokter mata pada 1988. 

Dia lalu menjadi dokter tentara di rumah sakit militer Damaskus. 

Pada 1992, dia pindah ke London, Inggris, untuk melanjutkan studi.

Karier

Karier politik Assad dimulai setelah kematian mendadak kakaknya, Basil al-Assad, pada 1994. 

Sebagai pewaris takhta politik, Assad meninggalkan karier medisnya dan mempersiapkan diri untuk menggantikan sang ayah.

Pada 2000, setelah kematian sang ayah Hafez al-Assad, ia diangkat sebagai Presiden Suriah

Pemerintahannya diawali dengan harapan reformasi, tetapi segera berubah menjadi rezim otoriter yang ditandai dengan pelanggaran hak asasi manusia dan penindasan terhadap oposisi.

Pada 8 Desember 2024, kelompok pemberontak berhasil menguasai Damaskus melalui serangan kilat yang mengejutkan dunia internasional. 

Kelompok oposisi, yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS), mengumumkan bahwa kota tersebut telah "terbebas dari tiran Bashar al-Assad."

Pemberontak juga membebaskan sejumlah tahanan politik dari penjara Sednaya, yang dikenal sebagai salah satu fasilitas penahanan paling brutal di dunia. 

Ribuan warga Suriah merayakan kemenangan ini dengan meneriakkan seruan kebebasan di alun-alun utama Damaskus.

Meskipun demikian, pengambilalihan ini juga disertai kekhawatiran akan stabilitas politik Suriah ke depan, terutama terkait perbedaan ideologi di antara kelompok oposisi.

Melarikan Diri

Setelah Damaskus jatuh ke tangan pemberontak, Assad dilaporkan melarikan diri menggunakan pesawat ke lokasi yang belum diketahui. 

Upaya untuk melacak keberadaannya dilakukan oleh pemberontak, tetapi hingga kini tidak ada informasi pasti mengenai tempat persembunyiannya.

Kaburnya Assad menunjukkan runtuhnya kekuasaan rezim Baath yang telah mendominasi Suriah selama lima dekade. 

Beberapa laporan menyebutkan bahwa Assad kemungkinan mencari suaka di negara sekutu seperti Iran atau Rusia.

Kehilangannya juga memicu spekulasi tentang siapa yang akan memimpin Suriah di masa transisi, mengingat kekosongan kekuasaan dapat memicu konflik baru di negara yang sudah dilanda ketidakstabilan.

Dampak Runtuhnya Assad

Runtuhnya rezim Bashar al-Assad memiliki implikasi besar bagi kawasan Timur Tengah, yang telah lama menjadi arena konflik geopolitik. 

Kejatuhannya dapat mengubah dinamika hubungan kekuatan regional, terutama antara Iran, Rusia, dan negara-negara Barat.

Di sisi lain, krisis kemanusiaan yang sudah melanda Suriah selama bertahun-tahun kemungkinan akan semakin memburuk dalam jangka pendek akibat kekosongan kekuasaan. 

Organisasi internasional menyerukan bantuan kemanusiaan segera untuk mencegah keruntuhan total infrastruktur negara.

Kejatuhan ini juga menjadi pengingat bahwa rezim otoriter tidak kebal terhadap perubahan ketika rakyat bersatu untuk menuntut kebebasan dan keadilan.

 

(Tribunnews.com/David Adi)

Editor: Bobby Wiratama

Tag:  #basyar #hafiz #assad

KOMENTAR