Netanyahu Komentari Ancaman Trump Bikin Neraka di Timur Tengah
Foto arsip khaberni yang menunjukkan Donald Trump memakai kopiah Yahudi, dengan Benjamin Netanyahu di belakangnya. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengomentari pernyataan Presiden terpilih AS, Donald Trump tentang neraka Timur Tengah 
11:50
5 Desember 2024

Netanyahu Komentari Ancaman Trump Bikin Neraka di Timur Tengah

- Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengucapkan terima kasih kepada Presiden terpilih AS, Donald Trump, pada hari Selasa (3/12/2024) atas pernyataannya dalam pembebasan tawanan di Gaza.

Trump mengancam pada hari Senin (2/12/2024) bahwa Timur Tengah akan menghadapi "masalah serius" jika semua tawanan yang ditahan oleh faksi Palestina di Jalur Gaza tidak dibebaskan sebelum pelantikannya sebagai Presiden AS pada tanggal 20 Januari.

Trump mengatakan dalam sebuah posting di akun Truth Social miliknya,.

“Semua orang membicarakan tentang para sandera yang ditawan dengan sangat kejam, tidak manusiawi, dan bertentangan dengan keinginan seluruh dunia, di Timur Tengah – namun itu semua hanya omong kosong, dan tidak ada tindakan.”

Presiden terpilih AS itu menekankan pihaknya bertanggun jawab atas para sandera yang berada di tangan Hamas.

"Mereka yang bertanggung jawab akan menerima hukuman lebih berat daripada yang pernah diterima siapa pun dalam sejarah Amerika Serikat yang panjang dan termasyhur. BEBASKAN SANDERA SEKARANG JUGA!"

Pada awal sesi pemerintahan di kota Nahariya pada hari Selasa, Netanyahu mengucap terima kasih.

“Saya ingin berterima kasih kepada Presiden Trump atas pernyataan tegasnya kemarin, pernyataan yang sangat tegas yang memperjelas bahwa ada satu pihak yang bertanggung jawab atas situasi ini — dan itu adalah Hamas. Hamas harus membebaskan para sandera.”

Ia menambahkan, “Organisasi itu diharuskan membebaskan para sandera. Presiden Trump menekankan hal ini pada tempat yang tepat — pada Hamas, dan bukan pada pemerintah Israel, seperti yang biasa terjadi di beberapa tempat.”

"Kami akan terus melakukan segala cara untuk membebaskan mereka, dan siapa pun yang menyakiti mereka akan dibunuh. Ini juga yang dikatakan Presiden Trump kemarin, dan ini memperkuat pernyataan ini," kata Netanyahu.

Pakai AI

Keluarga sandera Israel di Jalur Gaza menerbitkan video yang dibuat dengan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), menunjukkan Yair Netanyahu, putra Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, seolah ditahan di terowongan Hamas.

Video itu berdurasi satu menit berjudul "Pejuang Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) meluncurkan sinyal kehidupan dari terowongan Gaza" dengan tulisan 'Banjir Al-Aqsa' yang digunakan Hamas di semua videonya.

"Saya mohon kepada bapak dan ibu, lepaskan kami," kata Yair Netanyahu dalam video itu, berbicara kepada orang tuanya, Sarah dan Benjamin Netanyahu.

"Nama saya Yair Netanyahu dan saya berusia 33 tahun dari Yerusalem. Saya di sini hampir tanpa makanan atau air dan tanpa melihat matahari atau menghirup udara. Hidup saya dalam bahaya karena bom," katanya.

"Hamas mendengarkan saya dan melindungi saya dari agresi Israel... Kini gencatan senjata telah tercapai (dengan Hizbullah) di utara, sekarang saatnya mengizinkan kami untuk pergi," lanjutnya.

Yair Netanyahu dalam video AI itu juga meminta Netanyahu untuk menyetujui gencatan senjata untuk membebaskan sandera di Gaza.

“Ayah, hanya Ayah yang bisa.. Kebanyakan orang menginginkan kesepakatan.. Tolong ingat saya.. Tolong lakukan semuanya.. Saya rindu kebebasan saya.. Saya ingin pulang," katanya.

Keluarga sandera merilis video tersebut untuk menggambarkan kondisi sandera Israel yang ditahan oleh Hamas di Gaza.

Video itu juga mendesak pemerintahan Netanyahu untuk mengintensifkan upayanya untuk mencapai kesepakatan dan memulangkan mereka.

Sebelumnya, Asosiasi Keluarga Sandera di Gaza meminta warga Israel untuk berpartisipasi dalam protes di Tel Aviv dan Yerusalem pada Sabtu (30/11/2024) pekan lalu.

Asosiasi tersebut mengatakan menyelesaikan kesepakatan pertukaran tahanan adalah satu-satunya cara untuk memulangkan para sandera.

Asosiasi yang mengorganisir gerakan protes selama beberapa bulan terakhir itu menganggap Netanyahu adalah orang yang menghalangi kesepakatan pertukaran tahanan seperti diberitakan Felesteen News.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 44.532 jiwa dan 105.538 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (4/12/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada tahun 1948.

Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/ Chrysnha, Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Tag:  #netanyahu #komentari #ancaman #trump #bikin #neraka #timur #tengah

KOMENTAR