Demonstrasi Menentang Pembakaran Al-Quran di Belanda Berujung Ricuh, Polisi Bentrok dengan Massa
Edwin Wagensveld, pemimpin gerakan anti-Islam Belanda./Daily Sabah
07:24
17 Januari 2024

Demonstrasi Menentang Pembakaran Al-Quran di Belanda Berujung Ricuh, Polisi Bentrok dengan Massa

– Bentrokan terjadi di Belanda antara polisi dan kelompok yang menentang perencanaan pembakaran Al-Qur'an yang direncanakan oleh pemimpin gerakan Patriotik Eropa Melawan Islamisasi Barat (PEGIDA), Edwin Wagensveld.

Dilansir dari NL Times (16/1), Edwin Wagensveld ketua organisasi anti islam PEGIDA cabang Belanda terluka dalam demonstrasi di Arnhem dimana dia ingin membakar salinan Al-Qur’an.

Polisi mengatakan sekelompok orang berdemonstrasi menentang pembakaran Al-Quran yang dilakukan PEGIDA dan mereka mendapat izin dari pemerintah kota di Arnhem.

Kelompok tersebut berusaha melakukan intervensi, sehingga demonstrasi terhenti dan terjadi bentrokan.

Tiga orang ditangkap karena ketidakpatuhan dan tiga petugas menderita luka ringan. Tersebar informasi bahwa pimpinan PEGIDA ditempatkan dibawah perlindungan pihak kepolisian.

Tiga petugas polisi juga menderita luka-luka, kata Walikota Ahmed Marcouch kepada ANP. Dia mengatakan polisi diserang dan dilempari kembang api dan batu.

Walikota Arnhem Ahmed Marcouch, asal Maroko, mengatakan pembakaran kitab suci tidak dilarang di Belanda.

“Saya memahami kesedihan dan emosi yang ditimbulkan dari pembakaran kitab suci, namun kekerasan tidak dapat diterima. Anda harus melawan ide dengan ide,” kata walikota.

“Sangat menyedihkan dan mengecewakan bahwa begitu banyak kekerasan yang digunakan. Saya sangat marah mengenai hal ini,” tambahnya.

Tiga orang telah ditangkap. Marcouch mengatakan lebih banyak orang mungkin ditangkap dalam beberapa hari mendatang.

“Ada gambar bagus yang tersedia tentang apa yang terjadi,” katanya tentang rekaman kamera yang diambil di tempat kejadian.

“Kami melakukan segala upaya untuk memfasilitasi hak untuk berdemonstrasi. Namun ketika petugas dan Wagensveld diserang, kami membubarkan demonstrasi secara permanen,” kata walikota.

Wagensveld awalnya dibawa pergi oleh polisi untuk memastikan keselamatannya. Beberapa waktu kemudian ia kembali ke lokasi untuk bisa melancarkan aksinya.

Wagensveld telah ditangkap beberapa kali selama demonstrasi kelompok anti-Islam. Dia juga sebelumnya pernah dihukum karena melanggar undang-undang ujaran kebencian di Belanda.

Yildirim Usta, anggota dewan dari Partai Denk mengkritik Marcouch karena mengizinkan penistaan Al-Quran oleh PEGIDA. Dia menyebutnya kejahatan rasial dengan berkedok kebebasan berpendapat.

Dia juga menyatakan ketidakpuasan terhadap penanganan polisi terhadap pengunjuk rasa muslim dan mengumumkan rencana untuk mengambil inisiatif di dewan kota untuk mengambil tindakan yang lebih kuat melawan kejahatan rasial.

Editor: Hanny Suwin

Tag:  #demonstrasi #menentang #pembakaran #quran #belanda #berujung #ricuh #polisi #bentrok #dengan #massa

KOMENTAR