Ancaman Serius Presiden Iran Jika Israel Masih Menyerang Iran Lagi: Tak Ada yang Tersisa dari Rezim Ini
Presiden Iran Ebrahim Raisi (AFP/File)
17:09
25 April 2024

Ancaman Serius Presiden Iran Jika Israel Masih Menyerang Iran Lagi: Tak Ada yang Tersisa dari Rezim Ini

 

 Presiden Iran yakni Ebrahim Raisi mengatakan bahwa pihaknya telah menyerang Israel pada 13 April 2024 lalu, sebagai pembalasan atas serangan terhadap konsulat sebagai hukuman terhadap rezim.

Tak sampai disitu saja, Presiden Iran Ebrahim Raisi juga mengeluarkan peringatan kepada Israel selama kunjungan tiga hari ke Pakistan bahwa, serangan terhadap wilayah Iran akan menyebabkan perubahan dinamika yang radikal dan ketidakpastian terhadap keberadaan 'rezim Zionis'.

Dilansir dari Hindustan Times, Kamis (25/4), Ebrahim Raisi sebelumnya diktahui telah memulai kunjungannya di Pakistan pada hari Senin dan berbicara di Universitas Lahore.

Dalam kunjungan tersebut, orang nomor satu Iran pun menyampaikan peringatan yang mengerikan kepada Israel. 

Saat berpidato di sebuah universitas di wilayah Pakistan selama kunjungan resmi, Raisi menegaskan apabila Israel kembali menyerang Iran, maka Iran akan meratakan Israel.

"Jika rezim Zionis sekali lagi membuat kesalahan dan menyerang tanah suci Iran, situasinya akan berbeda, dan tidak jelas apakah ada yang tersisa dari rezim ini," kata Ebrahim Raisi seperti dikutip oleh Jawa Pos pada 25 April 2024 melalui Hindustan Times.

Raisi mengatakan Teheran menyerang Israel 13 April lalu sebagai pembalasan atas serangan terhadap konsulat pada 1 April sebagai hukuman terhadap rezim.

"Bangsa Iran yang besar menghukum rezim Zionis atas serangan terhadap konsulat Iran di Damaskus, yang bertentangan dengan semua hukum internasional," katanya.

Pada 13 April, Iran meluncurkan serangkaian rudal dan pesawat tanpa awak yang menargetkan Israel sebagai pembalasan atas dugaan serangan mematikan Israel terhadap kedutaan besarnya di Damaskus pada 1 April. Namun, sebagian besar senjata tersebut berhasil dicegat dan dinetralkan.

Ledakan terdengar di kota Isfahan pada hari Jumat yang dilakukan oleh Israel, namun Iran meremehkan serangan tersebut dan mengatakan pihaknya tidak akan membalas.

"Rakyat Iran dan Pakistan sama-sama membela bangsa Palestina yang tertindas. Iran Islam akan terus membela perlawanan dan bangsa Palestina yang tertindas dengan bangga," tambah Raisi.

Presiden Iran juga menyerang Barat karena mengklaim membela hak asasi manusia sementara Israel terus menyerang Gaza, di mana lebih dari 34.000 warga Palestina telah tewas sejauh ini.

Mengutip Hindustan Times, bahwa kantor berita Iran melaporkan jika Presiden Iran juga menuduh AS menangkap puluhan mahasiswa di seluruh negeri karena menghadiri protes pro-Palestina.

"Hari ini, pelanggar terbesar hak asasi manusia adalah orang Amerika dan Barat sebagai pendukung rezim Zionis dalam pembunuhan anak dan genosida,” kata Raisi.

“Pembebasan Quds adalah pertanyaan nomor satu umat manusia. Perlawanan rakyat Gaza akan mengarah pada pembebasan Quds Suci dan Palestina," sambungnya.

Hubungan Iran dan Pakistan

Perdana Menteri Shehbaz Sharif dan Presiden Raisi menandatangani delapan perjanjian di Islamabad untuk meningkatkan hubungan setelah kedua negara melancarkan serangan militer terhadap satu sama lain awal tahun ini.

Perjanjian yang tertera juga termasuk pembentukan zona ekonomi khusus bersama, seperti yang dilaporkan oleh Associated Press milik negara Pakistan pada hari Senin (22/04).

Selain itu, kedua pemimpin pada prinsipnya sepakat untuk melarang aktivitas organisasi teroris di wilayah masing-masing dan bekerja sama dalam memerangi terorisme, kata Kementerian Dalam Negeri Pakistan dalam sebuah pernyataan.

Selama konferensi pers bersama pada hari Senin (22/04), Raisi menekankan perlunya Pakistan dan Iran untuk meningkatkan perdagangan bilateral menjadi sekitar $ 10 miliar dalam tiga hingga empat tahun ke depan.***

 

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #ancaman #serius #presiden #iran #jika #israel #masih #menyerang #iran #lagi #yang #tersisa #dari #rezim

KOMENTAR