Pria di India Sadarkan Diri Tepat sebelum Dikremasi, Keluarga Membawanya Kembali ke Rumah Sakit
Ilustrasi krematorium di India. 
05:40
25 November 2024

Pria di India Sadarkan Diri Tepat sebelum Dikremasi, Keluarga Membawanya Kembali ke Rumah Sakit

Seorang pria berusia 25 tahun yang dinyatakan meninggal dan akan dikremasi di India minggu lalu, ditemukan masih hidup oleh para saksi.

Rohitash Kumar (25), yang tuli dan bisu, dinyatakan meninggal di sebuah rumah sakit di negara bagian Rajasthan di wilayah barat laut India tetapi tanpa pemeriksaan post-mortem, menurut The Times of India.

Setelah dipastikan, Kumar masih hidup sebelum dikremasi pada Kamis (21/11/2024) sore, keluarganya dilaporkan membawanya kembali ke rumah sakit.

Tetapi Kumar kembali dinyatakan meninggal dunia pada hari Jumat.

Tiga dokter yang terlibat menyatakan, Kumar meninggal di rumah sakit distrik Bhagwan Das Khetan telah diskors.

Kumar menderita kejang epilepsi dan dinyatakan meninggal setelah ia tidak sadarkan diri saat dokter melakukan CPR kepadanya, menurut Daily Mail, mengutip layanan berita AFP.

"Situasi ini sungguh ajaib," kata seorang saksi mata di acara pembakaran jenazah kepada kantor berita lokal ETV Bharat. 

"Kami semua terkejut. Dia dinyatakan meninggal, tetapi dia masih hidup."

Ramavtar Meena, seorang pejabat pemerintah di distrik Jhunjhunu, Rajasthan, menyebut insiden itu sebagai "kelalaian serius."

"Tindakan akan diambil terhadap mereka yang bertanggung jawab. Gaya kerja para dokter juga akan diselidiki secara menyeluruh," katanya.

Meena menambahkan bahwa sebuah komite telah dibentuk untuk menyelidiki insiden tersebut.

Kisah Serupa

Ini bukan pertama kalinya seseorang dilaporkan "hidup lagi" tepat sebelum pemakamannya.

Pada tahun 2023 lalu, seorang wanita di Ekuador ditemukan masih hidup dan bernapas sesaat sebelum dia akan dimakamkan.

Dilaporkan BBC, wanita bernama Bella Montoya meninggal karena stroke pada usia 76 tahun.

Sertifikat kematiannya menyebut, Bella Montoya mengalami 'henti jantung karena menderita penyakit serebrovaskular yang tidak ditentukan'.

Keluarganya pun dengan segera menggelar upacara pemakaman untuknya.

Bella Montoya sempat menghabiskan beberapa jam di dalam peti matinya sebelum akhirnya bangun pada Jumat (9/6/2023) malam.

Ketika kerabat memulai proses mengganti pakaiannya untuk mempersiapkan penguburannya, mereka melihat Bella menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

Gilbert Balberán dan seorang pria (kanan) meletakkan tangan mereka di atas tubuh Bella Montoya setelah mereka melihat dia bergerak pada Jumat (9/6/2023) malam. Peti mati dibuka saat anggota keluarga akan mengganti pakaiannya sebelum ia dimakamkan di Ekuador. Gilbert Balberán dan seorang pria (kanan) meletakkan tangan mereka di atas tubuh Bella Montoya setelah mereka melihat dia bergerak pada Jumat (9/6/2023) malam. Peti mati dibuka saat anggota keluarga akan mengganti pakaiannya sebelum ia dimakamkan di Ekuador. (via Daily Mail)

Putra Bella, Gilbert Balberán, mengatakan kepada outlet berita lokal El Universo:

"Ibuku mulai menggerakkan tangan kirinya, membuka matanya, mulutnya."

"Dia berusaha untuk bernapas."

Video yang beredar di media sosial menunjukkan Montoya terengah-engah berusaha mengambil napas sementara orang-orang berkumpul di sekitarnya.

Orang-orang disuruh menelepon layanan darurat agar mereka bisa membawa Bella kembali ke rumah sakit.

Paramedis terlihat mengamati tanda-tanda vitalnya sebelum memindahkannya ke fasilitas medis terdekat.

BBC melaporkan Bella sekarang berada di rumah sakit di unit perawatan intensif yang sama yang menyatakan kematiannya.

Gilbert mengatakan, sungguh luar biasa apa yang terjadi dalam beberapa jam.

"Dokter yang pada siang hari memberi tahu saya bahwa ibu saya sudah meninggal tidak ada di fasilitas itu," jelasnya kepada El Universo.

"Dokter lain melihat saya dan dia memberinya oksigen, mereka mengintubasi ibu saya dan membawanya ke ruang ICU di mana dia berada di bawah pengawasan."

Namun sayangnya, Bella Montoya dinyatakan meninggal dunia setelah satu minggu dirawat di ICU.

Wanita di Iowa Amerika Serikat Dimasukkan Kantong Jenazah Dikira Sudah Meninggal, Kemudian Terdengar Suara Napas

Ilustrasi jenazah Ilustrasi jenazah (Mirror)

Kasus serupa di mana seseorang bangun beberapa jam setelah dinyatakan meninggal, juga pernah terjadi pada awal tahun 2023.

Dilansir NBC News, rumah perawatan yang menangani wanita yang disangka meninggal tersebut akhirnya dikenai denda karena dinilai lalai.

Seorang perawat di Pusat Perawatan Khusus Alzheimer Glen Oaks di Urbandale menyebut, bahwa wanita berusia 66 tahun itu telah meninggal pada 3 Januari 2023.

Ia kemudian dipindahkan ke rumah duka, ungkap Departemen Inspeksi dan Banding Iowa dalam sebuah laporan, Rabu (1/2/2023).

Wanita yang tidak disebutkan namanya itu dirawat di rumah perawatan sejak 28 Desember 2022 karena "degenerasi pikun otak," menurut laporan tersebut.

Pada tanggal 3 Januari 2023 pukul 06.00, seorang perawat memeriksa pasien dan tidak menemukan tanda-tanda kehidupan.

"Mulutnya terbuka, matanya kosong, dan tidak ada suara nafas," bunyi laporan itu.

Disebutkan pula bahwa perawat tidak dapat menemukan denyut nadi wanita itu menggunakan stetoskopnya.

Sang perawat juga meletakkan tangannya di perut wanita itu dan merasa tidak ada gerakan.

Perawat mengira pasien telah meninggal dunia.

Ia lantas memberi tahu anggota keluarga dan pihak rumah perawatan.

Rumah perawatan kemudian memanggil layanan rumah duka.

Hampir satu jam 40 menit kemudian, seorang direktur pemakaman memasukkan tubuh wanita itu di dalam kantong mayat dan meritsletingnya.

Jasadnya kemudian diletakkan di atas brankar.

Direktur pergi membawa wanita itu sekitar 10 menit kemudian.

Pusat Perawatan Khusus Alzheimer Glen Oaks Pusat Perawatan Khusus Alzheimer Glen Oaks (NBC News)

Sesaat sebelum pukul 08.30, anggota staf di rumah duka menemukan bahwa wanita itu masih hidup.

“Staf rumah duka membuka ritsleting kantong mayat dan mengamati dada pasien bergerak dan terengah-engah."

"Rumah duka kemudian menelepon 911 dan rumah perawatan," kata laporan itu.

Ketika petugas darurat tiba, mereka mencatat ada denyut nadi tapi tidak ada gerakan mata atau respons verbal, vokal, atau motorik.

Wanita itu dibawa ke ruang gawat darurat.

Dia dikembalikan ke rumah perawatan tetapi meninggal dua hari kemudian.

Negara bagian Iowa mendenda rumah perawatan tersebut $10.000 (Rp 150 juta), jumlah maksimum yang diizinkan berdasarkan undang-undang Iowa, kata juru bicara Departemen Inspeksi dan Banding negara bagian.

Rumah perawatan dianggap "gagal memberikan arahan yang memadai untuk memastikan perawatan dan layanan yang tepat diberikan".

Mereka juga dinilai "gagal memastikan pasien menerima perawatan dan penanganan yang bermartabat di akhir kehidupannya."

Direktur eksekutif fasilitas rumah perawatan mengatakan perwakilannya telah menghubungi keluarga pasien.

“Kami sangat peduli dengan pasien kami dan kami tetap berkomitmen penuh untuk mendukung perawatan akhir hayat mereka,” kata Direktur Eksekutif, Lisa Eastman, dalam sebuah pernyataan.

“Semua karyawan menjalani pelatihan rutin sehingga mereka dapat mendukung perawatan akhir hidup dan kematian pasien kami dengan sebaik-baiknya,” imbuhnya.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Editor: Suci BangunDS

Tag:  #pria #india #sadarkan #diri #tepat #sebelum #dikremasi #keluarga #membawanya #kembali #rumah #sakit

KOMENTAR