Mengapa Korea Utara Uji Coba Rudal Hipersonik dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Korea Utara pada Senin (15/1/2024) mengatakan, telah menguji coba rudal hipersonik berbahan bakar padat dengan jarak menengah.
Pyongnya melakukannya di tengah perlombaan yang semakin ketat dengan sejumlah negara lain untuk membuat roket jarak jauh generasi berikutnya yang sulit dideteksi dan dicegat.
Amerika Serikat, China, dan Rusia termasuk di antara negara yang juga telah mengembangkan senjata hipersonik dalam beberapa tahun terakhir.
Cara kerja rudal hipersonik
Dikutip dari Reuters, rudal hipersonik biasanya meluncurkan hulu ledak yang melesat dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara atau sekitar 6.200 km per jam (3.850 mph) dan seringkali bermanuver pada ketinggian relatif rendah.
Terlepas dari namanya, para analis mengatakan bahwa fitur utama dari senjata hipersonik bukanlah kecepatan -yang terkadang dapat disamai atau dilampaui oleh hulu ledak rudal balistik tradisional- tetapi kemampuan manuvernya.
Uji coba rudal hipersonik pertama Korea Utara pada 2021 menampilkan hulu ledak berbentuk pesawat layang.
Ssementara peluncuran pada 2022, Korea Utara menggunakan apa yang menurut para pejabat dan analis militer Korea Selatan sebenarnya adalah kendaraan masuk kembali berbentuk kerucut (MaRV), atau hulu ledak rudal balistik yang mampu bermanuver untuk mencapai target.
Media pemerintah Korea Utara mengatakan bahwa uji coba pada hari Minggu (14/1/2024) itu bertujuan untuk memeriksa keandalan mesin bahan bakar padat multi-tahap dengan daya dorong tinggi dan hulu ledak terkendali yang dapat bermanuver hipersonik jarak menengah.
Menggabungkan kendaraan luncur dengan rudal yang dapat meluncurkannya sebagian ke orbit –yang disebut sistem pengeboman orbital fraksional (FOBS – dapat menghilangkan waktu reaksi dan mekanisme pertahanan tradisional musuh.
Sebaliknya, rudal balistik antarbenua (ICBM) membawa hulu ledak nuklir pada lintasan balistik yang meluncur ke luar angkasa tetapi tidak pernah mencapai orbit.
Siapa yang memimpin perlombaan?
China meluncurkan roket yang membawa kendaraan luncur hipersonik yang terbang melintasi ruang angkasa pada 2021, mengitari dunia sebelum meluncur ke arah targetnya, yang meleset sekitar dua lusin mil.
Pada awal tahun itu, Rusia berhasil menguji coba rudal jelajah hipersonik Tsirkon (Zirkon), yang disebut-sebut oleh Presiden Vladimir Putin sebagai bagian dari sistem rudal generasi baru.
Moskwa juga menguji coba senjata itu dari kapal selam dan fregat untuk pertama kalinya.
Amerika Serikat pada September 2021 mengatakan bahwa pihaknya telah menguji coba senjata hipersonik yang dapat bernapas di udara -yang berarti senjata itu dapat terbang sendiri di atmosfer seperti rudal jelajah- menandai uji coba pertama yang berhasil dilakukan untuk kelas senjata itu sejak 2013.
Tujuan peluncurkan hipersonik Korea Utara
Pada pertemuan utama Partai Pekerja yang berkuasa pada Januari 2021, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memilih untuk mengembangkan senjata hipersonik sebagai salah satu dari lima tugas utama dalam rencana lima tahun untuk meningkatkan kekuatan militer.
Selain senjata hipersonik, Korea Utara diketahui mengembangkan ICBM berbahan bakar padat dan kapal selam nuklir.
Korea Utara menembakkan rudal hipersonik pertamanya pada September 2021.
Mereka menyebutnya sebagai "senjata strategis" yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya, meskipun beberapa analis Korea Selatan menggambarkan uji coba itu sebagai sebuah kegagalan.
Pada Januari 2022, pejabat Seoul melaporkan bahwa Korea Utara menguji coba rudal hipersonik lainnya yang terbang di ketinggian yang relatif rendah dengan kecepatan hingga 10 kali kecepatan suara (12.348 kmh/7.673 mph).
Peluncuran pada Minggu melibatkan rudal pertama Pyongyang yang ditenagai oleh bahan bakar padat yang akan memfasilitasi peluncuran yang lebih cepat dengan sedikit persiapan.
Dalam perjalanan langka ke Rusia pada September lalu, Kim menginspeksi rudal hipersonik Moskwa, di antara persenjataan lainnya.
Mengapa itu penting?
Dorongan global untuk senjata hipersonik merupakan bagian dari perlombaan senjata di mana negara-negara Asia yang lebih kecil berusaha keras untuk mengembangkan rudal jarak jauh yang canggih bersama dengan kekuatan militer utama.
Senjata hipersonik dan FOBS dapat menjadi perhatian karena senjata ini berpotensi menghindari perisai rudal dan sistem peringatan dini.
"Korea Utara tampaknya mencoba mengembangkan rudal hipersonik dan rudal balistik jarak menengah yang didasarkan pada pendorong roket propelan padat," kata Chang Young-keun, seorang profesor di Korea Aerospace University.
"Secara khusus, rudal hipersonik jarak menengah dan jarak jauh akan berguna untuk menyerang Guam sambil menghindari sistem pertahanan rudal AS," tambahnya, dikutip dari Reuters.
Tag: #mengapa #korea #utara #coba #rudal #hipersonik #bagaimana #cara #kerjanya