Gas Tipis-tipis, Jet MiG-31 Kawal Pesawat Pembom Rusia Terbang di Dekat Perairan Negara NATO
Jet-jet tempur Rusia bermesin tunggal, MiG-31 melakukan manuver udara dalam sebuah latihan tempur. Baru-baru ini Rusia dilaporkan melakukan latihan militer yang dikhawatirkan memantik esklasi karena digelar dekat perairan Norwegia, negara pendiri sekaligus anggota NATO. 
20:00
13 November 2024

Gas Tipis-tipis, Jet MiG-31 Kawal Pesawat Pembom Rusia Terbang di Dekat Perairan Negara NATO

- Rusia dilaporkan melakukan latihan militer yang dikhawatirkan memancing peningkatan esklasi dengan negara-negara NATO terkait perang yang sedang berlangsung dengan Ukraina.

Rusia, Selasa (12/11/2024) mengumumkan kalau dua pesawat pembom strategis Tu-95MS dari Pasukan Dirgantara mereka melakukan penerbangan latihan selama empat jam di atas perairan Laut Barents.

Rusia mengklaim perairan lokasi mereka menggelar latihan adalah wilayah netral.

Sebagai catatan, perairan Laut Barents terletak di lepas pantai utara Rusia dan membelah perairan teritorial Norwegia, negara pendiri sekaligus anggota NATO.

Pesawat pengebom Rusia Tu-95MS yang digunakan untuk menyerang Ukraina pada Kamis (15/2/2024) Pesawat pengebom Rusia Tu-95MS yang digunakan untuk menyerang Ukraina pada Kamis (15/2/2024) (Defense Express)

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Pertahanan Rusia mencatat kalau jet tempur MiG-31 mengawal para pembom tersebut sepanjang penerbangan empat jam.

"Semua pesawat secara ketat mematuhi peraturan wilayah udara internasional," klaim Rusia dikutip dari Anadolu, Rabu (13/11/2024).

Kementerian Rusia juga menekankan bahwa pilot Rusia secara teratur terbang di atas perairan netral seperti Arktik, Atlantik Utara, Laut Hitam, Laut Baltik, dan Samudra Pasifik.


Pesawat pengebom Tu-95MS, bagian dari cabang penerbangan jarak jauh Angkatan Udara Rusia, merupakan komponen utama triad nuklir Rusia, bersama dengan kapal selam dan rudal balistik antarbenua.

Pesawat jet Tu-22M3 milik Rusia yang diplot akan dibajak oleh militer Ukraina Pesawat pengebom  Tu-22M3 milik Rusia yang diplot akan dibajak oleh militer Ukraina (Wikipedia)

Juga Gelar Latihan di Laut Hitam

Selain latihan militer di Laut Laut Barents, Rusia juga menggelar latihan di teritorial Laut Hitam.

Dua pesawat pengebom strategis Rusia Tu-22M3 menyelesaikan penerbangan latihan terjadwal di atas perairan netral Laut Hitam, kata Kementerian Pertahanan Rusia pada Selasa.

Pesawat pengebom pembawa rudal supersonik jarak jauh itu didampingi oleh jet tempur Su-30SM dan Su-27 sepanjang penerbangan, yang berlangsung sekitar lima jam, kata kementerian dalam sebuah pernyataan.

Unit penerbangan jarak jauh secara teratur melakukan penerbangan di atas perairan netral di berbagai wilayah, termasuk Arktik, Atlantik Utara, Samudra Pasifik, Laut Hitam, dan Laut Baltik, tambahnya.

“Semua penerbangan oleh Angkatan Udara Rusia dilakukan sesuai dengan peraturan internasional yang mengatur penggunaan wilayah udara,” katanya.

Pesawat pengebom Tu-22M3 dirancang untuk menghancurkan target berbasis laut dan darat dengan menggunakan peluru kendali dan bom udara.

Pesawat ini merupakan bagian dari cabang penerbangan jarak jauh Angkatan Udara Rusia, dan salah satu komponen utama triad nuklir Rusia, bersama dengan kapal selam dan rudal balistik antarbenua.

Aktifkan Jet Su-57 Generasi Kelima

Terkait kekuatan angkatan udaranya, Rusia juga memiliki opsi anyar untuk dioperasikan.

United Aircraft Corporation (UAC) Rusia, anak perusahaan dari konglomerasi industri militer Rostec milik negara, mengumumkan pada Senin (11/11/2024) kalau mereka telah mengirimkan jet-jet tempur terbaru ke Angkatan Udara Rusia.

Jet tempur itu adalah jet Sukhoi Su-57 (nama pelaporan NATO Felon) dan Sukhoi Su-35S (NATO melaporkan nama Flanker-M).

Penulis, Peter Suciu dalam ulasannya di National Interest secara lugas menyebut jet-jet baru Rusia ini akan membuat NATO berkeringat dengan memberi judul ulasan "NATO Is Freaked: Russia Is Getting New Su-57 and Su-35 Fighter Jets".

Jumlah pasti pesawat tempur dalam batch pengiriman terbaru ini tidak diungkapkan, tetapi menurut laporan dari media pemerintah Rusia, Tass, pesawat-pesawat tempur tersebut telah berhasil menyelesaikan uji coba pabrik, dan telah dikirim ke pangkalan-pangkalan udara.

“Perusahaan UAC terus beroperasi berirama untuk memenuhi komitmen. Batch lain dari Su-57 generasi kelima dan Su-35S multirole jet tempur generasi 4 ++ akan dikirimkan pada akhir tahun. Pesawat berada di berbagai tahap produksi dan uji,” kata CEO UAC Vadim Badekha kepada Tass.

Karena sanksi yang diberlakukan Barat, Kremlin kepayahan memproduksi pesawat canggihnya dalam jumlah yang signifikan.

Namun Rusia tak kehabisan akal dan terus menemukan cara untuk mendapatkan sumber komponen, termasuk melalui perusahaan cangkang serta lewat China.

Meski begitu, tetap saja jumlah produksi tidak berbanding dengan kerugian tinggi yang mereka hadapi dalam perang melawan Ukraina yang disokong NATO.

Selain itu, bahkan sebelum sanksi terbaru diberlakukan pada tahun 2022, Rusia sebagian besar gagal mencapai target produksi Su-57.

Moskow bahkan mengurangi perkiraan berapa banyak jet-jet tempur canggih ini bisa diproduksi.

Jet tempur siluman Su-57 Rusia mendarat di Taiyuan, Provinsi Shanxi, China Utara pada 3 November 2024, menandai kunjungan pertamanya ke negara tersebut. Pesawat tersebut diharapkan akan bergabung dengan Airshow China 2024 mendatang dari 12 hingga 17 November di Zhuhai Jet tempur siluman Su-57 Rusia mendarat di Taiyuan, Provinsi Shanxi, China Utara pada 3 November 2024, menandai kunjungan pertamanya ke negara tersebut. Pesawat tersebut diharapkan akan bergabung dengan Airshow China 2024 mendatang dari 12 hingga 17 November di Zhuhai (China Central Television)

Jet Tempur Super di Semua Model Pertempuran

Meski begitu, bahkan ketika kepayahan soal produksi kemungkinan akan berlanjut, RUsia tetap berusaha mengembangkan pesawat tempur “generasi kelima”.

Hasilnya, jet tempur generasi kelima Rusia ini akan mengambil bagian dalam demonstrasi udara di Pameran Penerbangan dan Kedirgantaraan Internasional China ke-15 pekan ini yang dimulai pada Selasa di luar kota Zhuhai di provinsi Guangdong.

 “Su-57 adalah satu-satunya jet tempur generasi kelima yang telah mengkonfirmasi karakteristik terobosannya dalam semua opsi dan model pertempur,” CEO Rostec Sergey Chemezov mengatakan kepada Tass.

“Jet tempur ini dibedakan oleh kemampuan bertahan yang tinggi karena rendahnya kemungkinan dia terdeteksi (radar) dan sistem pertahanan diri modern yang kompleks".

Jet tempur Su-57 generasi kelima Rusia Jet tempur Su-57 generasi kelima Rusia.

"Pesawat akan terus ditingkatkan sesuai dengan pengalaman keterlibatan tempur. Su-57 bersama dengan Su-34 dan Su-35S adalah sayap kemenangan kami. Saya yakin debut opsi ekspor Su-57 di Zhuhai akan dinilai layak oleh rekan-rekan asing,” tambah kepala Rostec tersebut.

Ini menandai penampilan pertama Su-57 di Pameran Penerbangan dan Aerospace Internasional China dua tahunan – juga dikenal sebagai China Airshow.

Namun, Chemezov tidak membahas fakta bahwa prototipe Su-57 yang tiba di China pekan lalu dengan cepat diejek di media sosial dan dibandingkan dengan Chengdu J-20 Mighty Dragon, burung perang generasi kelima milik Beijing sendiri. 

Ini tentu bukan jenis perhatian yang mungkin diharapkan atau diinginkan Rostec, karena berusaha menemukan pembeli asing untuk model ekspor.

Jet tempur generasi kelima Su-57 Jet tempur generasi kelima Su-57 (Sergei Bobylev/TASS)

Kerugian Rusia Menggunung

Seperti yang dilaporkan sebelumnya, Kremlin sangat membutuhkan setiap pesawat tempur yang bisa didapatnya karena telah kehilangan selusin pesawat tempur Su-35S pada paruh pertama tahun ini.

Seiring berlarutnya perang, kerugian Rusia juga hanya akan terus meningkat.

Meskipun merupakan jet superiordi udara, Su-35S sebagian besar gagal menghindari sistem pertahanan udara canggih yang telah diberikan ke Ukraina dari negara-negara Barat.

Tampaknya hampir sia-sia untuk terus memproduksi lebih banyak jet-jet dari jenis tersebut. 

"Namun, bagi Kremlin, satu-satunya alternatif adalah mengirim Su-57s ke dalam pertempuran di atas langit Ukraina, dan Moskow sejauh ini menunjukkan keengganan untuk melakukannya – mungkin percaya atau menerima bahwa itu akan menemui hasil yang sama," kata Peter Suciu mengakhiri ulasannya.

 

(oln/anadolu/*)

Tag:  #tipis #tipis #kawal #pesawat #pembom #rusia #terbang #dekat #perairan #negara #nato

KOMENTAR