WHO: RS Al-Shifa yang Hancur Kembali Dibuka, Layani Pasien Korban Perang Gaza
WHO menjelaskan RS Al-Shifa yang terkena dampak paling parah akibat perang Israel-Hamas membuka layanan untuk pertama kalinya, usai ditutup selama beberapa pekan. 
18:50
13 Januari 2024

WHO: RS Al-Shifa yang Hancur Kembali Dibuka, Layani Pasien Korban Perang Gaza

Pasca-hancur terkena rudal tank Israel, rumah sakit terbesar di Gaza, Al-Shifa, kini kembali membuka beberapa layanan kesehatan bagi pasien korban perang.

Pengumuman tersebut pertama kali diungkap oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (12/1/2024).

Dalam laporan tertulisnya, WHO menjelaskan RS Al-Shifa yang terkena dampak paling parah akibat perang Israel-Hamas membuka layanan untuk pertama kalinya, usai ditutup selama dua pekan.

"Tim tersebut melaporkan bahwa Al-Shifa yang sebelumnya merupakan rumah sakit utama di Gaza, telah membuka layanan," kata Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, di platform X.

Untuk mendukung layanan kesehatan di RS Al Syifa sejumlah mitra WHO telah mengirimkan 9.300 liter (2.500 galon) bahan bakar dan pasokan medis yang sangat dibutuhkan.

“Konvoi yang dipimpin WHO ke rumah sakit pada hari Kamis telah mengirimkan bahan bakar dan pasokan medis untuk mencakup 1.000 pasien trauma dan 100 pasien dialisis ginjal,” jelas pengumuman WHO.

Selain itu WHO juga turut menambah staff medis sebanyak 60 orang serta melengkapi RS ini dengan sejumlah fasilitas tambahan seperti 40 tempat tidur.

“Kini RS Al-Shifa miliki 60 staf medis, Rumah Sakit juga mulai disediakan bangsal bedah dan medis berisi 40 tempat tidur, unit gawat darurat, empat ruang operasi, layanan obstetri dan ginekologi darurat dasar,” ujar WHO, dikutip dari Barrons.

RS Al-Shifa Bak Zona Kematian

Sebelum dibuka kembali, WHO menggambarkan kondisi RS Al-Shifa di Gaza yang dikosongkan atas perintah Israel layaknya zona kematian.

Pernyataan itu dilontarkan WHO lantaran kondisi RS Al-Shifa yang memprihatinkan.

Menurut WHO, RS yang menampung ratusan pasien itu selama sebulan terakhir telah kekurangan air bersih, bahan bakar, obat-obatan, makanan, dan bantuan penting lainnya.

Koridor dan halaman rumah sakit juga tampak dipenuhi dengan limbah medis dan limbah padat yang berpotensi meningkatkan risiko infeksi penyakit.

"Rumah Sakit Al-Shifa sudah tidak bisa lagi menerima pasien. Pasien yang terluka dan sakit sekarang diarahkan ke Rumah Sakit Indonesia yang juga nyaris kolaps dan hampir tidak berfungsi," ujar keterangan WHO.

Cuka dan Gula Jadi Antiseptik

Tak hanya melakukan serangan ke RS Al-Syifa, pemerintah Israel juga turut melakukan aksi blokade bantuan kemanusian hingga RS ini mengalami krisis pasokan medis.

Salah satu Dokter di Rumah Sakit (RS) Al-Shifa, Gaza Ahmed Mokhallalati membeberkan kondisi fasilitas medis di rumah sakit terbesar di Jalur Gaza itu saat ini sangat memprihatinkan.

Akibat krisis pasokan obat bius, Ahmed bahkan harus merawat pasien tanpa obat bius, sebagai gantinya ia membalut luka dengan memanfaatkan gula dan cuka.

Situasi yang mendesak juga memaksa para staf untuk menggunakan jarum jahit untuk menjahit luka. Ada pula staf yang membungkus luka bakar besar dengan pakaian alih-alih perban.

“Krisis obat bius di tengah membludakan pasien membuat kami harus mengganti balutan pada anak-anak tanpa diberi anestesi atau obat bius."

"Sekarang bagi kami, perban standar adalah menggunakan gula, begitu juga dengan cuka untuk para pasien," ujar Ahmed, dikutip dari laman kantor berita PBB.

Tidak hanya itu, militer Israel juga turut menghentikan akses air dan aliran listrik yang masuk ke wilayah Gaza,.

Kondisi ini yang kemudian membuat sejumlah rumah sakit termasuk RS Al-Shifa tidak dapat beroperasi secara maksimal, hingga nasib 39 bayi prematur yang ada di unit perawatan intensif neonatal beresiko kehilangan nyawa.

“Kami telah kehilangan dua bayi, sementara 39 bayi lainnya berisiko meninggal karena kekurangan rumah sakit kesulitan menyediakan listrik ke inkubator sehingga bayi – bayi tidak bisa mendapatkan suhu hangat dan aliran oksigen konstan,” kata direktur RS Al-Shifa, Mohammed Abu Salmiya.

(Tribunnews.com/Namira Yunia Lestanti)

Editor: Pravitri Retno W

Tag:  #shifa #yang #hancur #kembali #dibuka #layani #pasien #korban #perang #gaza

KOMENTAR