Reaksi Netanyahu saat 5 Pejabat Israel Bocorkan Info Intelijen, Termasuk Ajudan dan Tentara
Ia mengakui kebocoran informasi ini terjadi sejak serangan di Jalur Gaza.
“Sejak awal perang, kita semakin sering menyaksikan kebocoran informasi sensitif yang disengaja dan pengungkapan rahasia keamanan," katanya dalam pernyataan tertulis melalui surat kepada Jaksa Agung Israel untuk memulai penyelidikan, Senin (4/11/2024).
Netanyahu menulis, ia juga memberitahu kepala Shin Bet, Ronen Bar, untuk melakukan penyelidikan resmi mengenai kebocoran ini.
"Kebocoran tersebut berasal dari sesi kabinet politik-keamanan, kabinet perang, dan forum keamanan rahasia termasuk individu-individu yang tidak termasuk dalam level politik, dan forum-forum lain yang memerlukan kerahasiaan penuh – untuk membahas topik-topik yang berkaitan dengan keamanan nasional," lanjutnya.
Netanyahu mengungkapkan kekecewaannya karena Israel belum menangani kebocoran informasi tersebut sejak tahun lalu.
“Sejauh ini, meskipun kami berulang kali memperingatkan bahwa kebocoran tersebut akan ditangani dan diselidiki, belum ada tindakan yang diambil," ujarnya, seperti diberitakan Asharq Al Aawsat.
Pengadilan Israel mempublikasikan informasi terbatas yang mengatakan tersangka diduga memberikan bantuan kepada musuh selama perang.
Eliezer Feldstein, pria yang pernah bekerja dalam tim media Kantor Perdana Menteri Israel adalah salah satu tersangka.
Ia pernah menjadi juru bicara di militer Israel (IDF) dan kemudian juru bicara Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben-Gvir.
"Terkait kebocoran dokumen rahasia, Eliezer Feldstein ditangkap bersama tiga orang lainnya, termasuk anggota dinas keamanan," kata pengadilan di kota Rishon LeZion.
Sebelumnya, pada Minggu (3/11/2024), sejumlah media Israel mengatakan sebuah dokumen rahasia dibocorkan ke surat kabar harian Jerman "Bild", yang berisi dugaan instruksi dari pimpinan Hamas tentang bagaimana mengatur negosiasi dalam masalah tahanan.
Pembocoran dokumen tersebut memiliki dua tujuan utama, yaitu untuk menunjukkan kepada pimpinan tentara Israel dan aparat keamanan seolah-olah mereka menyembunyikan informasi dari Netanyahu dan berkonspirasi melawannya.
Tujuan kedua, untuk menciptakan kesan, Hamas tidak tertarik dalam kesepakatan tersebut, dan Netanyahu tidak bertanggung jawab atas kegagalan mencapai kesepakatan untuk membebaskan para tahanan.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 43.204 jiwa dan 101.640 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Jumat (1/11/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Wafa Palestine.
Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Tag: #reaksi #netanyahu #saat #pejabat #israel #bocorkan #info #intelijen #termasuk #ajudan #tentara