Gencatan Senjata di Sudan Selama Ramadhan, Panggilan Damai dari Sekjen PBB
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres (tengah, depan) berbicara pada pertemuan Dewan Keamanan mengenai Sudan, di markas besar PBB di New York, Kamis (7/3/2024). ANTARA/Xinhua/Xie E/am.
20:06
9 Maret 2024

Gencatan Senjata di Sudan Selama Ramadhan, Panggilan Damai dari Sekjen PBB

- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Sekjen PBB, Antonio Guterres telah mengajukan panggilan untuk mengamankan gencatan senjata semasa bulan suci Ramadan di Sudan.

"Saya menyerukan kepada semua pihak di Sudan untuk menghormati nilai-nilai Ramadan dengan menghormati gencatan senjata saat Ramadan. Gencatan senjata ini harus mengarah pada peletakan senjata definitif di seluruh negara itu, dan menetapkan jalan yang tegas untuk perdamaian yang langgeng bagi rakyat Sudan," tuturnya dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Kamis (7/3).

Guterres menegaskan pentingnya memuliakan nilai-nilai Ramadan dalam upaya mencapai perdamaian dunia.

Mendekati setahun sejak terjadinya pertempuran sengit antara Angkatan Bersenjata Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces/RSF), konflik tersebut telah menimbulkan dampak serius bagi warga Sudan dan mengancam stabilitas negara tersebut.

Guterres mengingatkan tentang ancaman serius bahwa konflik tersebut dapat memicu instabilitas regional yang meluas, merambat dari wilayah Sahel hingga Tanduk Afrika dan Laut Merah.

Menurut Guterres, sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengakhiri pertumpahan darah setelah krisis kemanusiaan di Sudan mencapai skala yang besar.

Setengah dari populasi, sekitar 25 juta orang, memerlukan bantuan mendesak. Angka kematian yang dilaporkan mencapai lebih dari 14.000 jiwa, namun kemungkinan jauh lebih tinggi.

Saat ini, Sudan menjadi tempat terjadinya krisis pengungsian internal terbesar di dunia, dengan 6,3 juta orang mencari perlindungan di dalam negara, sementara 1,7 juta lainnya mengungsi ke negara-negara tetangga.

Dampak konflik terasa berat, menghancurkan infrastruktur sipil dan menghentikan layanan dasar.

Lebih dari 70% fasilitas kesehatan di daerah terdampak tidak beroperasi. Jutaan anak kehilangan akses pendidikan. Infrastruktur air dan sanitasi mengalami kerusakan serta menyebarnya wabah penyakit.

Sudan dihadapkan pada ancaman kelaparan, dengan sekitar 18 juta orang mengalami kekurangan pangan yang akut, jumlah terbesar yang pernah tercatat selama masa panen.

"Gencatan senjata saat Ramadan dapat membantu menghentikan penderitaan dan membuka jalan bagi perdamaian yang berkelanjutan. Mari kita berusaha semaksimal mungkin untuk mendukung rakyat Sudan dalam mewujudkan cita-cita mereka yang sah akan masa depan yang damai dan aman," kata Guterres, dikutip dari Antara News, Sabtu (9/3).

Dia mengapresiasi beragam inisiatif regional dan internasional untuk menyelesaikan konflik di Sudan, termasuk melalui kerja sama dengan IGAD.

"PBB siap mengintensifkan keterlibatan dengan mitra-mitra multilateral kami, termasuk Uni Afrika, IGAD, Liga Negara-negara Arab, dan negara-negara anggota utama, untuk mengambil tindakan segera mewujudkan gencatan senjata yang berlangsung lama serta mediasi internasional yang inklusif, koheren, saling melengkapi, dan efektif," ujarnya.

"Upaya-upaya ini harus melibatkan negara-negara regional yang memiliki pengaruh nyata terhadap pihak-pihak yang bertikai untuk mengakhiri pertempuran," tandasnya.

Editor: Hanny Suwindari

Tag:  #gencatan #senjata #sudan #selama #ramadhan #panggilan #damai #dari #sekjen

KOMENTAR