Serangan AS ke Iran Dinilai Provokatif, Rusia Kutuk Tindakan Sepihak dan Tak Beralasan
Ilustrasi Presiden AS Donald Trump dengan latar bendera Israel dan Iran menggambarkan ketegangan geopolitik terbaru terkait serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran. (Reuters)
10:39
24 Juni 2025

Serangan AS ke Iran Dinilai Provokatif, Rusia Kutuk Tindakan Sepihak dan Tak Beralasan

 - Dalam panggung politik global yang semakin panas, serangan militer Amerika Serikat (AS) dan Israel terhadap Iran menuai kecaman tajam dari Moskow. Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi pada Senin (23/6), mengecam keras serangan tersebut, menyebutnya sebagai “agresi tanpa alasan dan sepenuhnya tidak beralasan.”

Pernyataan Putin itu mencerminkan kemarahan yang terus tumbuh di antara negara-negara yang melihat serangan ke Iran bukan hanya sebagai tindakan sepihak, tetapi juga sebagai bentuk provokasi yang membahayakan stabilitas kawasan.

Rusia, meskipun tidak secara langsung terlibat dalam konflik, mengambil sikap yang jelas terhadap apa yang mereka nilai sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional.

Namun, di balik kecaman terbuka itu, Rusia tampaknya berhati-hati. Meskipun telah menjalin kemitraan strategis dengan Iran pada Januari lalu, perjanjian itu tak memuat klausul pertahanan bersama, sebuah sinyal bahwa Moskow tak berniat terjun langsung ke konflik militer di Timur Tengah, terutama ketika sumber daya militernya sudah terkuras di Ukraina.

Ketegangan ini menunjukkan keterbatasan nyata pengaruh Rusia di kawasan yang dulu menjadi salah satu poros utama kebijakan luar negerinya.

Sejak jatuhnya rezim Assad di Suriah tahun lalu dan memburuknya hubungan dengan Israel, Rusia semakin tersisih dalam dinamika politik Timur Tengah. Upaya Putin untuk memosisikan dirinya sebagai penengah antara Iran dan AS pun sejauh ini tak membuahkan hasil.

Meski demikian, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, tetap datang ke Moskow untuk meminta dukungan. Ia menyambut baik kecaman Rusia terhadap serangan AS dan Israel, menyebutnya sebagai tindakan “ilegal” dan pelanggaran berat terhadap kedaulatan Iran.

Serangan yang terjadi baru-baru ini memicu pertanyaan besar: apakah AS dan Israel benar-benar memiliki dasar yang sah untuk menyerang Iran, ataukah ini hanya bentuk baru dari politik tekanan yang selama ini sering dimainkan Washington di kawasan?

Kremlin, melalui juru bicara Dmitry Peskov, menghindari komitmen langsung soal pengiriman senjata ke Iran. Namun, Moskow menyatakan telah menawarkan bantuan diplomatik dan siap menjadi mediator jika dibutuhkan.

Peskov menegaskan bahwa semua langkah akan disesuaikan dengan “apa yang dibutuhkan Iran.” Demikian mengutip Washington Post.

Di sisi lain, Iran berharap lebih dari sekadar kecaman. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei, menyuarakan harapan bahwa Rusia akan memainkan peran lebih aktif, terutama mengingat kedekatan strategis kedua negara.

Iran sebelumnya telah mendukung Rusia secara militer dalam perang Ukraina, termasuk memasok drone dan mendirikan pabrik produksi di wilayah Rusia.

Desakan untuk bertindak lebih konkret juga datang dari dalam Rusia sendiri. Oligarki ternama Konstantin Malofeyev menyerukan agar Moskow segera membantu Iran, termasuk dengan data intelijen satelit dan sistem pertahanan udara. Ia menyebut situasi ini sebagai “kesempatan bersejarah.”

Meski dukungan militer langsung belum terlihat, sejumlah analis meyakini bantuan Rusia bisa hadir dalam bentuk yang lebih halus namun tak kalah signifikan, mulai dari berbagi data intelijen, dukungan teknis, hingga penguatan sistem pertahanan Iran. “Bantuan tidak selalu berupa senjata,” kata Nicole Grajewski, pakar hubungan Rusia-Iran dari Carnegie Institute.

Serangan AS dan Israel kali ini bukan hanya mengguncang Iran, tapi juga menimbulkan pertanyaan serius tentang legitimasi dan motif sebenarnya dari intervensi militer Barat di Timur Tengah.

Dengan kecaman dari Moskow, tekanan terhadap Washington bisa meningkat, terutama jika opini global mulai bergeser melihat serangan ini sebagai provokasi yang tak beralasan, dan bukan sebagai bentuk pembelaan diri.

Konflik ini belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Yang jelas, dunia kini menyaksikan dengan waspada bagaimana kekuatan-kekuatan besar bermain api di wilayah yang sudah lama rapuh.

Editor: Kuswandi

Tag:  #serangan #iran #dinilai #provokatif #rusia #kutuk #tindakan #sepihak #beralasan

KOMENTAR