Tidak Sejalan dengan Israel, Inggris Siap Akui Negara Palestina Sebagai Bentuk Penyelesaian Konflik
David Cameron, Menlu Inggris. (MEMO-Rasis Necati Aslim)
12:30
31 Januari 2024

Tidak Sejalan dengan Israel, Inggris Siap Akui Negara Palestina Sebagai Bentuk Penyelesaian Konflik

Gagasan pembentukan negara Palestina yang muncul dalam Forum Ekonomi Global di Davos terus berlanjut. PBB hingga Inggris siap akui negara Palestina sebagai solusi konflik meskipun, Israel berjuang keras menolak gagasan tersebut.

Inggris siap untuk segera secara resmi mengakui Negara Palestina sebagai bagian dari upaya untuk mencapai resolusi perdamaian yang tidak dapat diubah di wilayah tersebut, Menteri Luar Negeri Inggris telah mengumumkan, MEMO melaporkan (31/1)

Buka suara pada resepsi Dewan Konservatif Timur Tengah di Westminster kemarin (29/1), Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron, menyatakan bahwa “Kami mempunyai tanggung jawab di sana karena kami harus mulai menentukan seperti apa Negara Palestina, apa yang akan tercakup di dalamnya, bagaimana bentuk negara Palestina, dan apa yang akan menjadi negara Palestina. itu akan berhasil.”

Cameron mengungkapkan bahwa “jika hal ini terjadi, kami, bersama sekutu, akan membahas masalah pengakuan Negara Palestina, termasuk di PBB.”

Dia berkata pengakuan resmi London terhadap negara Palestina, bisa menjadi salah satu hal yang membantu menjadikan proses realisasi pembentukan negara Palestina sebagai solusi akhir yang tidak dapat diubah.

Meskipun Inggris telah lama mendukung solusi dua negara sebagai kebijakan luar negeri sehubungan dengan konflik Israel-Palestina, laporan bahwa dorongan pemerintah untuk mengakui negara Palestina terjadi di tengah parahnya perang Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.

Keputusan Inggris ini juga muncul akibat semakin memburuknya peluang untuk mendirikan negara Palestina akibat pengetatan Penjajahan Israel dan tumbuhnya pemukim ilegal di wilayah Palestina yang Israel jajah.

Cameron juga mengkritik Israel karena tidak mampu memberikan keamanan yang memadai dan memungkinkan melalui cara-cara politik kepada warganya selama 30 tahun terakhir, sejak penandatanganan Perjanjian Oslo, yang dimaksudkan untuk menjamin perdamaian.

“Jika 30 tahun terakhir menunjukkan sesuatu kepada kita, maka ini adalah kisah kegagalan,” ujar Cameron.

Cameron menambahkan, “pada akhirnya, ini adalah sebuah kisah kegagalan bagi Israel karena, ya, mereka memiliki perekonomian yang tumbuh, ya, standar hidup mereka meningkat, ya, mereka berinvestasi dalam bidang pertahanan dan keamanan serta tembok dan hal-hal lainnya, namun mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka. apa yang paling diinginkan suatu negara, apa yang diinginkan setiap keluarga, yaitu keamanan.”

Dalam perjalanan menuju status kenegaraan, Menteri Luar Negeri Inggris itu mengatakan bahwa, otoritas atau pemerintahan Palestina yang baru harus cepat berdiri dengan pemimpin yang teknokratis dan baik untuk memerintah Gaza.

Cameron berkata, “bersamaan dengan hal tersebut, hal yang paling penting adalah memberikan cakrawala politik kepada rakyat Palestina sehingga mereka dapat melihat bahwa akan ada kemajuan yang tidak dapat diubah menuju solusi dua negara dan yang terpenting adalah pembentukan negara Palestina.”

Sejak pengumuman Cameron, beberapa orang mengkritiknya karena tidak tulus mengenai masalah ini karena persepsi bahwa ia tidak melakukan upaya signifikan untuk mengakui negara Palestina selama masa jabatannya sebagai perdana menteri Inggris antara tahun 2010 dan 2016.

Namun, menurut mantan perdana menteri Inggris tersebut, konflik di Gaza dan seruan internasional untuk gencatan senjata menghadirkan peluang baru bagi pembentukan Negara Palestina dan resolusi perdamaian jangka panjang.

“Sekarang kita bisa melihat ada jalan terbuka di mana kita benar-benar bisa membuat kemajuan, tidak hanya dalam mengakhiri konflik, tapi juga kemajuan dalam menemukan solusi politik yang bisa berarti perdamaian selama bertahun-tahun, bukan perdamaian selama berbulan-bulan,” ujar Cameron.

Harus ada jeda dalam konflik di Gaza, yang kemudian bisa berubah menjadi gencatan senjata yang berkelanjutan tanpa kembali terjadinya pertempuran, tegas Cameron.

“Itulah hadiah yang harus kita cari dan, lebih dari itu, bukan hanya bagaimana kita beralih dari jeda menuju gencatan senjata yang berkelanjutan, namun bagaimana kita beralih dari sana ke serangkaian langkah dan pengaturan politik yang dapat mulai menghasilkan dampak politik jangka panjang solusinya,” Menteri Luar Negeri Inggris tersebut menegaskan.

Editor: Nicolaus Ade

Tag:  #tidak #sejalan #dengan #israel #inggris #siap #akui #negara #palestina #sebagai #bentuk #penyelesaian #konflik

KOMENTAR