



Lee Jae-myung Presiden Baru Korsel, Janji Damai dengan Korut
– Komisi Pemilihan Umum (KPU) Korea Selatan resmi menyatakan Lee Jae-myung dari Partai Demokrat sebagai Presiden Korea Selatan yang baru. Pengumuman ini disampaikan Ketua KPU Nasional, Roh Tae-ak, pada Rabu (4/6/2025) pagi waktu setempat, sehari setelah pemungutan suara digelar.
Lee mengalahkan rival utamanya, Kim Moon-soo, kandidat konservatif dari partai mantan Presiden Yoon Suk Yeol. Yoon sebelumnya dimakzulkan usai mencoba memberlakukan darurat militer di akhir 2024.
Kemenangan Lee terjadi di tengah berbagai krisis yang melanda "Negeri Ginseng", mulai dari perlambatan ekonomi, tensi geopolitik yang meningkat, hingga ketegangan militer dengan Korea Utara dan Rusia.
Selain itu, masyarakat masih terguncang oleh gejolak politik pasca-deklarasi darurat militer oleh Yoon, yang memicu kebangkitan kelompok sayap kanan dan menimbulkan kekhawatiran atas masa depan demokrasi di Korea Selatan.
Seruan persatuan dan dialog dengan Korut
Calon Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung dari Partai Demokrat saat berkampanye di Seoul pada 28 Mei 2025.Dalam pidato kemenangannya di hadapan para pendukung, Lee menyerukan persatuan dan harapan baru bagi seluruh rakyat Korea Selatan.
“Meskipun kita mungkin telah berselisih untuk sementara waktu, bahkan mereka yang tidak mendukung kita tetaplah warga negara Republik Korea,” kata Lee.
Ia juga menegaskan komitmennya untuk mendorong dialog dan kerja sama dengan Korea Utara. Lee berharap, kedua negara bisa menemukan jalan menuju hidup berdampingan secara damai dan saling menguntungkan.
Lee dijadwalkan menerima pengarahan telepon dari komandan tertinggi militer sebagai simbol pengalihan kendali pemerintahan.
Ia juga diperkirakan akan mengunjungi Pemakaman Nasional, sebuah tradisi yang dilakukan para presiden sebelumnya, termasuk Yoon.
Pelantikan presiden akan berlangsung secara sederhana di Gedung Majelis Nasional—lokasi yang sama saat Yoon berupaya mendeklarasikan darurat militer dengan pengerahan pasukan.
Hanya beberapa ratus tamu diundang dalam acara tersebut, berbeda dengan pelantikan presiden sebelumnya yang umumnya dihadiri puluhan ribu orang. Usai pelantikan, Lee akan menuju kantor kepresidenan untuk mulai membentuk kabinet baru.
Lee sebelumnya menyatakan, tidak akan menggunakan kantor kepresidenan yang dipindahkan ke Yongsan oleh mantan Presiden Yoon dari Blue House.
Fokus saat ini tertuju pada siapa yang akan ditunjuk sebagai kepala staf kepresidenan, perdana menteri, serta direktur Badan Intelijen Nasional.
Sambutan internasional
Hari pertama Lee juga diperkirakan diisi dengan sejumlah panggilan telepon dari para pemimpin dunia.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, disebut-sebut akan menjadi salah satu yang pertama memberikan ucapan selamat.
Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, telah menyampaikan selamat kepada Lee dan menyatakan kesiapan menjalin kerja sama erat.
“Aliansi Washington dengan Seoul sangat kuat,” kata Rubio dalam pernyataan resminya. Ia menekankan nilai-nilai bersama dan hubungan ekonomi yang mendalam antara kedua negara.
Kemenangan Lee disambut optimistis oleh sebagian masyarakat Korsel. Salah satunya Noh Min-young (20), yang aktif memprotes upaya darurat militer Yoon. Ia menyebut hasil pemilu ini membawa harapan.
“Saya senang sekarang. Tidak ada risiko hasil pemilu dibatalkan, dan marginnya cukup untuk tidak kehilangan momentum dalam memberantas pemberontakan atau menerapkan kebijakan,” ujar Noh kepada AFP.
Namun, sejumlah analis menilai kemenangan Lee lebih disebabkan oleh kelemahan lawannya.
Kim Moon-soo dianggap gagal menggalang dukungan karena terjebak konflik internal di kubu konservatif serta munculnya kandidat pihak ketiga.
Profesor Sosiologi dari Universitas Stanford, Gi-Wook Shin, mengatakan kepemimpinan Lee kemungkinan akan membawa arah baru dalam kebijakan luar negeri Seoul.
“Lee diharapkan memprioritaskan aliansi dengan Amerika Serikat sekaligus mengupayakan keterlibatan dengan China dan Korea Utara,” katanya.
Pendekatan ini dipandang sebagai pembeda dari kebijakan para presiden sebelumnya, yang lebih menitikberatkan pada hubungan bilateral dengan AS dan Korea Utara secara terpisah.
Tag: #myung #presiden #baru #korsel #janji #damai #dengan #korut