Rusia Ogah Dipaksa Berdamai dengan Ukraina Sesuai Keinginan Zelensky
"Keengganan Zelensky untuk membuat kesepakatan merupakan kesalahan fatal," kata Dmitry Peskov pada Rabu (25/9/2024) mengenai pidato presiden Ukraina di Dewan Keamanan PBB pada hari sebelumnya.
Zelensky mengatakan perang Rusia-Ukraina tidak dapat dihentikan melalui perundingan dan apa yang dibutuhkan adalah memaksa Rusia untuk berdamai.
“Putin telah melanggar begitu banyak norma dan peraturan internasional sehingga dia sendiri tidak akan berhenti. Rusia hanya bisa dipaksa untuk berdamai, dan inilah yang dibutuhkan – untuk memaksa Rusia melakukan perdamaian, sebagai satu-satunya agresor dalam perang ini, satu-satunya pelanggar Piagam PBB,” kata Zelensky dalam pidato di hadapan Dewan Keamanan PBB pada Selasa (24/9/2024).
Menurut Dmitry Peskov, pernyataan itu adalah kesalahan fatal bagi rezim Kyiv, seperti diberitakan Novaya Gazeta.
"Rusia adalah pendukung perdamaian. Namun dengan syarat memastikan dasar-dasar keamanannya dan memenuhi tugas-tugas yang dihadapi operasi militer khusus," katanya, merujuk pada invasi Rusia di Ukraina.
“Menurut pandangan saya, sikap seperti itu (keengganan membuat kesepakatan) adalah kesalahan fatal, kesalahan sistemik. Ini adalah kesalahpahaman yang mendalam, yang akan berdampak pada rezim Kyiv,” imbuhnya.
Dmitry Peskov dengan tegas menolak tuduhan Zelensky tentang dugaan pelanggaran Piagam PBB oleh Rusia, dengan menyatakan Rusia bertindak sesuai dengan hukum internasional.
"Rusia dengan tegas menentang penggunaan standar ganda dalam penafsiran hukum internasional, yang mana hal tersebut terkenal di Inggris dan AS," katanya, seperti diberitakan Interfax.
Mengenai situasi di sekitar kota Vuhledar di Ukraina, tempat bentrokan sengit baru-baru ini terjadi, Dmitry Peskov menandainya sebagai hal positif bagi Rusia.
Sementara itu, terkait kesepakatan gandum untuk ekspor makanan Ukraina melalui Laut Hitam, Dmitry Peskov menyatakan tidak ada dialog untuk melanjutkannya.
Ia mengatakan perjanjian itu diakhiri karena pihak ketiga mengabaikan tugas mereka, khususnya yang menyangkut Rusia.
Turki pertama kali menjadi tuan rumah pertemuan antara menteri luar negeri Rusia dan Ukraina di Kota Antalya pada Maret 2022.
Upaya tersebut membuahkan kesepakatan penting gandum Laut Hitam pada tahun 2022, tetapi Rusia tidak memperpanjang perjanjian tersebut setelah Juli 2023, dengan alasan pembatasan ekspor gandum Rusia.
Ketika ditanya mengenai uji coba rudal balistik antarbenua oleh China, Dmitry Peskov mengatakan China sedang mengembangkan angkatan bersenjatanya dan memiliki hak penuh untuk menguji coba rudal.
"China sedang mengembangkan militernya, kami menghormatinya, dan, dalam kontak antara kedua negara kami, termasuk melalui departemen pertahanan, pertukaran informasi yang diperlukan," kata Dmitry Peskov.
Kementerian Pertahanan China sebelumnya mengatakan mereka telah melakukan uji peluncuran rudal balistik antarbenua, yang mendarat di titik yang ditentukan di Samudra Pasifik.
Menurut China, negara-negara regional telah diberitahu tentang uji coba tersebut sebelumnya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Rusia dan Ukraina
Tag: #rusia #ogah #dipaksa #berdamai #dengan #ukraina #sesuai #keinginan #zelensky