Warga Israel Terima Pesan Berantai Diduga Serangan Siber Iran, Perang Psikologis Berlanjut
Ilustrasi warga Israel terima pesan berantai. 
07:10
19 September 2024

Warga Israel Terima Pesan Berantai Diduga Serangan Siber Iran, Perang Psikologis Berlanjut

Pesan berantai berisi teks 'Darurat Palsu' diterima warga Israel sejak Rabu (18/9/2024) kemarin.

Pesan itu muncul setelah Hizbullah mendapat serangan 'pager' diduga dilancarkan intelijen Israel.

Pesan berantan itu menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan serangan siber Iran.

Seperti diketahui Iran adalah sekutu utama kelompok Hizbullah di Lebanon.

Kemungkinan bahwa pesan berantai yang diterima warga Israel tersebut dikirim oleh Iran  karena pasukan pertahanan Israel IDF membantah mengirim pesan tersebut.

Warga Israel di seluruh negeri menerima pesan teks fiktif dengan judul "peringatan darurat" pada Rabu malam, yang meminta mereka untuk meninggalkan tempat mereka berada dan mencari daerah yang dilindungi.

"Kemungkinan bahwa pesan tersebut dikirim oleh pejabat Iran telah menjalani pemeriksaan," KAN News melaporkan setelah pesan tersebut tersebar luas seperti dilansir Jerusalem Post.

Lebih lanjut, IDF menanggapi pesan fiktif tersebut dan mengklarifikasi bahwa mereka tidak mengirimkan pengumuman teks, KAN menambahkan. 

"Pengumuman itu tidak disebarkan atas nama kami. Tidak ada perubahan dalam kebijakan pertahanan Komando Front Dalam Negeri," demikian pernyataan IDF.

Dalam tangkapan layar pesan tersebut, pengirimnya tampak bernama "OREFAlert," mirip dengan nama Komando Front Dalam Negeri dalam bahasa Ibrani—Pikud Haoref.

Pesan teks yang diterima oleh warga Israel berisi sebuah tautan dan di atasnya, dengan kata-kata yang salah eja, tertulis, "Anda harus memasuki kawasan yang dilindungi."

Menurut Walla Technology, ini adalah upaya untuk menciptakan kepanikan di masyarakat dan merupakan taktik perang psikologis. 

Serangan balik dari serangan siber?

Pesan yang dikirim pada Rabu malam itu menyusul serangkaian serangan siber terhadap teroris Hizbullah di Lebanon, yang terjadi pada Selasa dan Rabu dan mengakibatkan ledakan pager di Lebanon.

Media Lebanon melaporkan ratusan orang terluka pada hari Rabu akibat ledakan tersebut dan 14  orang tewas, menurut menterian Kesehatan Lebanon.

Baca juga: Pager Hizbullah Meledak, Iran Tuduh Israel Lakukan Pembunuhan Massal, Kutuk Aksi Rezim Zionis

Hizbullah menuduh Israel sebagai penyabotase, sementara Yerusalem tetap bungkam mengenai isu tersebut.

Namun beberapa media asing melaporkan bahwa Mossad dan intelijen IDF berada di baliknya.

Menhan Israel Senang

Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant secara eksplisit memuji intelijen Israel Mossad, beserta seluruh lembaga pertahanan, atas pencapaian besar terkait serangan pager Lebanon.

Dia mengatakan bahwa mereka memasuki "fase baru" perang dengan Hizbullah.

"Kami sedang membuka babak baru dalam perang - ini membutuhkan keberanian, tekad dan ketekunan dari kami," katanya seperti dikutip  Reuters .

Sementara itu, Kepala Angkatan Darat Israel Herzi Halevi mengatakan bahwa mereka memiliki banyak "kemampuan" yang "belum mereka aktifkan".

"Kami merencanakan ke depan secara bertahap. Pada setiap tahap, harga yang dibayarkan oleh Hizbullah harus tinggi," katanya.

Ledakan pager yang digunakan anggota Hizbullah juga melukai lebih dari 2.750 orang.

Setidaknya 14 orang tewas dan lebih dari 450 orang terluka setelah pager  dan perangkat elektronik lainnya yang digunakan oleh anggota Hizbullah meledak pada hari Rabu, sehari setelah ledakan pager.

Pasukan keamanan internal Lebanon mengatakan sejumlah perangkat komunikasi nirkabel diledakkan di seluruh negeri pada hari Selasa, terutama di pinggiran selatan Beirut, basis Hezbollah. Pimpinan Hezbollah menuduh bahwa itu adalah "pelanggaran Israel" terhadap komunikasinya.

Mossad, badan mata-mata Israel, dilaporkan menanam bahan peledak di dalam pager yang diimpor oleh Hizbullah.

Namun, seorang pembuat pager Taiwan membantah telah memproduksi perangkat pager yang meledak dalam serangan berani yang meningkatkan prospek perang skala penuh antara Hizbullah yang didukung Iran dan Israel.

Khususnya, Hizbullah telah menginstruksikan anggotanya untuk menghindari ponsel setelah perang Israel-Hamas dimulai pada Oktober tahun lalu dan sebaliknya mengandalkan sistem telekomunikasinya sendiri untuk mencegah pelanggaran Israel.

Editor: Hasanudin Aco

Tag:  #warga #israel #terima #pesan #berantai #diduga #serangan #siber #iran #perang #psikologis #berlanjut

KOMENTAR