Serangan Militer Israel, Jenin di Ambang Bencana
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan, kamp pengungsi di Jenin, Tepi Barat, sedang berada di ambang bencana.
Peringatan ini disampaikan pada Selasa (4/2/2025) setelah serangkaian serangan besar-besaran oleh militer Israel yang dimulai pada 21 Januari 2025, pasca gencatan senjata Gaza pada 19 Januari 2025.
Militer Israel mengeklaim, serangan tersebut bertujuan untuk membasmi kelompok bersenjata Palestina yang telah lama beroperasi di wilayah Jenin.
Menurut laporan dari kantor berita AFP, tentara Israel menyatakan telah menewaskan sedikitnya 50 anggota kelompok bersenjata sejak operasi dimulai.
Namun, Kementerian Kesehatan Palestina di Ramallah melaporkan jumlah korban tewas akibat serangan tersebut mencapai 70 orang sejak awal tahun.
Operasi militer ini juga mengakibatkan kerusakan parah pada bangunan-bangunan di kamp pengungsi di sekitar Jenin.
"Kamp tersebut menuju arah bencana," ujar juru bicara UNRWA, Juliette Touma, kepada wartawan di Jenewa.
Lebih lanjut, Touma menjelaskan ledakan yang terjadi pada Minggu itu bertepatan dengan waktu anak-anak seharusnya kembali ke sekolah.
"Berkaitan dengan UNRWA, 13 sekolah di kamp dan daerah sekitarnya masih ditutup. Hal itu memengaruhi 5.000 anak di daerah itu," jelasnya.
Touma juga mengungkapkan, layanan UNRWA di kamp Jenin telah terputus selama beberapa bulan dan berhenti total pada awal Desember 2024.
UNRWA mencatat, mereka tidak menerima peringatan sebelumnya mengenai ledakan tersebut, karena kontak antara staf mereka dan otoritas Israel telah dilarang.
Larangan tersebut diberlakukan setelah Israel menuduh UNRWA memberikan perlindungan bagi anggota Hamas, dengan undang-undang yang memutuskan hubungan dengan badan tersebut mulai berlaku pada Kamis.
Kebijakan ini diperkirakan akan menghambat layanan vital UNRWA setelah 15 bulan perang di Gaza.
Selain itu, badan tersebut juga dilarang beroperasi di wilayah Israel, dan kontak antara UNRWA dan pejabat Israel telah dilarang.