Nasib Apes, Pasukan Israel Berniat Serang Lebanon, tapi Malah Lebih Dulu Diserang Hizbullah
Serangan Hizbullah pada hari Selasa, (22/1/2024), itu menargetkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang berada di baratk Zar’it.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan Hizbullah, pihaknya menyerang IDF dengan rudal. Dilaporkan ada korban luka dalam serangan itu.
Dikutip dari Al Manar, sebelumnya pada hari Minggu, Hizbullah juga menembakkan rudal di barak Biranit.
Kemudian, Hizbullah menyerang pos militer Ruweisat al-Qarn yang berada di wilayah Lebanon yang kini diduduki Israel.
Kelompok militan asal Lebanon itu selanjutnya menggempur pos militer Hadab al-Bustan.
Tak hanya itu, Hizbullah juga meluncurkan rudal ke arah permukiman Avivim di Israel untuk membalas serangan udara Israel ke permukiman warga sipil di Lebanon selatan.
Hizbullah bertekad terus dukung Gaza
Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyed Hasan Nasrallah menegaskan pihaknya akan terus membantu Gaza.
Dalan suratnya yang dibacakan wakilnya pada forum “Gaza, Simbol Perjuangan”, Nasrallah menyinggung pentingnya memobilisasi kemampuan umat Islam untuk mendukung perjuangan Palestina.
Dia menyebut kekalahan di pihak Israel saat ini jauh lebih parah daripada kekalahan yang diderita Israel saat Perang Enam Hari tahun 1967 silam.
Nasrallah berujar perjuangan warga Gaza akan mengarah kepada kemenangan melawan Israel.
Kemudian, dia menegaskan bahwa perjanjian antara sejumlah negara Arab dan Israel ditujukan untuk memicu perpecahan pada umat Islam dan menargetkan perjuangan Palestina.
Dia mengklaim serangan Hamas yang dijuluki Operasi Banjir Al-Aqsa telah mengubah itu semua.
Menurut Nasraallah, pembantaian yang dilakukan Israel di Gaza bertujuan untuk melenyapkan seluruh jejak kekalahan Israel dalam serangan tanggal 7 Oktober lalu.
Kata dia, perlawanan adalah satu-satunya cara untuk menghadapi Israel.
Mimpi buruk Israel tentang serangan Hizbullah
Media Israel menyebut seorang komandan militer Israel telah mengungkapkan mimpi buruknya perihal konflik Hizbullah-Israel.
Mimpi buruk itu ialah pasukan elite Radwan miliki Hizbullah menyerbut Galilea.
Adapun komandan itu bernama Brijen Shay Klapper yang memimpin Divisi Galilea Israel.
Klapper telah memperingatkan Komandan Direktorat Intelijen Militer Israel, Mayjen Aharon Haliva, beberapa bulan sebelum Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa.
Dia menyebut divisinya tidak punya cukup tentara untuk melawan jika Hizbullah melancarkan serangan tiba-tiba ke Galilea.
Klapper dan Haliva pun terlibat dalam perselisihan. Keduanya kemudian ditengkan oleh pejabat militer yang paling senior.
Menurut Klapper, jika ada serangan tiba-tiba, “misi melindungi warga Israel di utara” hanya akan sia-sia.
Sementara itu, Haliva tidak mempercayai pernyataan Klapper. Dia menyebut jika serangan itu benar-benar terjadi, dia dan pejabat lainnya akan mengundurkan diri.
Israel diprediksi akan kalah lagi
Intelijen Amerika Serikat (AS) memprediksi Hizbullah bakal menang lagi dalam melawan Israel jika perang besar di antara keduanya kembali terjadi.
Sebelumnya, perang Israel-Hizbullah pernah meletus tahun 2006 silam dan berakhir dengan kemenangan kelompok asal Lebanon itu.
Adapun saat ini Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memberikan sinyal bahwa dia berencana mengobarkan perang besar melawan Hizbullah di perbatasan Israel-Lebanon.
Sinyal perang itu membuat khawatir AS yang menjadi sekutu dekat Israel. AS takut Israel malah membuat blunder.
Israel hanya memiliki jumlah pasukan kecil ketika situasi sedang damai. Negara itu mengandalkan tentara cadangan ketika muncul konflik bersenjata atau perang.
“Jika akan Israel melakukannya, perkiraan rahasia terbaru dari DIA menyebutkan Israel akan susah menang karena aset dan sumber daya militernya akan terlalu sedikit dikerahkan lantaran adanya konflik di Gaza,” kata Washington Post dengan mengutip dua pejabat AS secara anonim.
Kini, Israel tengah melawan Hamas di Gaza. Israel sudah bersumpah akan melenyapkan Hamas, tetapi sampai sekarang belum terwujud.
(Tribunnews/Febri)
Tag: #nasib #apes #pasukan #israel #berniat #serang #lebanon #tapi #malah #lebih #dulu #diserang #hizbullah