2 Navy SEALs yang Hilang di Teluk Aden Dinyatakan Meninggal, Pencarian Dihentikan
Pasukan khusus Angkatan Laut Siprus dan US Navy SEALs mengambil bagian dalam latihan penyelamatan gabungan AS-Siprus di pelabuhan kota pelabuhan Limassol di Siprus selatan pada 10 September 2021. 
11:00
22 Januari 2024

2 Navy SEALs yang Hilang di Teluk Aden Dinyatakan Meninggal, Pencarian Dihentikan

Dua anggota pasukan khusus Angkatan Laut Amerika Serikat atau Navy SEALs, dinyatakan meninggal setelah hilang selama 10 hari di Teluk Aden dekat Somalia.

Dilansir ABC News, United States Central Command (CENTCOM) mengumumkan militer AS telah menghentikan pencarian selama 10 hari yang melelehakan sejak hilangnya 2 Navy SEALs itu pada 11 Januari lalu.

“Kami berduka atas kehilangan dua prajurit Perang Khusus Angkatan Laut kami, dan kami akan selamanya menghormati pengorbanan dan teladan mereka."

"Doa kami menyertai keluarga, teman, Angkatan Laut AS, dan seluruh komunitas Operasi Khusus SEALs selama masa ini,” ujar Jenderal Michael Erik Kurilla, komandan CENTCOM pada Minggu (21/1/2024) malam waktu setempat.

Para pejabat militer mengatakan bahwa AS, Jepang dan Spanyol menggunakan semua sumber daya udara dan laut untuk mencari korban.

Mereka telah mencari SEALs yang hilang di lebih dari 21.000 mil persegi, di teluk di lepas pantai Somalia, tetapi tidak berhasil.

“Untuk menghormati keluarga, tidak ada informasi lebih lanjut yang akan dirilis saat ini,” kata CENTCOM.

Dilaporkan sebelumnya, dua anggota SEALs itu terjun ke perairan pada 11 Januari malam dalam misi untuk mencegah dhow yang diduga membawa senjata buatan Iran untuk militan Houthi di Yaman, kata para pejabat militer.

Dhow yang membawa komponen rudal, diduga dikirim oleh Iran untuk kelompok Houthi Dhow yang membawa komponen rudal, diduga dikirim oleh Iran untuk kelompok Houthi (USCENTCOM)

Dhow adalah kapal penangkap ikan atau kapal kargo kecil yang terkadang digunakan oleh Iran untuk menyelundupkan senjata.

Saat sebuah kapal kecil Angkatan Laut mendekati dhow tersebut pada 11 Januari, salah satu SEALs terjatuh ke perairan yang deras.

Sesuai protokol, SEALs kedua terjun ke dalam air dalam upaya penyelamatan, menurut para pejabat.

Anggota SEALs lainnya melanjutkan misi di dhow tersebut dan menyita suku cadang rudal balistik dan jelajah serta hulu ledak buatan Iran.

Rudal tersebut serupa dengan yang digunakan oleh Houthi di lebih dari 30 serangan terhadap kapal komersial di Laut Merah dan Teluk Aden, kata para pejabat.

Kelompok Houthi mengatakan serangan mereka adalah respons terhadap pemboman Israel di Gaza yang kini sudah menewaskan lebih dari 25 ribu orang.

Selama bertahun-tahun, Angkatan Laut AS telah mencegat kapal-kapal di Teluk Aden yang diduga membawa senjata buatan Iran ke kelompok Houthi.

Selama misi ini, tim biasanya menarik kapal-kapal tersebut dengan kapal air kecil untuk melakukan misi "verifikasi bendera" jika kapal tersebut tidak berbendera atau telah mengganti benderanya untuk menutupi penyelundupannya.

SEALs beroperasi dari kapal USS Lewis B Puller, sebuah pangkalan laut ekspedisi dan kapal barang yang dilengkapi dengan dek pendaratan untuk helikopter dan mampu melepaskan perahu kecil.

“Pada musim dingin, kondisi laut biasanya berada pada ketinggian 8-12 kaki,” kata Eric Oehlerich, kontributor ABC News sekaligus pensiunan komandan SEALs.

Menurut Oehlerich, kondisi air tinggi tersebut meningkatkan risiko naik kapal pada malam hari, yang dilakukan dalam kegelapan pekat.

Ia menyebut tugas itu sebagai salah satu misi tersulit SEALs yang memerlukan pelatihan terus-menerus.

"Anda mempunyai risiko perahu Anda terbalik jika berdekatan dengan kapal yang lebih besar, Anda harus memasang titik tangga yang kokoh, Anda harus menaiki tangga pada malam hari di atas lautan terbuka di antara dua kapal -- mereka saling bertabrakan -- - dan kemudian naik ke kapal," katanya.

“Dan kemudian masalah Anda dimulai dengan apa yang akan Anda lakukan, dengan siapa pun yang berada di kapal itu,” tambahnya.

Komponen yang disita militer AS Komponen yang disita militer AS (USCENTCOM)

Penyitaan pada tanggal 11 Januari itu juga menjadi pertama kalinya sejak November 2019 ketika Angkatan Laut AS menyita komponen rudal balistik dan rudal jelajah buatan Iran yang diyakini ditujukan untuk kelompok Houthi.

Militer mengatakan 14 pelaut yang berada di kapal dhow tersebut telah diturunkan dari kapal dan berada dalam tahanan AS, meskipun nasib mereka ke depannya masih belum jelas.

Setelah mereka diturunkan dari dhow, kapal tersebut dianggap tidak aman dan ditenggelamkan oleh pasukan angkatan laut.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Editor: Sri Juliati

Tag:  #navy #seals #yang #hilang #teluk #aden #dinyatakan #meninggal #pencarian #dihentikan

KOMENTAR