Warga Kota Yashio Terkena Dampak Sinkhole Besar di Jepang
Tim SAR berhasil menarik keluar bodi truk yang terperosok masuk lubang besar atau sinkhole di Kota Yashio, Prefektur Saitama, Jepang, Rabu (29/1/2025). Sopir truk hingga saat ini belum ditemukan.(JIJI PRESS via AFP)
16:42
31 Januari 2025

Warga Kota Yashio Terkena Dampak Sinkhole Besar di Jepang

Lubang jalan atau sinkhole di Kota Yashio, Prefektur Saitama, Jepang, semakin melebar.

Dari lebar awal 10 meter, saat ini diameternya telah mencapai lebih dari 20 meter.

Menurut laporan dari The Straits Times pada Jumat (31/1/2025), peningkatan ukuran sinkhole ini disebabkan oleh runtuhan tambahan yang terjadi pada lubang tersebut pada Kamis (30/1/2025) pagi.

Hingga saat ini, seorang pengemudi truk berusia 70-an yang jatuh ke dalam lubang tersebut masih belum diselamatkan, sementara petugas pemadam kebakaran dan tim penyelamat lainnya bersiap untuk melanjutkan upaya mereka.

Lubang yang terbentuk diyakini terkait dengan kerusakan pada pipa saluran pembuangan yang berada di bawah jalan.

Sebagai langkah pencegahan, pemerintah prefektur telah mengeluarkan imbauan kepada penduduk di 12 kota dan desa di bagian timur prefektur, termasuk sebagian Kota Saitama, untuk tidak mencuci dan mandi, yang dapat menghasilkan air limbah rumah tangga.

Sekitar 1,2 juta orang terpengaruh oleh pemberitahuan tersebut, dan mereka diminta untuk mengurangi penggunaan air yang menghasilkan limbah.

Selain itu, pemerintah juga mengambil langkah-langkah untuk menyedot limbah dan membuangnya ke pipa saluran pembuangan lainnya.

Untuk mencegah limbah meluap, pada malam 29 Januari, pemerintah mulai membuang limbah darurat dari stasiun pompa di Kasukabe, Prefektur Saitama, ke Sungai Niigata, yang terhubung ke Sungai Naka, setelah menambahkan klorin.

Pipa saluran pembuangan yang mengalami kerusakan memiliki diameter 4,75 meter dan terbuat dari beton.

Pipa tersebut telah digunakan sejak 1983, dengan masa pakai beton biasanya mencapai 50 tahun.

Inspeksi visual dilakukan setiap lima tahun sekali, dan inspeksi terbaru pada tahun fiskal 2021 menyatakan tidak diperlukan perbaikan segera untuk pipa yang mungkin menyebabkan insiden ini.

Pemerintah prefektur meyakini bahwa hidrogen sulfida adalah penyebab utama pipa pecah.

Limbah yang mengalir melalui pipa saluran pembuangan mengandung bahan organik seperti kotoran dan sampah dapur.

 

"Ketika terjadi penyumbatan pada pipa saluran pembuangan, jika tidak ada oksigen, aktivitas bakteri menghasilkan hidrogen sulfida dari bahan organik," jelas Dr. Hiroaki Morita, seorang profesor di Departemen Teknik Sipil Universitas Nihon dan pakar sistem pembuangan limbah.

Menurutnya, hidrogen sulfida dapat berubah menjadi asam sulfat saat bersentuhan dengan udara di dalam pipa, yang dapat merusak beton.

Tag:  #warga #kota #yashio #terkena #dampak #sinkhole #besar #jepang

KOMENTAR