Salwan Momika, Pria Pembakar AlQuran di Swedia Dilaporkan Tewas Ditembak saat Live TikTok
Salwan Momika (semasa hidup) berdiri di luar Kedutaan Besar Irak, Stockholm, pada 20 Juli 2023, setelah berencana membakar Alquran dan bendera Irak. (The New York Times)
09:03
31 Januari 2025

Salwan Momika, Pria Pembakar AlQuran di Swedia Dilaporkan Tewas Ditembak saat Live TikTok

Salwan Momika, seorang imigran Irak yang memicu protes besar Muslim di dunia setelah membakar Alquran di Stockholm pada 2023, tewas akibat penembakan pada Rabu (29/1/2025) malam. Polisi Swedia mengonfirmasi bahwa tubuh Momika ditemukan di kota Södertälje, yang terletak tidak jauh dari Stockholm. Kabarnya, Momika tengah melakukan siaran langsung di media sosial TikTok dan kemudian ditembak.

Dalam pernyataan resmi yang dilansir dari The New York Times, polisi menyebutkan bahwa mereka telah membuka penyelidikan pembunuhan dan menangkap lima orang yang diduga terlibat dalam kejadian tersebut.

Sebagai informasi, Momika dikenal luas karena aksi pembakaran Alquran yang dilakukan di luar sebuah masjid pada salah satu hari suci umat Islam pada 2023 lalu. Aksi ini memicu kemarahan besar dari umat Muslim di seluruh dunia, termasuk di Swedia.

Salwan Momika mengeklaim bahwa tujuan dari tindakannya adalah untuk meningkatkan kesadaran mengenai perlakuan buruk terhadap minoritas Kristen oleh kelompok Islamis di beberapa wilayah. “Tujuan saya bukan untuk menyerang umat Muslim, tetapi untuk mengkritik ajaran dalam Al-Qur’an,” ungkapnya dalam berbagai kesempatan, seperti dikutip dari Al Arabiya News, Kamis (30/1/2025).

Sebagai imigran Irak yang datang ke Swedia pada 2018, Momika mendapat izin tinggal selama tiga tahun pada 2021. Ia sering kali menggunakan kebebasan berbicara di Swedia untuk mengadakan demonstrasi yang mengkritik Islam. “Saya ingin melindungi masyarakat Swedia dari pesan-pesan dalam Alquran,” tambahnya.

Meskipun Salwan Momika memperoleh izin untuk mengadakan demonstrasi, izin tersebut tidak mencantumkan larangan terhadap pembakaran benda-benda, termasuk Alquran. Hal ini memunculkan pertanyaan mengenai bagaimana hukum Swedia menyeimbangkan kebebasan berbicara dengan perlindungan terhadap simbol-simbol keagamaan yang dianggap suci oleh sebagian besar umat Muslim.

Pada Kamis pagi (30/1/2025), Momika dijadwalkan untuk menghadiri sidang di Pengadilan Distrik Stockholm. Ia dihadapkan pada dakwaan menghasut kebencian rasial akibat tindakannya yang membakar Alquran. Namun, dengan kematiannya, sidang tersebut ditunda. “Kami tidak memiliki informasi mengenai kapan dan bagaimana kematiannya,” kata Hakim Göran Lundahl dari pengadilan tersebut.

Penyelidikan terhadap kematian Momika masih berlangsung. Melansir The New York Times, Kamis (30/1), polisi Swedia menemukan korban dengan luka tembak dan kemudian mengonfirmasi bahwa pria tersebut adalah Salwan Momika. Saat ini, penyelidikan mengenai pembunuhan ini sedang berjalan, dan pihak berwenang telah menangkap lima tersangka terkait kasus ini.

Pihak berwenang Swedia mengungkapkan bahwa mereka tidak dapat menghentikan aksi Momika karena kebebasan berbicara yang dijamin oleh hukum negara. Walaupun mereka mengutuk tindakan anti-Muslim tersebut, otoritas Swedia berpegang pada prinsip kebebasan berpendapat yang menjadi bagian dari undang-undang mereka.

Namun, banyak pihak yang menyayangkan bahwa tindakan Momika dapat melanggar batasan etika dalam konteks kebebasan berekspresi, khususnya yang terkait dengan simbol-simbol keagamaan yang sangat dihormati oleh banyak orang.

Dengan latar belakang ini, peristiwa tewasnya Salwan Momika menambah ketegangan lebih lanjut mengenai masalah kebebasan berbicara, toleransi agama, dan peran hukum di negara-negara Barat. Seiring berjalannya penyelidikan, akan menarik untuk melihat bagaimana peristiwa ini dapat memengaruhi kebijakan terkait kebebasan berekspresi dan simbol-simbol keagamaan masa depan.

Editor: Edy Pramana

Tag:  #salwan #momika #pria #pembakar #alquran #swedia #dilaporkan #tewas #ditembak #saat #live #tiktok

KOMENTAR