Sosok Kenta Pujarjo Ohmae, Produser Program Televisi di Jepang Pertama Beribu Orang Indonesia
Kenta Pujarjo Ohmae, mantan Produser Program terkenal TV TBS Jepang. Ibu kelahiran Sumatera Barat, Yanti Pujarjo dan ayah warga Jepang. 
14:50
27 Januari 2025

Sosok Kenta Pujarjo Ohmae, Produser Program Televisi di Jepang Pertama Beribu Orang Indonesia

- Seorang  mantan Produser program TV terkenal Jepang dari TV TBS ternyata keturunan orang Indonesia.

Kenta Pujarjo Ohmae yang lahir 11 April 1995 lahir dari rahim perempuan asal Indonesia Yanti Pujarjo yang menikah dengan warga Jepang

"Saya baru ke luar dari TV TBS tahun lalu dan kini freelance di Abema TV karena mau bebas menciptakan karya saya sendiri Border Death Road, dokumentasi perjalanan orang perbatasan misalnya dari Meksiko menuju Amerika Serikat, bagaimana penderitaan yang mereka alami selama ini," papar Kenta, panggilan sehari-harinya, khusus kepada Tribunnews.com siang ini (27/1/2025).

Perjuangan hidup dan kenyataan yang menarik itu menjadikan idenya menciptakan program acara TV Abema yang disiarkan sejak November sampai dengan akhir Januari 2025 ini.

Acara tersebut bisa dilihat lewat Youtube.

Perjuangan hidup itu juga tampaknya berasal dari melihat kehidupan dua perbedaan budaya yang besar antara ayah dan ibunya yang berasal dari tempat berbudaya Islam kuat Padang Sumatera Barat, sementara ayahnya Budha warga Jepang asli.

"Kehidupan tidak mudah dari dua budaya berbeda tetapi tetap harus bisa diatasi dengan melewati pagar pembatas yang ada. Dari situlah ide muncul."

Sebelumnya Kenta juga membuat program di TV TBS yang sangat terkenal dengan judul Bagaimana Kastil Malam Yang Berputar, dengan cerita memencet bel rumah orang di malam hari menanyakan apa yang mereka perbuat di malam hari.

Program TV TBS yang dibuatnya tersebut sangat populer di Jepang sejak 2022 selama dua tahun yang kemudian berhenti karena Kenta mengundurkan diri dari TV TBS yang dimasukinya sejak 2018 setelah lulus dari Universitas Hosei dan SMA di Osaka.

"Saat saya sebelum tidur selalu memandangi banyak rumah masih menyala lampunya di malam hari dan kelihatan mereka tetap bekerja. Itu yang membuat saya juga semakin semangat bekerja sampai malam dan timbul keinginan tahuan saya ngapain saja orang itu sampai malam.

Maka  muncullah ide pembuatan program acara tersebut. Syukurlah semua berjalan lancar, tidak ada yang melaporkan saya ke polisi malam-malam nge-bel rumah orang, karena kita perkenalkan dulu identitas kita sebelumnya kepada yang punya rumah," katanya.

Bulan depan Kenta juga berencana untuk ke Amerika Latin dan merika Serikat untuk melihat kemungkinan program baru TV nya yang lain lagi.

Lalu bagaimana dengan Indonesia di mana ibunya berasal dan tentu ikut mempengaruhi kehidupannya?

"Saya sangat suka Indonesia kampung halaman saya juga walaupun saya dilahirkan di Osaka," paparnya.

Sempat beberapa bulan di Jakarta dan sempat bekerja di Rajawali TV di Indonesia tiga bulan.

"Kaget saya melihat Jakarta sangat maju sama seperti Tokyo saat ini, bersih dan tertata baik sekali, perekonomian juga tampak maju," katanya.

Di masa depan kalau ada kesempatan kerja yang baik di Jakarta bukan tidak mungkin kembali bekerja di Jakarta Indonesia.

"Namun walaupun saya sudah berhenti dari TBS TV dalam kontrak menuliskan kemungkinan saya dapat balik lagi ke TV TBS. Mungkin saya tidak balik ke sana."

Karya-karyanya di masa depan buatannya sendiri mengenai dokumentasi kehidupan menjadi fokus perhatian nya saat ini.

Bagaimana dengan pacar?

"Saya punya pacar juga orang Jepang kini bekerja di Australia di bidang administrasi di sana. Ya kita sebenarnya juga sudah memikirkan menikah, tapi nantilah karena saya masih fokus bekerja di usia hampir 30 tahun ini."

Bahasa Indonesianya sudah banyak yang lupa karena tidak digunakan.

Ibunya seringkali menggunakan bahasa Jepang dalam komunikasi dengannya. 

Namun pembicaraan dalam bahasa Indonesia sedikit-sedikit masih bisa dimengerti olehnya karena ibunya kadang juga mengucapkan bahasa Indonesia kepadanya.

"Kalau ada pekerjaan yang baik bagi saya di Indoenesia tentu saya akan pertimbangkan lebih lanjut nantinya. Tapi kini masih fokus ke pekerjaan perjalanan hidup di Amerika Latin, Amerika, Thailand dan Myanmar pernah diliput juga."

Diskusi mengenai Kenta dilakukan oleh kelompok Pencinta Jepang yang bisa gabung gratis lewat email:  [email protected]. (Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang)

 

Editor: Eko Sutriyanto

Tag:  #sosok #kenta #pujarjo #ohmae #produser #program #televisi #jepang #pertama #beribu #orang #indonesia

KOMENTAR