Jelang Lebaran Waspada DBD, Cari Tau Ciri-ciri Anak saat Terinfeksi
Ilustrasi demam berdarah - Demam Berdarah Dengue atau DBD masih jadi momok menakutkan di masyarakat. Penyakit ternyata paling banyak menyerang anak-anak.  
01:30
8 April 2024

Jelang Lebaran Waspada DBD, Cari Tau Ciri-ciri Anak saat Terinfeksi

-- Demam Berdarah Dengue atau DBD masih jadi momok menakutkan di masyarakat.

Penyakit ternyata paling banyak menyerang anak-anak. 

Dokter Spesialis Anak Konsultan RSUP Dr. Sardjito, m dr. Eggi Arguni, M.Sc., Ph.D., Sp.A(K)., mengatakan jumlah orang yang terinfeksi dapat lebih besar dari pelaporan yang tercatat. 

Mengapa demikian? Hal ini disebabkan karena DBD tidak menunjukkan gejala apapun.

Biasanya mereka hanya mengalami demam yang ringan dan memilih untuk meminum obat penurun panas saja tanpa ada pikiran bahwa dirinya terkena virus demam berdarah

Penting bagi orang tua untuk melakukan upaya preventif sebelum terlambat alias tidak menjadi berat. 

Kenali gejalanya menjadi salah satu bentuk upaya yang dapat dilakukan. 

“Pada anak yang symptomatic atau menunjukkan gejala, kita harus mencurigai virus dengue terutama ketika terdapat demam tinggi yang mendadak dan sifatnya kontinu atau terus-menerus. Ketika mereka diberikan obat penurun panas, biasanya panas tidak akan turun di bawah 38 derajat celcius," ujar dia mengutip laman UGM, Minggu (7/4/2024).

Gejala lainnya disertai tanda-tanda mual, muntah, badan yang lemas, bintik-bintik perdarahan di kulit, serta anak yang tidak terlihat ceria.

Selain itu, orang tua harus menyadari perbedaan respons dari gejala yang timbulkan.

Ketika orang dewasa dapat mengeluhkan nyeri sendi dan otot, anak-anak tidak karena mereka belum memiliki kemampuan untuk dapat mengkomunikasikan sakit yang dirasakan. 

Namun bisa dilihat dari keadaan dimana anak menjadi lebih rewel, tidak nafsu makan dan minum, dan muntah dapat menjadi pertanda bahwa mereka sedang tidak baik-baik saja sehingga harus segera dibawa ke puskesmas terdekat. 

“Pada spektrum infeksi dengue yang lebih berat, disaat jumlah trombositnya sudah rendah, anak dapat mengalami mimisan atau gusi yang berdarah ketika sikat gigi,” tambah dia.

Eggi menyebutkan pula bahwa secara umum, infeksi dengue terbagi menjadi 3 fase, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase penyembuhan.

Pentingnya orang tua dalam menjaga anak dari infeksi virus dengue di musim hujan.

Selain upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan luar dan di dalam rumah dan membersihkan lingkungan untuk menghilangkan sarang nyamuk Aedes aegypti, orang tua juga dapat melakukan upaya pencegahan gigitan nyamuk. 

Misalnya dengan memakaikan pakaian tertutup yang berwarna terang atau menggunakan repelen.

Ketika anak terkena infeksi dengue segera kenali gejala dan segera berobat ke pelayanan kesehatan terdekat sehingga dapat ditangani secara medis. 

Diketahui, populasi Aedes aegypti, yang merupakan vektor (hewan perantara) infeksi dengue, akan meningkat ketika musim hujan.

Pada musim hujan, telur akan terkena sehingga membuatnya menetas. Pada musim hujan juga akan banyak breeding site (tempat perkembangbiakan) akibat air yang tertampung di gelas-gelas plastik, kaleng-kaleng bekas, ban-ban bekas, talang air yang tidak lancar, dan tempat-tempat lain. 

Adanya kemungkinan peningkatan transmisi virus ke manusia perlu diwaspadai oleh masyarakat di musim ini. 

“Terdapat empat stereotip virus dengue, yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4. Secara teori, apabila pada infeksi kedua (infeksi sekunder) kita terinfeksi jenis serotipe virus dengue yang berbeda dari yang pertama, maka ada kemungkinan manifestasi klinisnya akan lebih berat, seperti mengalami kebocoran plasma, hingga shock, bahkan sampai meninggal,” jelas Diagnostic Team Leader World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, sekaligus pengajar di  FK-KMK UGM
 

--

Editor: Eko Sutriyanto

Tag:  #jelang #lebaran #waspada #cari #ciri #ciri #anak #saat #terinfeksi

KOMENTAR