Apakah Omega-3 Baik untuk Otak? Pakar Ungkap Beberapa Hal Ini dan Simak Dalam Penjelasan Berikut
Makanan yang kaya akan omega-3./ freepik/yarunivstudio
16:56
30 Maret 2024

Apakah Omega-3 Baik untuk Otak? Pakar Ungkap Beberapa Hal Ini dan Simak Dalam Penjelasan Berikut

Apakah omega-3 benar-benar memberikan manfaat bagi kesehatan otak Anda? Pertanyaan ini telah menjadi perdebatan yang semakin ramai, terutama dengan peningkatan popularitas suplemen omega-3.

Untuk menjawabnya, mari kita simak pandangan dari beberapa para pakar di bidang ini dan mengeksplorasi apakah omega-3 dapat manfaat yang signifikan bagi otak Anda.

Dilansir dari Time Magazine pada Sabtu (30/3), Simon Dyall, seorang ahli gizi dari Universitas Bournemouth di Inggris mengungkapkan bahwa omega-3 terlibat dalam banyak proses penting di otak kita.

Asam lemak omega-3 dapat mempengaruhi berbagai hal di dalam tubuh, mulai dari gen yang kita miliki sehingga aliran darah di otak.

Jadi, bisa dibilang bahwa tanpa omega-3, otak kita tidak bisa berfungsi dengan baik seperti rumah tanpa bahan bangunan.

Namun, yang masih belum pasti saat ini adalah, apakah mengonsumsi minyak ikan atau jenis suplemen omega-3 lainnya dapat meningkatkan fungsi otak atau menjaga kesehatan otak.

Menurut Aron Barbey, seorang profesor dan direktur Center for Brain Plasticity di University of Illinois di Urbana Champaign, ada banyak bukti bahwa omega-3 dapat memiliki efek yang baik pada otak.

Penelitian Barbey menemukan bahwa kadar tinggi omega-3 dalam darah berkaitan dengan peningkatan fungsi kognitif dan juga volume yang lebih besar pada struktur otak tertentu.

Namun, ia menyatakan bahwa temuan ini hanya bersifat korelasional, artinya tidak dapat disimpulkan bahwa mengonsumsi omega-3 dari makanan atau suplemen secara langsung dapat menghasilkan manfaat tersebut.

Barbey juga mengungkapkan bahwa ia belum melakukan uji coba acak yang dapat membuktikan bahwa omega-3 dari makanan atau suplemen akan menyebabkan perubahan positif dalam cara kerja atau penuaan otak seseorang.

Peneliti lain juga telah melakukan studi intervensi untuk melihat apakah suplemen omega-3 dapat memberikan manfaat bagi fungsi otak. Namun, hasilnya sampai saat ini masih bervariasi.

Salah satu studi yang dilakukan selama dua tahun pada orang dewasa yang sehat menunjukkan bahwa mengonsumsi suplemen harian yang mengandung 500 mg DHA dan 200 mg EPA tidak menghasilkan perubahan signifikan dalam fungsi kognitif dibandingkan dengan kelompok yang diberi plasebo.

Sedangkan studi lain yang dilakukan pada orang dewasa di usia pertengahan yang memiliki kadar omega-3 dalam makanan yang rendah, dan hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada manfaat bagi otak setelah 18 minggu mengonsumsi suplemen EPA dan DHA.

Dr. Matthew Muldoon, seorang profesor kedokteran di University of Pittsburgh, menjelaskan bahwa dalam studi omega-3 pada orang dewasa di usia pertengahan, terdapat keterbatasan waktu penelitian yakni hanya selama empat bulan saja.

Hal ini menyebabkan hasil studi belum memberikan kesimpulan yang pasti mengenai manfaat omega-3 terhadap kesehatan otak.

Kemungkinan, dibutuhkan waktu lebih lama bagi omega-3 untuk memberikan dampak pada sel-sel otak, atau mungkin asupan omega-3 sejak usia muda akan berpengaruh pada kesehatan otak di masa dewasa.

Meskipun demikian, beberapa studi menunjukkan bahwa orang dewasa yang menderita depresi dan mengonsumsi obat resep dapat merasakan peningkatan suasana hati dengan mengonsumsi suplemen omega-3 yang kaya akan EPA. Namun, efek ini tidak terlihat pada orang yang tidak menderita depresi.

Meskipun omega-3 merupakan suplemen yang populer dan dianggap penting untuk kesehatan otak, masih terdapat ketidakpastian mengenai efektivitasnya dalam meningkatkan fungsi kognitif dan menjaga kesehatan otak.

Meskipun beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan antara tingkat omega-3 dalam darah dengan peningkatan fungsi kognitif dan struktur otak tertentu, bukti yang ada masih bersifat korelasional dan tidak menunjukkan bahwa mengonsumsi omega-3 secara langsung menyebabkan manfaat tersebut.

Beberapa studi intervensi juga menunjukkan hasil yang bervariasi, dan belum ada kesepakatan mengenai dosis atau jenis omega-3 yang dibutuhkan, serta durasi penggunaan yang optimal.

Oleh karena itu, disarankan untuk mendapatkan omega-3 melalui sumber makanan alami yang sehat daripada melalui suplemen.

Editor: Hanny Suwindari

Tag:  #apakah #omega #baik #untuk #otak #pakar #ungkap #beberapa #simak #dalam #penjelasan #berikut

KOMENTAR