Protein Hewani atau Protein Nabati, Mana yang Lebih Baik Untuk Kesehatan Tubuh?
Ketika seseorang memikirkan protein, telur biasanya jadi makanan pertama yang muncul di benak. Nyatanya, sumber protein dibagi ke dalam protein hewani dan nabati.
Terdapat perdebatan antara protein hewani dan protein nabati yang masih terus berlanjut hingga saat ini.
Protein hewani umumnya dianggap sebagai protein lengkap, mengandung semua asam amino esensial, sedangkan beberapa makanan nabati dianggap tidak lengkap.
Protein sangat penting untuk berbagai fungsi tubuh sebagai bahan pembangun jaringan, otot, organ, enzim, hormon, dan kekebalan yang membantu memperbaiki dan membangun massa otot, mendukung proses metabolisme, dan membuat rasa kenyang.
Tanpa protein yang cukup, seseorang mungkin mengalami kelemahan otot, kelelahan, gangguan fungsi kekebalan tubuh, dan penyembuhan luka yang terlambat.
Menurut Harvard Health Publishing, tunjangan diet yang direkomendasikan (RDA) untuk protein yakni 0,8 gram per kilogram berat badan.
Manfaat protein hewani
“Sumber protein hewani seperti daging tanpa lemak, ikan, telur, dan makanan olahan susu cenderung menjadi sumber protein lengkap yang baik dibandingkan sumber protein nabati,” kata Dokter Manish Itolikar, dilansir Healthshots, Jumat (9/2).
Protein hewani mengandung semua asam amino esensial yang penting untuk membangun dan memperbaiki jaringan, serta mendukung fungsi kekebalan dan produksi hormon.
Selain itu, protein hewani kaya akan nutrisi penting seperti vitamin B12, zat besi, zinc, dan asam lemak omega-3 bagus untuk kesehatan otak, produksi sel darah merah, fungsi kekebalan tubuh, dan vitalitas secara keseluruhan.
Selain itu, protein hewani dapat membantu pengelolaan berat badan dengan meningkatkan rasa kenyang dan mengurangi nafsu makan sehingga dapat membantu mengontrol asupan kalori dan mencegah makan berlebihan.
Secara keseluruhan, mengonsumsi protein hewani dalam jumlah sedang dapat menunjang berbagai fungsi tubuh.
Manfaat protein nabati
Protein nabati seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, lentil, dan biji-bijian sering kali kaya akan serat dikenal dapat membantu meningkatkan pencernaan, meningkatkan rasa kenyang, dan membantu mengatur kadar gula darah.
“Protein nabati biasanya memiliki kandungan lemak jenuh dan kolesterol lebih rendah dibandingkan sumber protein hewani, menjadikannya pilihan menyehatkan jantung dan dapat membantu mengurangi risiko penyakit kardiovaskular,” jelas sang dokter.
Lalu, protein nabati menawarkan beragam nutrisi penting termasuk vitamin, mineral, dan fitonutrien bermanfaat bagi kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Sumber protein mana yang lebih baik?
Protein hewani dan protein nabati berbeda dalam komposisi, sumber, dan dampaknya terhadap kesehatan dan lingkungan.
Protein hewani ditemukan dalam daging, susu, dan telur mengandung semua asam amino esensial dan nutrisi penting seperti vitamin B12 sehingga sering dianggap sebagai protein lengkap.
Namun, ia juga mengandung tingkat lemak jenuh dan kolesterol yang lebih tinggi menjadikannya berkontribusi terhadap masalah kardiovaskular.
Sebaliknya, protein nabati mencakup kacang-kacangan, biji-bijian, dan buah-buahan menawarkan beragam nutrisi misal serat, vitamin, dan mineral.
Meskipun beberapa sumber protein nabati mungkin kekurangan asam amino tertentu, menggabungkan makanan nabati yang berbeda dapat menghasilkan protein lengkap. Pola makan nabati dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung, diabetes, dan kanker tertentu.
Dapat disimpulkan, seseorang bisa mengonsumsi sumber protein nabati dan hewani. Tapi makanlah protein hewani sesekali dan secukupnya.
Selain itu, untuk memastikan seseorang mendapatkan jumlah protein harian yang direkomendasikan dari sumber nabati, padu padankan makanan nabati yang berbeda. Ini menjadi cara terbaik untuk memasukkan kedua jenis protein ke dalam menu makanan harian.
***
Tag: #protein #hewani #atau #protein #nabati #mana #yang #lebih #baik #untuk #kesehatan #tubuh