Mengapa Tubuh Terasa Panas saat Menstruasi? Bukan Selalu Menopause, Ini Pemicu Lainnya!
- Beberapa perempuan mungkin pernah merasakan sensasi panas tiba-tiba di wajah atau tubuh bagian atas saat menstruasi. Kondisi ini sering membuat tidak nyaman dan membingungkan, terutama karena banyak yang mengaitkannya dengan menopause. Namun, sebenarnya sensasi panas atau hot flashes juga bisa muncul sebelum masa menopause, bahkan menjadi tanda adanya kondisi tertentu pada sistem reproduksi atau hormonal.
Dilansir dari Medical News Today, hot flash adalah sensasi panas mendadak yang biasanya dirasakan pada wajah, leher, atau dada bagian atas. Kulit bisa tampak memerah, disertai detak jantung yang cepat, keringat berlebihan, dan perasaan cemas. Meski penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami, para ahli percaya bahwa perubahan kadar hormon, khususnya estrogen, berperan besar terhadap mekanisme pengaturan suhu tubuh.
Sensasi panas ini bisa berlangsung beberapa detik hingga beberapa menit. Beberapa orang merasakannya hanya sesekali, sementara yang lain bisa mengalaminya berulang kali dalam sehari.
Penyebab Hot Flash saat Menstruasi
Salah satu penyebab paling umum hot flash sebelum atau saat haid adalah perimenopause, yaitu masa transisi menuju menopause. Pada fase ini, kadar hormon estrogen dan progesteron mulai berfluktuasi, menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak teratur. Perimenopause biasanya dimulai pada usia 40-an dan dapat berlangsung hingga 10 tahun. Gejalanya meliputi sulit tidur, perubahan suasana hati, sakit kepala, serta kekeringan pada area vagina.
Selain perimenopause, Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) juga dapat menyebabkan gejala serupa. PMDD merupakan bentuk berat dari sindrom pramenstruasi (PMS) yang ditandai oleh depresi, kecemasan, dan gejala fisik seperti mual, nyeri, pembengkakan, serta hot flashes. Biasanya, keluhan muncul satu minggu sebelum menstruasi dan mereda beberapa hari setelahnya.
Kondisi lain yang dapat memicu hot flashes adalah Premature Ovarian Insufficiency (POI), yaitu ketika ovarium berhenti melepaskan sel telur lebih cepat dari seharusnya. POI dapat terjadi pada usia muda dan menimbulkan gejala mirip menopause, termasuk rasa panas mendadak, keringat malam, serta gangguan kesuburan.
Selain tiga kondisi di atas, beberapa faktor lain juga dapat menyebabkan hot flashes, seperti gangguan tiroid (hipertiroidisme), efek samping obat yang memengaruhi hormon, stres berlebih, atau dalam kasus yang sangat jarang, adanya tumor yang menghasilkan hormon tertentu.
Apakah Hot Flash Menandakan Menopause Dini?
Banyak perempuan mulai mengalami hot flashes beberapa tahun sebelum menstruasi berhenti sepenuhnya. Kondisi ini umumnya menandakan perimenopause, bukan menopause dini. Menopause sendiri rata-rata terjadi pada usia 51 tahun, meski ada yang mengalaminya lebih awal, sekitar usia 45 tahun.
Namun, jika seseorang berusia di bawah 40 tahun dan sudah sering mengalami hot flashes, ada kemungkinan mengalami menopause dini. Kondisi ini dialami oleh sekitar 1% perempuan dan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penyakit autoimun, pengangkatan rahim atau ovarium, gangguan endokrin, efek samping pengobatan kanker, infeksi tertentu, atau kebiasaan merokok yang mempercepat penurunan fungsi ovarium.
Cara Mengatasi Hot Flash dan Pilihan Pengobatan
Meskipun hot flash tidak berbahaya, gejala ini bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Penanganan utama adalah mengatasi penyebab dasarnya. Jika hot flash berkaitan dengan perimenopause, menopause dini, atau gangguan hormonal, dokter mungkin akan merekomendasikan terapi yang disesuaikan dengan kondisi individu.
Beberapa perubahan gaya hidup yang disarankan oleh National Institute on Aging (NIA) antara lain:
- Menghindari pemicu seperti kafein, alkohol, dan makanan pedas yang dapat memperparah hot flashes.
- Mengelola stres melalui meditasi, yoga, atau teknik pernapasan dalam.
- Menjaga berat badan ideal karena indeks massa tubuh yang tinggi dapat memperburuk gejala.
- Mengurangi atau berhenti merokok karena rokok dapat mempercepat penurunan hormon estrogen.
Bagi sebagian orang, dokter mungkin akan merekomendasikan terapi hormon untuk menyeimbangkan kadar estrogen, atau obat non-hormonal seperti paroxetine (Paxil) untuk membantu meredakan gejala.
Terapi Alternatif dan Pengobatan Herbal
Selain pengobatan medis, beberapa terapi alami juga telah diteliti untuk membantu mengurangi hot flashes. Akupunktur, misalnya, terbukti mampu menurunkan frekuensi hot flashes hingga lebih dari 30% setelah enam bulan terapi.
Beberapa suplemen herbal seperti St. John’s Wort, licorice root, evening primrose oil, dan black cohosh juga kerap digunakan. Penelitian menunjukkan bahwa tanaman-tanaman ini dapat membantu meredakan frekuensi dan intensitas hot flashes. Namun, penggunaannya harus dengan pengawasan medis karena beberapa di antaranya bisa berinteraksi dengan obat lain atau menimbulkan efek samping pada kondisi tertentu.
Tips Sederhana Menghadapi Hot Flash
Ada beberapa cara mudah untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat hot flashes. Gunakan pakaian berbahan katun atau serat alami agar sirkulasi udara lebih baik. Saat tidur, kenakan pakaian tipis dan siapkan kipas kecil atau pendingin ruangan. Minum air putih yang cukup juga penting untuk mencegah dehidrasi.
Selain itu, hindari stres berlebih dan usahakan tidur cukup setiap malam. Kombinasi gaya hidup sehat dan pengelolaan stres dapat membantu menyeimbangkan hormon secara alami serta mengurangi frekuensi hot flashes.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika seseorang berusia di atas 40 tahun dan mulai mengalami hot flashes secara rutin saat menstruasi, kemungkinan besar itu adalah tanda perimenopause yang wajar. Namun, bila gejala muncul di usia lebih muda, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan tidak ada gangguan hormonal atau kondisi lain yang mendasarinya.
Segera periksakan diri apabila hot flashes disertai gejala lain seperti perubahan berat badan yang drastis, gangguan suasana hati, nyeri panggul, perdarahan menstruasi yang tidak biasa, atau demam. Pemeriksaan menyeluruh dapat membantu menentukan penyebab pasti dan memberikan penanganan yang tepat.
Tag: #mengapa #tubuh #terasa #panas #saat #menstruasi #bukan #selalu #menopause #pemicu #lainnya