Mengapa Gigitan Nyamuk Bikin Gatal dan Bengkak? Pahami Penyebab dan Cara Mencegahnya
Ilustrasi seekor nyamuk (Dok. Stocksy)
11:42
23 Oktober 2025

Mengapa Gigitan Nyamuk Bikin Gatal dan Bengkak? Pahami Penyebab dan Cara Mencegahnya

- Gigitan nyamuk mungkin terlihat sepele, tetapi rasa gatal dan bengkaknya bisa sangat mengganggu. Reaksi ini sebenarnya merupakan cara tubuh melindungi diri dari zat asing yang dibawa oleh nyamuk. Ketika seekor nyamuk menggigit, sistem imun kita segera bereaksi, menghasilkan histamin yang menyebabkan kulit memerah, gatal, dan membentuk bentolan kecil seperti alergi ringan.

Gigitan nyamuk memang menjadi hal yang umum, terutama di daerah tropis. Namun, memahami penyebab di balik rasa gatal ini dapat membantu kita mengatasinya dengan lebih efektif dan mencegah infeksi yang mungkin timbul.

Rasa gatal dan bengkak setelah digigit nyamuk terjadi akibat respon tubuh terhadap air liur nyamuk. Saat kulit tertusuk, sistem kekebalan mengenali air liur tersebut sebagai zat asing dan segera melepaskan histamin untuk menyingkirkannya. Histamin memperlebar pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah di sekitar area gigitan, sehingga muncul peradangan dan pembengkakan.

Selain itu, histamin juga merangsang saraf di kulit yang memicu rasa gatal. Reaksi ini biasanya tidak muncul pada gigitan pertama karena tubuh belum mengenali zat tersebut. Namun, setelah beberapa kali digigit, tubuh mulai "mengenali" air liur nyamuk dan memberikan respon yang sama setiap kali.

Menariknya, tidak semua orang bereaksi sama. Beberapa orang jarang merasa gatal, sementara yang lain mengalami pembengkakan besar setiap kali digigit. Ini bergantung pada sensitivitas sistem imun masing-masing individu.

Mengapa Nyamuk Menggigit Manusia?

Hanya nyamuk betina yang menggigit manusia. Mereka membutuhkan nutrisi dari darah untuk menghasilkan telur dan berkembang biak. Dengan menggunakan bagian mulut tajam berbentuk seperti jarum halus yang disebut proboscis, nyamuk menembus kulit dan mencari pembuluh darah.

Selama proses tersebut, nyamuk menyuntikkan air liur yang mengandung zat antikoagulan agar darah tidak membeku. Tanpa zat ini, mulut nyamuk bisa tersumbat dan ia gagal mengisap darah. Itulah sebabnya air liur nyamuk menjadi pemicu utama reaksi alergi ringan di kulit manusia.

Beberapa faktor dapat menarik perhatian nyamuk, seperti suhu tubuh hangat, aroma keringat, dan kadar karbon dioksida yang tinggi saat kita bernapas. Bahkan, konsumsi alkohol juga dapat membuat seseorang lebih mudah digigit.

Apakah Menggaruk Gigitan Nyamuk Membuatnya Semakin Parah?

Meskipun terasa melegakan, menggaruk gigitan nyamuk justru memperparah rasa gatal. Garukan dapat meningkatkan peradangan di kulit dan merusak jaringan sekitar. Akibatnya, kulit semakin iritasi dan rasa gatal makin menjadi-jadi.

Jika garukan menyebabkan luka terbuka, risiko infeksi bakteri akan meningkat. Tanda-tandanya antara lain kulit menjadi lebih merah, bengkak, atau muncul nanah. Dalam kasus seperti ini, penyembuhan bisa memakan waktu lebih lama dan meninggalkan bekas.

Oleh karena itu, sebaiknya hindari menggaruk area yang tergigit. Gunakan kompres dingin atau obat pereda gatal untuk membantu mengurangi keinginan menggaruk.

Cara Mengatasi Gigitan Nyamuk secara Efektif

Beberapa perawatan alami maupun medis bisa membantu mengurangi rasa gatal dan bengkak akibat gigitan nyamuk. Salah satu cara yang efektif adalah menggunakan antihistamin yang dijual bebas. Obat ini bekerja dengan menekan produksi histamin sehingga mengurangi peradangan dan rasa gatal.

Kompres panas juga bisa membantu. Sebuah penelitian tahun 2011 menunjukkan bahwa pemberian panas lokal di area gigitan dapat meredakan gejala dengan cepat. Selain itu, madu alami memiliki sifat antibakteri yang membantu penyembuhan luka serta mencegah infeksi. Namun, pastikan madu dibersihkan sebelum beraktivitas di luar ruangan agar tidak menarik serangga lain.

Krim kortikosteroid juga dapat digunakan untuk mengurangi peradangan, tetapi sebaiknya tidak dioleskan pada kulit yang luka. Penggunaan berlebihan bisa menyebabkan kulit menipis. Sementara itu, gel lidah buaya dikenal mampu menenangkan kulit dan mempercepat proses penyembuhan. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa minyak basil memiliki efek antiinflamasi yang bisa membantu meredakan gigitan nyamuk.

Kapan Harus ke Dokter?

Dalam sebagian besar kasus, gigitan nyamuk akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, ada kondisi tertentu yang membutuhkan perhatian medis. Jika area gigitan tampak membengkak parah, disertai demam tinggi, nyeri sendi, atau muncul ruam besar seperti biduran, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.

Reaksi alergi berat terhadap gigitan nyamuk dapat menyebabkan anafilaksis, yang ditandai dengan sesak napas, pembengkakan wajah, dan pusing ekstrem. Kondisi ini membutuhkan penanganan darurat menggunakan suntikan epinefrin (EpiPen).

Selain itu, gigitan dari spesies nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus bisa menularkan penyakit seperti dengue, Zika, dan chikungunya. Meski risiko di Indonesia cukup tinggi, langkah pencegahan yang tepat dapat meminimalkan kemungkinan terinfeksi.

Cara Mencegah Gigitan Nyamuk

Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Untuk mengurangi risiko digigit nyamuk, gunakan obat antinyamuk berbahan DEET atau citronella, kenakan pakaian lengan panjang, dan hindari tempat dengan genangan air tempat nyamuk berkembang biak.

Mandi secara teratur juga penting karena keringat dapat menarik nyamuk. Hindari konsumsi alkohol berlebihan, karena penelitian menunjukkan bahwa alkohol dapat meningkatkan suhu tubuh dan aroma yang disukai nyamuk.

Jika bepergian ke daerah endemik penyakit nyamuk, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan vaksin atau perlindungan tambahan sesuai kebutuhan.

Editor: Candra Mega Sari

Tag:  #mengapa #gigitan #nyamuk #bikin #gatal #bengkak #pahami #penyebab #cara #mencegahnya

KOMENTAR