Hari Kanker Sedunia 4 Februari: 9 Tips Merawat Penyintas Kanker Anak Pasca Pengobatan
ilustrasi interaksi ibu dan anak. Sumber foto: Freepik
08:07
4 Februari 2024

Hari Kanker Sedunia 4 Februari: 9 Tips Merawat Penyintas Kanker Anak Pasca Pengobatan

- Setiap orang tua yang anaknya didiagnosis mengidap kanker sangat berharap supaya anaknya bisa bertahan lewat sejumlah bantuan pengobatan misal kemoterapi.

Menurut World Health Organization (WHO), setiap tahun sekitar 400.000 anak berusia antara 0 hingga 19 tahun menderita kanker.

Layanan komprehensif umumnya dapat diakses di negara-negara berpenghasilan tinggi sehingga lebih dari 80 persen anak-anak penderita kanker dapat disembuhkan.

Angka tersebut jauh lebih rendah di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, di mana kurang dari 30 persen anak-anak yang sembuh, kata WHO.

Leukemia, tumor otak, neuroblastoma, tumor Wilms (kanker ginjal), limfoma, dan rhabdomyosarcoma menjadi beberapa jenis kanker umum yang terjadi pada anak-anak, jelas ahli onkologi medis senior Manish Sharma, dikutip JawaPos.com, Minggu (4/2).

Meskipun kanker pada usia remaja lebih jarang terjadi dibandingkan kanker pada orang dewasa, namun kanker ini perlu ditangani dengan perawatan khusus. Kemajuan penelitian medis terus meningkatkan prognosis anak-anak penderita kanker.

Orang tua dari penyintas kanker anak dapat mengantisipasi pemeriksaan rutin, pemantauan efek samping pengobatan, dan percakapan mengenai kesehatan serta kesejahteraan anak secara umum selama pertemuan tindak lanjut.

Pemeriksaan untuk mengetahui potensi efek samping seperti kegagalan organ atau keganasan sekunder sering kali disertakan dalam janji temu ini.

Orang tua harus siap untuk berdiskusi dengan anak-anak mereka mengenai kesehatan emosional dan dampak psikologis dari pengalaman kanker.

Penyintas kanker anak mungkin mengalami efek samping yang berkepanjangan dari pengobatannya dikenal sebagai efek terlambat.

Hal ini dapat bervariasi tergantung pada jenis kanker, pengobatan spesifik yang diterima, dan faktor individu, ungkap Sharma.

Kemungkinan efek samping seperti:

Masalah fisik: Kerusakan organ, kelainan pertumbuhan, ketidakseimbangan hormon, dan gangguan kesuburan jadi kekhawatiran umum.

Tantangan kognitif dan pembelajaran: Beberapa penyintas mungkin menghadapi kesulitan dalam ingatan, perhatian, dan pembelajaran berpotensi berdampak pada kinerja akademis mereka.

Efek emosional dan psikososial: Kecemasan, depresi, dan post-traumatic stress disorder (PTSD) dapat muncul karena dampak emosional yang dialami akibat kanker.

Kanker sekunder: Perawatan kanker tertentu dapat meningkatkan risiko berkembangnya kanker sekunder di kemudian hari.

Masalah kardiovaskular: Radiasi dan obat kemoterapi tertentu dapat memengaruhi jantung menyebabkan masalah kardiovaskular.

Gangguan endokrin: Ketidakseimbangan hormonal dapat terjadi akibat pengobatan kanker, memengaruhi pertumbuhan, pubertas, dan fungsi endokrin secara keseluruhan.

Kunjungan tindak lanjut rutin dengan dokter sangat penting untuk memantau dan mengatasi efek samping dengan cepat. Hal ini akan memungkinkan intervensi dini dan meningkatkan hasil kesehatan jangka panjang bagi para penyintas kanker anak.

Lalu, apa saja cara orang tua supaya bisa merawat penyintas kanker anak? Selain bertemu dengan dokter, para ayah dan ibu dapat melakukan hal berikut:

1. Promosi gaya hidup sehat

Mendorong gaya hidup seimbang dan sehat termasuk pilihan makanan bergizi, olahraga teratur, dan tidur yang cukup. Hal ini akan membantu mendukung kesejahteraan dan pemulihan anak secara keseluruhan, kata Sharma.

2. Dukungan emosional

Berikan dukungan emosional dengan membina komunikasi terbuka, mengatasi perasaan dan kekhawatiran anak, juga dapat meminta bantuan profesional jika diperlukan untuk mengatasi tantangan emosional pasca perawatan.

3. Dukungan pendidikan

Berkolaborasi dengan guru dan staf sekolah untuk mengatasi kesulitan belajar atau tantangan kognitif yang mungkin dihadapi sang anak. Hal ini akan memastikan akomodasi dan dukungan tepat dalam lingkungan pendidikan.

4. Skrining untuk mengetahui efek terlambat

Waspadai tanda-tanda potensi efek terlambat dan bekerja samalah dengan dokter untuk memastikan pemeriksaan dan intervensi tepat waktu. Ini termasuk pemantauan kanker sekunder, masalah jantung, dan ketidakseimbangan hormon.

5. Mendorong kemandirian

Kembangkan kemandirian dan keterampilan manajemen diri anak saat mereka bertransisi kembali ke kehidupan normal, tingkatkan rasa kendali dan kepercayaan diri dalam mengelola kesehatan mereka.

6. Terhubung dengan kelompok pendukung

Jelajahi kelompok dukungan dan terhubung dengan keluarga lain yang pernah mengalami kanker pada masa kanak-kanak. Berbagi pengalaman dan nasihat dapat memberikan dukungan emosional dan wawasan praktis, jelas sang pakar.

7. Penyokong untuk perawatan komprehensif

Jadilah penyokong untuk perawatan komprehensif, pastikan bahwa anak menerima dukungan terkoordinasi dan multidisiplin dari dokter, menangani kebutuhan fisik, emosional, dan pendidikan.

8. Mengatasi kesejahteraan psikososial

Kenali dan atasi tantangan psikososial apa pun yang mungkin dihadapi anak seperti kecemasan atau depresi. Orang tua dapat mencari konseling atau terapi profesional bila diperlukan.

9. Mendorong kebiasaan sehat ke orang terdekat

Perluas kepedulian terhadap orang terdekat dengan membantu mereka memahami dan mengatasi dampak kanker masa kanak-kanak terhadap dinamika keluarga. Dorong komunikasi terbuka dan berikan dukungan emosional untuk seluruh unit keluarga.

Merawat penyintas kanker anak melibatkan pendekatan holistik dan orang tua memainkan peran penting dalam membantu transisi anak dalam menjalani kehidupan yang sehat.

Editor: Hanny Suwin

Tag:  #hari #kanker #sedunia #februari #tips #merawat #penyintas #kanker #anak #pasca #pengobatan

KOMENTAR