



Kasus Demam Berdarah Masih Tinggi di Indonesia, Dokter Ingatkan Pentingnya 3M Plus
Angka kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia masih tinggi dan berlangsung sepanjang tahun, meskipun kampanye pencegahan terus digencarkan.
Penyakit yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti ini kini telah menjadi endemik dan berisiko menimbulkan komplikasi serius hingga kematian jika tidak ditangani segera.
“Dulu kasus meningkat usai musim hujan karena banyak genangan air. Tapi sekarang demam berdarah ditemukan sepanjang tahun. Ini sudah jadi endemik,” kata Dr. dr. I Made Susila Utama, SpPD-KPTI dari RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah, dalam siaran langsung Instagram Kementerian Kesehatan RI, Kamis (19/6/2025).
Menurut Made, tingginya kasus DBD bukan hanya disebabkan oleh faktor lingkungan seperti genangan air, tapi juga rendahnya disiplin masyarakat dalam menerapkan langkah pencegahan.
“3M Plus itu bukan tanggung jawab pribadi, tapi kolektif. Kalau kita lakukan tapi tetangga tidak, ya nyamuk tetap bisa menyebar,” ujarnya.
Pencegahan DBD Harus Dilakukan Bersama
Menurut Made, penyebab utama tingginya angka DBD di Indonesia adalah masih kurangnya kesadaran kolektif dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Meski gerakan 3M Plus telah lama dikampanyekan, banyak masyarakat yang belum menerapkannya secara konsisten.
Adapun langkah 3M Plus meliputi:
- Menguras tempat penampungan air
- Menutup rapat semua wadah air
- Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk
- Tambahan “Plus” mencakup upaya lain seperti menabur larvasida, menggunakan kelambu, dan menghindari gigitan nyamuk dengan obat oles atau semprotan
“Nyamuk bisa terbang hingga 100 meter. Artinya, pencegahan tak cukup dilakukan satu rumah saja, tapi satu lingkungan. Harus serentak,” kata Made menegaskan.
Mengenal demam berdarah dan risiko fatalnya
DBD disebabkan oleh infeksi virus dengue yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Gejalanya bisa ringan hingga berat dan dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani segera. Berikut jenis-jenis manifestasi klinisnya.
-
Demam dengue (dengue fever)
Jenis paling ringan, ditandai dengan demam tinggi mendadak, nyeri otot, dan sakit kepala. Umumnya tidak menyebabkan kebocoran plasma atau perdarahan hebat, dan bisa sembuh tanpa rawat inap.
-
Demam berdarah dengue (DBD)
Merupakan bentuk yang lebih berat dengan gejala penurunan trombosit, perembesan plasma, dan perdarahan. Pendarahan dapat berupa mimisan, gusi berdarah, atau menstruasi berlebih pada wanita.
-
Dengue Shock Syndrome (DSS)
Terjadi saat cairan dalam tubuh keluar dari pembuluh darah sehingga menyebabkan tekanan darah turun drastis, kesadaran menurun, dan berpotensi menyebabkan kematian.
-
Expanded Dengue Syndrome
Bentuk yang jarang namun sangat berbahaya, karena menyerang organ seperti otak, jantung, hati, atau ginjal. Gejala bisa berupa gangguan kesadaran, gagal hati, hingga sesak napas berat.
“Demam berdarah itu bisa berkembang cepat dan menimbulkan kerusakan organ. Karenanya, penting mendeteksi sejak dini dan tidak menyepelekan gejala demam tinggi mendadak,” jelas Made.
Meski dapat dicegah, kasus demam berdarah masih terus terjadi di Indonesia karena kurangnya disiplin kolektif dalam mengelola lingkungan.
DBD bukan sekadar demam biasa—penyakit ini bisa merenggut nyawa bila tidak dikenali dan ditangani segera.
“Ini penyakit yang sebenarnya bisa dicegah. Tapi harus dilakukan bersama, tidak bisa sendiri-sendiri,” tutup Made.
Tag: #kasus #demam #berdarah #masih #tinggi #indonesia #dokter #ingatkan #pentingnya #plus