5 Kelompok Ini Rentan Kekurangan Vitamin D, Berikut Penjelasan dari National Institutes of Health
Vitamin D penting bagi tubuh manusia, namun banyak yang masih mengabaikannya. Mengapa? Kemungkinan mereka belum tahu tentang pilihan makanannya atau sumber makanan yang sulit didapatkan.
Menurut National Institutes of Health sumber makanan vitamin D dapat mudah ditemukan. Sebagian orang hanya cukup memanfaatkan paparan sinar matahari sebagai sumber vitamin D tersebut.
Namun, beberapa kelompok mungkin memerlukan suplemen makanan untuk memenuhi kebutuhan vitamin D mereka. Kelompok berikut ini termasuk kelompok yang paling mungkin memiliki status vitamin D yang tidak mencukupi.
Berikut ini merupakan kelompok yang status vitamin D tidak mencukupi atau kelompok yang rentang kekurangan vitamin D yang dilansir dari National Institutes of Health:
- Bayi yang masih menyusu
Konsumsi ASI saja biasanya tidak memungkinkan bayi memenuhi kebutuhan vitamin D, karena ASI menyediakan kurang dari 0,6 hingga 2,0 mcg/L (25 hingga 78 IU/L). Kandungan vitamin D dalam ASI berhubungan dengan asupan vitamin D ibu.
Penelitian menunjukkan bahwa ASI dari ibu yang mengonsumsi suplemen harian yang mengandung setidaknya 50 mcg (2.000 IU) vitamin D3 memiliki tingkat nutrisi yang lebih tinggi.
Meskipun paparan UVB dapat menghasilkan vitamin D pada bayi, American Academy of Pediatrics (AAP) menyarankan orang tua untuk menjauhkan bayi di bawah 6 bulan dari paparan sinar matahari langsung.
Bayi harus mengenakan pakaian pelindung dan topi, dan mengoleskan tabir surya pada area kecil kulit yang terpapar sinar matahari saat bayi terkena sinar matahari.
AAP merekomendasikan suplemen vitamin D 10 mcg (400 IU) per hari untuk bayi yang mendapat ASI eksklusif dan sebagian, dimulai segera setelah lahir dan berlangsung hingga mereka disapih dan mengonsumsi setidaknya 1.000 mL/hari susu formula atau susu murni yang diperkaya vitamin D.
AAP juga merekomendasikan 10 mcg (400 IU)/hari tambahan vitamin D untuk semua bayi yang tidak disusui dan mengonsumsi kurang dari 1.000 mL/hari susu formula atau susu yang diperkaya vitamin D.
- Orang tua
Orang dewasa yang lebih tua mempunyai risiko lebih tinggi mengalami kekurangan vitamin D, sebagian karena kemampuan kulit untuk mensintesis vitamin D menurun seiring bertambahnya usia.
Selain itu, orang dewasa yang lebih tua cenderung menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan dibandingkan orang yang lebih muda. Sehingga mereka mungkin memiliki asupan vitamin yang tidak mencukupi.
- Orang dengan paparan sinar matahari terbatas
Kelompok ini termasuk individu yang tinggal di rumah, orang yang mengenakan jubah panjang, gaun, atau penutup kepala karena alasan agama dan orang-orang dengan pekerjaan yang membatasi paparan sinar matahari.
- Orang dengan kulit gelap
Jumlah pigmen melanin yang lebih banyak pada lapisan epidermis kulit, mengakibatkan kulit menjadi lebih gelap, dan menurunkan kemampuan kulit dalam memproduksi vitamin D dari sinar matahari.
Contohnya Orang kulit hitam di Amerika, biasanya memiliki kadar serum 25(OH)D yang lebih rendah dibandingkan orang kulit putih di Amerika. Namun, apakah kadar yang lebih rendah pada orang berkulit gelap mempunyai konsekuensi kesehatan yang signifikan masih belum jelas.
- Orang dengan kondisi yang membatasi penyerapan lemak
Karena vitamin D larut dalam lemak, penyerapannya bergantung pada kemampuan usus untuk menyerap lemak makanan.
Malabsorpsi lemak dikaitkan dengan kondisi medis yang mencakup beberapa bentuk penyakit hati, fibrosis kistik, penyakit celiac, penyakit Crohn, dan kolitis ulserativa.
Selain memiliki peningkatan risiko kekurangan vitamin D, orang dengan kondisi ini mungkin tidak mengonsumsi makanan tertentu, seperti produk susu (banyak di antaranya yang diperkaya dengan vitamin D), atau hanya mengonsumsi sedikit makanan tersebut.
Oleh karena itu, individu yang mengalami kesulitan dalam menyerap lemak makanan mungkin memerlukan suplementasi vitamin D.
- Orang dengan obesitas atau yang telah menjalani operasi bypass lambung
Individu dengan indeks massa tubuh (BMI) 30 atau lebih memiliki kadar serum 25(OH)D yang lebih rendah dibandingkan individu tanpa obesitas.
Obesitas tidak mempengaruhi kapasitas kulit untuk mensintesis vitamin D. Namun, jumlah lemak subkutan yang lebih besar menyerap lebih banyak vitamin.
Orang dengan obesitas mungkin memerlukan asupan vitamin D yang lebih besar untuk mencapai kadar 25(OH)D yang serupa dengan orang dengan berat badan normal.
Penderita obesitas yang telah menjalani operasi bypass lambung juga bisa mengalami kekurangan vitamin D.
Dalam prosedur ini, bagian usus kecil atas, tempat vitamin D diserap, dilewati, dan vitamin D yang dimobilisasi ke dalam aliran darah dari simpanan lemak mungkin tidak meningkatkan 25(OH)D ke tingkat yang memadai seiring berjalannya waktu.
Para kelompok ahli termasuk American Association of Metabolic and Bariatric Surgery, The Obesity Society, dan British Obesity and Metabolic Surgery Society, telah mengembangkan pedoman tentang skrining, pemantauan, dan penggantian vitamin D sebelum dan sesudah operasi bariatrik.
Tag: #kelompok #rentan #kekurangan #vitamin #berikut #penjelasan #dari #national #institutes #health