Pakar Gizi BGN: Menu MBG Wajib Sesuai AKG dan Keanekaragaman Pangan
Ilustrasi makan bergizi gratis (MBG). Pakar gizi BGN menegaskan menu Program Makan Bergizi Gratis harus memenuhi keanekaragaman pangan dan disesuaikan dengan kebutuhan gizi berdasarkan usia.(KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah)
14:06
19 Juni 2025

Pakar Gizi BGN: Menu MBG Wajib Sesuai AKG dan Keanekaragaman Pangan

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah harus memenuhi prinsip keanekaragaman pangan dan disesuaikan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) berdasarkan usia serta kebutuhan individu.

Hal itu disampaikan oleh Pakar Gizi Badan Gizi Nasional (BGN), Ikeu Tanziha, seperti dikutip dari Antara, Selasa (17/6/2025).

Ia menegaskan bahwa pemenuhan gizi seimbang menjadi kunci dalam implementasi program MBG.

"Kita kembali ke gizi seimbang, jadi komponennya keanekaragaman pangan. Untuk anak-anak, kalsium lebih banyak dibutuhkan karena untuk pertumbuhan, sedangkan ibu hamil membutuhkan asam folat agar janinnya tumbuh sempurna dan optimal," kata Ikeu.

Ia menambahkan, dalam setiap sajian MBG, kebutuhan karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral harus dipenuhi secara seimbang. Komposisi gizi itu harus disesuaikan dengan kelompok usia penerima manfaat.

"Misalnya usia 50 tahun ke atas itu karbohidratnya lebih sedikit tetapi lebih banyak serat. Komposisi gizi itu sudah diatur dalam AKG, setiap anak disesuaikan dengan umur dan AKG yang berbeda," ujarnya.

Menurut Ikeu, selama ini BGN telah merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) dalam menetapkan standar gizi untuk anak-anak sekolah. Kebutuhan gizi harian anak dibagi sesuai jenjang pendidikan.

"Kita ada standar gizi, untuk PAUD dan SD kelas 1-3 masuknya ke sarapan, jadi 20-25 persen AKG dalam sehari. Untuk kelas 4 hingga SMA itu makan siang, harus memenuhi 30-35 persen AKG," ucapnya.

Meski telah mengacu pada Permenkes, Ikeu menyebut variasi menu MBG masih sangat bergantung pada kebijakan tenaga gizi di masing-masing Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di daerah. Hal ini dilakukan agar menu yang disajikan tetap relevan dengan pangan lokal setempat.

"AKG sudah ada dalam Permenkes mulai dari energi, karbohidrat, protein, hingga mineral. Kita tinggal mengacu ke situ kemudian diimplementasikan dalam makanan, tentu harus ada variasi menu agar tidak bosan," jelasnya.

Lebih lanjut, Ikeu menekankan bahwa prinsip gizi seimbang mencakup susunan makanan yang memperhitungkan usia, tingkat aktivitas, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), serta pengendalian berat badan ideal.

Tag:  #pakar #gizi #menu #wajib #sesuai #keanekaragaman #pangan

KOMENTAR