



Transformasi Peternakan dan Nutrisi Generasi Muda Jadi Sorotan di Hari Susu Sedunia 2025
Hari Susu Sedunia yang diperingati setiap tanggal 1 Juni bukan sekadar ajang promosi minum susu. Lebih dari itu, perayaan ini menjadi momentum penting untuk mengulas kembali ekosistem susu nasional, dari hulu hingga hilir.
Di tahun 2025, fokus tak lagi sekadar pada kampanye konsumsi, tapi juga pada transformasi peternakan sapi perah dan keterlibatan generasi muda di dalamnya.
Lebih dari Sekadar Minuman Sehat
Susu dikenal sebagai sumber protein hewani lengkap yang mendukung pertumbuhan anak, menjaga daya tahan tubuh, dan meningkatkan fungsi kognitif.
Sayangnya, konsumsi susu masyarakat Indonesia masih tergolong rendah dibanding negara lain di Asia Tenggara.
Padahal, menurut ahli gizi Prof. Dr. Hardinsyah, susu bisa menjadi solusi cerdas dalam memperbaiki status gizi anak dan remaja, terutama di masa transisi menuju Indonesia Emas 2045.
"Susu kaya akan kandungan mikro dan makronutrien yang di dalamnya sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan optimal, daya tahan tubuh, serta fungsi kognitif mulai dari usia dini hingga dewasa," kata Prof. Hardinsyah saat acara perayaan Hari Susu Sedunia bersama Frisian Flag Indonesia (FFI) di kampus IPB Dramaga, Bogor, Senin (2/6/2025).
Selain membantu pemenuhan kebutuhan gizi harian, konsumsi susu sapi juga terbukti bermanfaat untuk menjaga hidrasi, memperkuat kesehatan tulang dan gigi, hingga membantu mengatur nafsu makan, khususnya pada anak usia sekolah.
Tak hanya itu, nutrisi penting seperti asam arakidonat (AA), DHA, dan kolin yang terkandung dalam susu berperan besar dalam mendukung perkembangan otak dan kognitif.
Sedangkan kandungan proteinnya membantu menjaga performa fisik serta mempercepat pemulihan otot setelah beraktivitas.
Dari Peternakan Tradisional ke Industri Modern

Transformasi industri peternakan sapi perah menjadi sorotan utama dalam peringatan Hari Susu Sedunia 2025 yang digelar oleh FFI bersama IPB. Sebab, sektor hulu inilah yang kerap tertinggal, baik dari segi teknologi, regenerasi, maupun kapasitas produksi.
Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro, menyebutkan bahwa pengembangan sektor peternakan lokal sangat penting untuk menciptakan ekosistem susu yang berkelanjutan.
Selama lebih dari 30 tahun, Program Dairy Development (DD) telah menjadi fondasi utama komitmen FFI dalam mendukung pertumbuhan industri susu nasional secara menyeluruh, mulai dari peternakan hingga produk jadi—sebuah pendekatan yang dikenal dengan istilah Grass to Glass.
“FFI mengadopsi semangat dari induk perusahaan kami, FrieslandCampina, untuk tumbuh bersama peternak lokal. Fokus utama kami adalah membantu para peternak sapi perah memproduksi susu segar dalam jumlah lebih banyak dan dengan kualitas terbaik,” ujar Andrew F. Saputro.
DD bukan sekadar bantuan teknis, melainkan program pemberdayaan jangka panjang yang menitikberatkan pada peningkatan kapasitas peternak.
Melalui pendekatan capacity building, DD membekali peternak dengan pelatihan komprehensif — mulai dari tata kelola kandang, manajemen pakan, pemeliharaan kesehatan hewan, hingga pemahaman terhadap standar mutu susu segar sesuai SNI.
Hingga kini, program ini telah menjangkau puluhan ribu peternak sapi perah di berbagai wilayah Indonesia, berkat kerja sama erat antara FFI, koperasi peternak, dan kalangan akademisi.
Misi utamanya adalah memastikan peningkatan produksi susu segar berkualitas yang berkelanjutan melalui kemitraan yang saling menguatkan.
Masa Depan Peternakan di Tangan Generasi Muda
Tantangan regenerasi peternak menjadi perhatian serius. Banyak anak muda enggan melanjutkan usaha orang tuanya sebagai peternak.
Untuk itu, FFI menyelenggarakan Young Progressive Farmer Academy (YPFA) untuk membekali peternak muda dengan keterampilan dan tata kelola peternakan yang modern dan berkelanjutan.
Program yang diinisiasikan tahun 2016 untuk regenerasi peternak sapi perah local ini memberikan pengetahuan mengenai manajemen peternakan hingga sistem keuangan yang baik dari para pakar.
Melalui program ini, para peternak muda akan mendapatkan sosialisasi dan edukasi mengenai pengelolaan peternakan sapi serta berdiskusi rencana pengembangan bisnis peternakannya.
Nantinya, FFI akan mengajak para peternak muda ini untuk mengikuti studi banding di Belanda guna mempelajari praktik manajemen peternakan sapi terbaik dari peternak lokal di sana.
Swasembada Susu 2029 dan Dukungan Pemerintah
Pemerintah pun menetapkan target ambisius: swasembada susu pada 2029, dengan populasi 1 juta ekor sapi perah lokal. Untuk itu, dibutuhkan kolaborasi erat antara pemerintah, industri, akademisi, dan peternak muda.
"Pemerintah menargetkan swasembada susu nasional pada 2029 melalui penambahan satu juta ekor sapi perah, modernisasi peternakan, dan kemitraan antara industri dan peternak. Ini adalah bagian dari Proyek Strategis Nasional dalam RPJMN, yang akan membuka peluang besar bagi generasi muda untuk terlibat aktif membangun ketahanan pangan bangsa,” kata Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Ditjen PKH Kementerian Pertanian, Dr. Drh. Nuryani Zainuddin, M. Si dalam acara yang sama.
Menurutnya, konsumsi susu masyarakat Indonesia masih sangat rendah, bahkan terendah di Asia Tenggara. Untuk itu, pemerintah mendorong peningkatan produksi susu dalam negeri agar kebutuhan gizi masyarakat dapat terpenuhi secara mandiri.
Hari Susu Sedunia 2025 mengingatkan kita bahwa susu bukan sekadar nutrisi, tapi bagian dari sistem pangan yang kompleks dan krusial.
Dari peternakan lokal yang bertransformasi, hingga anak muda yang mulai turun tangan, inilah fondasi masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Tag: #transformasi #peternakan #nutrisi #generasi #muda #jadi #sorotan #hari #susu #sedunia #2025