



Dari Musim Hujan, Covid-19, Hingga Komorbid Jadi Pemicu Naiknya Kasus Pneumonia
- Kasus pneumonia masih mengalami peningkatan. Musim hujan, pandemi Covid-19, dan penyakit kronis turut mendongkrak risiko seseorang mengidap pneumonia. Meski derajat keparahan kasus tidak meningkat, tetapi jumlah peningkatan kasus masih terjadi.
Kabid Hospital Development & Relation RKZ Surabaya dr Marinus Frederikus, SpO.G mengatakan, pihaknya mencatat ada kenaikan kasus pneumonia lewat poli rawat jalan. Pada periode Desember hingga Februari, ada kenaikan rawat jalan sekitar 23 persen.
"Ini jika dibandingkan dengan periode tiga bulan sebelumnya, yaitu September hingga November," jawabnya. Pasien yang ditangani didominasi pasien dengan usia 65 tahun ke atas.
"Justru pasien di rawat inap dengan kasus pneumonia, turun sekitar 9,8 persen," sambungnya.
Meskipun, kasus-kasus dengan kebutuhan perawatan intensif masih ada. Marinus mengatakan, pneumonia yang ditangani bisa berasal dari banyak sebab. Namun, peningkatan temuan pneumonia jelas terlihat di IGD hingga rawat jalan.
Dosen Fakultas Kedokteran Petra Christian University dr Venny Singgih SpP mengatakan, pneumonia bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, maupun jamur. Musim hujan turut meningkatkan risiko kemunculan pneumonia. "Ini karena musim hujan berpengaruh pada penurunan imunitas saluran napas seseorang dalam kondisi tersebut," jelasnya.
Mudahnya infeksi saluran napas terjadi, maka dapat memberat menjadi pneumonia nantinya. Dia mengakui adanya peningkatan pasien pneumonia pada dua bulan terakhir yang ia tangani.
Dia tak menampik adanya pandemi Covid-19 turut berkontribusi. Pada individu yang pernah terkena infeksi COVID-19, dapat timbul jaringan parut atau fibrosis pada paru dan saluran napas. "Ini yang dapat menurunkan imunitas saluran napas dan paru, sehingga lebih mudah terkena infeksi karena bakteri, virus maupun jamur," kata Venny.
Selain karena fibrosis paru pasca COVID-19, kondisi lain juga memberikan sumbangsih faktor. Seperti, asupan nutrisi yang kurang, kelelahan fisik, hingga penyakit kronis yang tidak terkontrol. "Diabetes mellitus, masalah jantung, dan penyakit kronis lain bisa memengaruhi imun seseorang. Sehingga penderita memiliki faktor risiko lebih tinggi tertular pneumonia," jelasnya.
Dia menegaskan penting bagi pasien penyakit kronis untuk menjaga kondisi terkontrol dengan baik.
Tag: #dari #musim #hujan #covid #hingga #komorbid #jadi #pemicu #naiknya #kasus #pneumonia