Hari Paru Sedunia, Pentingnya Deteksi Dini dan Pengelolaan Penyakit Pernapasan
Ilustrasi Hari Paru Sedunia. (Freepik)
23:42
6 Oktober 2024

Hari Paru Sedunia, Pentingnya Deteksi Dini dan Pengelolaan Penyakit Pernapasan

– Hari Paru Sedunia yang jatuh pada 25 September 2024 lalu harusnya tidak menjadi peringatan semata. Tapi, masyarakat perlu lebih aktif dan sadar akan kesehatan paru-paru dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya deteksi dini serta pengelolaan penyakit pernapasan.

Pada 2019, penyakit pernapasan kronis menjadi penyebab kematian terbesar ketiga di dunia, memengaruhi sekitar 454 juta orang, dan angka kejadiannya terus meningkat setiap tahunnya. Laporan Global Burden of Diseases 2019 yang dirilis Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) memperlihatkan jumlah kasus penyakit pernapasan di Indonesia cukup tinggi, seperti pneumonia, asma, PPOK, dan kanker paru. 

Adapun data dari beberapa penyakit pernapasan tersebut adalah pneumonia di Indonesia sebesar 5.900 kasus per 100 ribu penduduk; asma 504 kasus per 100 ribu penduduk; PPOK 145 kasus per 100 ribu penduduk; dan kanker paru 18 kasus per 100 ribu penduduk.

Diungkapkan dr. Feddy, Medical Director AstraZeneca Indonesia, penyakit pernapasan kronis tentu sangat merugikan bagi individu karena bisa memengaruhi produktivitas dan kualitas hidup seseorang. Bahkan, dampak penyakit pernapasan bukan hanya pada individu, tapi juga komunitas dan perekonomian sangat besar, namun sering kali tidak mendapat perhatian yang memadai.

Penyebab penyakit pernapasan

Beberapa penyebab penyakit pernapasan sebenarnya sangat dekat dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. Faktor-faktor seperti polusi udara, kebiasaan merokok, dan penularan penyakit memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan paru-paru.

Salah satu faktor yang sangat berpengaruh adalah meningkatnya polusi udara saat ini, yang berdampak negatif pada kesehatan paru-paru. Oleh karena itu, perlindungan dan perawatan kesehatan paru-paru menjadi hal yang penting untuk mendapatkan perhatian dari semua pihak, agar masalah ini dapat diatasi dengan cepat.

Untuk itu, Menurut dr. Freedy, skrining dan deteksi dini menjadi kunci utama dalam menjaga kondisi pasien dengan penyakit pernapasan agar terhindar dari eksaserbasi atau kekambuhan. Sehingga perlu mengintegrasikan pemeriksaan kesehatan paru ke dalam program skrining kanker paru dan pemeriksaan kesehatan umum.

Selain itu, menargetkan populasi berisiko tinggi secara proaktif di pelayanan kesehatan primer, termasuk ketersediaan dan pelatihan profesional kesehatan untuk penggunaan alat spirometri

Namun yang paling utama agar skrining dan deteksi bisa berjalan, diperlukan kolaborasi lintas sektor menjadi sangat krusial. Berbagai inisiatif perlu dilaksanakan sebagai bentuk intervensi untuk mengurangi beban sistem kesehatan akibat penyakit pernapasan.

“Langkah penting lainnya adalah memastikan akses perawatan yang tepat waktu sesuai dengan rekomendasi dari Global Initiative for Asthma (GINA) dan Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD) bagi semua individu dengan penyakit pernapasan kronis. Hal ini mencakup dukungan terhadap keterlibatan pasien melalui pelatihan yang memadai dan penggunaan alat digital. Selain itu, program pemantauan serta rehabilitasi juga perlu diperkuat untuk mengurangi frekuensi kunjungan ulang ke rumah sakit,” ujar dr. Feddy baru-baru ini.

Untuk itu, selama lebih dari 53 tahun di Indonesia, AstraZeneca telah mencanangkan berbagai inisiatif dan telah berkolaborasi dengan lintas sektor untuk memperkuat ekosistem kesehatan paru-paru di Indonesia. Pada 2024, AstraZeneca menandatangani Perjanjian Kerjasama dengan Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan layanan fasilitas kesehatan primer dalam melakukan skrining berbagai penyakit respirasi, termasuk asma, PPOK dan kanker paru.

“Melalui kolaborasi yang erat dengan lintas sektor, AstraZeneca berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan paru-paru dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” tutup dr. Feddy.

Editor: Nurul Adriyana Salbiah

Tag:  #hari #paru #sedunia #pentingnya #deteksi #dini #pengelolaan #penyakit #pernapasan

KOMENTAR