Mengenal Gangguan Mata Kering yang Dipicu Perubahan Gaya Hidup di Era Digital
GANGGUAN MATA - Ketua Dry Eye Service JEC Eye Hospitals and Clinics, Dr dr. Nina Asrini Noor, SpM, saat pembukaan layanan JEC Dry Eye Service di RS Mata JEC @ Kedoya, Jakarta Barat, belum lama ini. Dalam kesempatan itu, Nina menjelaskan tentang gangguan mata kering yang dipicu perubahan gaya hidup di era digital. 
19:40
23 Februari 2025

Mengenal Gangguan Mata Kering yang Dipicu Perubahan Gaya Hidup di Era Digital

– Perubahan gaya hidup di era digital yang semakin padat dengan perangkat elektronik seperti ponsel pintar, komputer, dan televisi mempengaruhi kesehatan mata, terutama meningkatnya durasi waktu atau screen time layar yang dihadapi seseorang setiap hari.

Rata-rata masyarakat Indonesia menghabiskan waktu hingga 7 jam 38 menit per hari di depan layar, yang berdampak pada berkurangnya frekuensi kedipan mata dan membuat permukaan mata menjadi kering. 

Kondisi ini dikenal dengan istilah dry eye atau mata kering, yang jika tidak ditangani dengan tepat, bisa menyebabkan kerusakan pada permukaan mata, dari yang ringan hingga permanen.

Ketua Dry Eye Service JEC Eye Hospitals and Clinics, Dr. Nina Asrini Noor, SpM, menyebutkan bahwa gangguan mata kering terus meningkat, terutama karena banyak orang tidak menyadari gejalanya. 

Kondisi ini bisa muncul akibat kebiasaan menatap layar dalam waktu lama dan faktor eksternal seperti polusi dan AC.

“Penyandang mata kering diprediksi terus bertambah karena banyak yang tidak menyadari sedang mengalami dry eye,” ujarnya saat pembukaan layanan JEC Dry Eye Service di RS Mata JEC @ Kedoya, Jakarta Barat, belum lama ini.

Menurut laporan Revealing Average Screen Time Statistics dari Backlinko tahun 2024, rata-rata screen time masyarakat Indonesia mencapai 7 jam 38 menit per hari.

Selain screen time yang berlebihan, faktor eksternal seperti paparan AC dan polusi udara juga memperburuk kondisi mata.

Data dari Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) menunjukkan bahwa prevalensi mata kering secara global berkisar antara 5 persen hingga 50%, sedangkan di Asia Tenggara angkanya mencapai 20% hingga 52,4%.

Di Indonesia sendiri, prevalensi mata kering tercatat sebesar 27,5%.

“Di jaringan JEC Eye Hospitals and Clinics saja, dalam dua tahun terakhir (2023–2024), kami telah menerima lebih dari 72.000 kunjungan pasien dengan keluhan mata kering,” tambah Nina.

Penyebab dan Gejala Mata Kering

Dry eye adalah penyakit atau gangguan pada permukaan mata yang ditandai dengan hilangnya keseimbangan dan kestabilan komponen air mata, serta kerusakan atau peradangan pada permukaan mata.

Gejala yang umum dirasakan penderita antara lain mata terasa tidak nyaman, sensasi mengganjal, kemerahan, berair atau justru kering.

Kemudian mata terasa berpasir dan timbul kotoran, mata terasa lengket dan sering mengucek mata.

Selain screen time berlebihan dan lingkungan yang kurang mendukung (misalnya udara berdebu, kering, berpolusi, atau banyak asap rokok).

Ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko mata kering, antara lain usia di atas 50 tahun, terutama perempuan pasca-menopause, riwayat operasi mata atau penyakit lain yang dapat memicu dry eye

Kemudian penggunaan obat-obatan tertentu, baik oral maupun tetes mata, pemakaian lensa kontak dalam jangka panjang dan penyakit metabolik, seperti diabetes melitus.

Mata kering Mata kering (NET)

Nina menegaskan, kehidupan modern memaksa mata bekerja dalam kondisi yang tidak alami, sehingga sangat penting untuk memberikan waktu istirahat yang optimal bagi mata.

Sebagai solusi, JEC Eye Hospitals and Clinics menawarkan layanan dry eye spa, yang tidak hanya berfokus pada penanganan medis, tetapi juga memberikan relaksasi layaknya perawatan spa untuk meningkatkan kenyamanan mata.

“Pendekatan ini menjawab kebutuhan masyarakat modern yang memiliki rutinitas padat dan membutuhkan jeda untuk mengistirahatkan mata. Kami membantu proses penyembuhan mata dengan cara yang lebih nyaman,” ujar Nina.

Sebelum menjalani terapi, pasien akan diperiksa terlebih dahulu oleh tim medis dan dokter subspesialis dry eye untuk memastikan penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi masing-masing pasien. 

 

 

 

 

 

 

   

 

Editor: Acos Abdul Qodir

Tag:  #mengenal #gangguan #mata #kering #yang #dipicu #perubahan #gaya #hidup #digital

KOMENTAR