Sesuaikan Perkembangan AI, Kemenkes Bertekad Digitalisasi Ekosistem dan Data Kesehatan
Diskusi ‘Masa Depan Sektor Strategis di Pemerintahan Baru: Zonasi Lahan Data Center dan Terobosan AI di Sektor Kesehatan di Shangri-La Jakarta, Kamis (20/2).  (Nanda Prayoga/JawaPos.com)
22:02
20 Februari 2025

Sesuaikan Perkembangan AI, Kemenkes Bertekad Digitalisasi Ekosistem dan Data Kesehatan

  - Perkembangan Artificial Intelligence (AI) yang semakin canggih memaksa semua ekosistem untuk menyesuaikan diri. Salah satunya pada bidang kesehatan.   AI sendiri tak bisa dilepas dengan data dan digitalisasi. Oleh karenanya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bertekad agar seluruh ekosistem dan data kesehatan bisa menjadi digital.   Hal ini disampaikan langsung oleh Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kesehatan Kementerian Kesehatan, Setiaji dalam diskusi ‘Masa Depan Sektor Strategis di Pemerintahan Baru: Zonasi Lahan Data Center dan Terobosan AI di Sektor Kesehatan di Shangri-La Jakarta, Kamis (20/2).   "Jadi visi kita itu kita ingin data kesehatan itu bisa digital sehingga mirip kayak perbankan lah. Ini mirip seperti perbankan 30 tahun yang lalu, bagaimana mau ngembangin digital semua bank base on digital," kata Setiaji.   Dia menjelaskan, digitalisasi ini sudah dimulai sejak era Covid-19 di mana Kemenkes mendigitalkan layanan kesehatan yang datanya berbasis electronic medical record.   Setelahnya, perkembangan ini diharapkan bisa memantau kesehatan masyarakat Indonesia sejak dari kandungan. Hal ini termasuk penting karena masih berkembangnya isu stunting.   “Stunting itu perlu kita track ibunya bahkan pada saat sebelum menikah. Dari sisi anemia, apa penyakit turunan dan lain sebagainya,” ungkap sosok yang juga menjabat sebagai Chief Digital Transformation Office (CDTO) Kementerian Kesehatan itu.   Nantinya, data seperti ini akan diambil dari fasilitas kesehatan (faskes), bantuan pihak ketiga seperti Halodoc, ataupun dari perangkat seperti smartwatch yang bisa digunakan untuk merekam data-data kesehatan. Nantinya, data tersebut dikombinasikan dengan AI.   “Nah untuk menuju ke sana yang kita bangun ini adalah kita punya branding namanya Satu Sehat,” jelasnya.   Selain itu, saat ini sudah banyak faskes yang mendukung cita-cita Kementerian ini. Yang kemudian melahirkan sebuah standar kode mengenai penyakit tertentu.    Setiadi pun tak lupa untuk mengajak warga Indonesia untuk melakukan pre-screening test di faskes terdekat untuk mengetahui kondisi kesehatan. Pengecekan ini tak dipungut biaya apapun.   “Nah kemudian setelah di-capture tentunya Bapak dan Ibu punya hak untuk akses datanya melalui Satu Sehat Mobile. Termasuk juga nanti pada waktu setelah pemeriksaan kesehatan datanya juga akan dapat juga rapornya gitu ya. Ini mirip kayak lagi mau sekolah ya, ada rapor kesehatan gitu,” tutup dia.  

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #sesuaikan #perkembangan #kemenkes #bertekad #digitalisasi #ekosistem #data #kesehatan

KOMENTAR