



Hipertensi pada Ibu Hamil Juga Beresiko Stroke
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke. Demikian pula jika kondisi ini dialami oleh ibu hamil yang dikenal dengan kondisi preeklampsia.
Dua hari setelah Erin Adelekun melahirkan anak pertamanya, ia merasakan sakit kepala ringan saat pulang dari rumah sakit. Dokternya cuma menyarankan untuk mengonsumsi obat pereda nyeri.
Namun sekitar seminggu kemudian, Adelekun terbangun dengan sakit kepala terparah yang pernah dirasakannya. Ketika suaminya mengajaknya berbicara ia merasa sudah menjawab, tapi ucapan yang keluar dari mulutnya tidak jelas.
“Saat saya turun, lengan kanan saya lemas dan saya tahu saya terkena stroke,” Adelekun, yang tinggal di Maryland, Amerika Serikat, kepada TODAY.com.
Dia mengetahui dirinya terkena stroke karena dia ingat dua gejalanya, yaitu bicara cadel dan kelemahan lengan, yang pernah dibacanya dari sebuah brosur.
Kehamilan dan stroke
Kehamilan memang menempatkan perempuan pada risiko lebih tinggi terkena stroke, terutama pada trimester akhir sebelum melahirkan dan enam minggu pertama setelah melahirkan, menurut National Heart, Lung and Blood Institute.
Adelekun baru berusia 38 tahun ketika stroke besar terjadi pada Agustus 2020. Dunianya tidak akan pernah sama lagi, namun dia menemukan misi baru sebagai “Stroke Mama” di Instagram, untuk meningkatkan kesadaran tentang gejala dan bagaimana rasanya pulih.
Adelekun menderita stroke hemoragik yang sangat parah, menurut Dr. Jeffrey Mai, ahli bedah saraf di MedStar Washington Hospital Center, tempat dia dievakuasi secara medis. Ia kini sudah pulih dan masih menjalani terapi.
Kasus yang dialami Adelekun sangat jarang, dokter pun tidak mengetahui penyebab ia mengalami pecahnya pembuluh darah. Terlebih Adelekun tidak menderita tekanan darah tinggi atau ada bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah.
Namun ada beberapa kondisi pada ibu hamil yang memang bisa meningkatkan risiko stroke, salah satunya adalah preekelampsia.
"Ada beberapa kasus stroke pada ibu hamil yang pernah saya tangani. Memang darah tinggi pada kehamilan atau preeklampisa dan juga persalinan bisa meningkatkan risiko stroke," kata dr.Danu Rolian Sp.BS dari RS Jakarta.
Preeklampsia termasuk komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi setelah usia kehamilan 20 minggu. Preeklampsia dapat memberikan tekanan pada pembuluh darah kecil di otak dan juga kerusakan sistem organ.
Selain itu, darah ibu hamil lebih mungkin menggumpal, ini adalah mekanisme perlindungan untuk menurunkan risiko kehilangan banyak darah saat melahirkan. Terkadang gumpalan darah bisa berpindah ke otak, menyumbat arteri dan menyebabkan stroke.
Itu sebabnya pemeriksaan rutin pada kehamilan merupakan hal yang wajib dilakukan sehingga kesehatan ibu dan janin dapat terpantau.