Hipertensi Bisa Menjadi Risiko Munculnya Aneurisma, Ini Kata Dokter
Hipertensi yang tidak terkontrol bisa meningkatkan risiko aneurisma, terutama pada lansia.(Freepik)
18:06
10 Februari 2025

Hipertensi Bisa Menjadi Risiko Munculnya Aneurisma, Ini Kata Dokter

Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dalam jangka panjang dapat memicu risiko munculnya aneurisma, terutama pada lansia.

Hal ini disampaikan oleh dr. Jeffry Foraldy Haryanto, Sp.N, dokter spesialis syaraf lulusan Universitas Sam Ratulangi, seperti dikutip dari Antara, Minggu (9/2/2025).

Menurut dr. Jeffry, hipertensi yang berlangsung lama dan tidak terkendali dapat menyebabkan dinding pembuluh darah melemah. Kondisi ini biasanya dialami oleh mereka yang sudah berusia lanjut.

"Padahal dia tidak punya aneurisma, tapi karena dia sudah hipertensi lama tak terkontrol, usianya makin tua kondisi dalam tubuh menurun, dinding pembuluh darahnya sudah mulai lemah. Ketika dia tekanan darahnya tidak terkontrol bisa tuh muncul aneurisma," jelasnya.

Aneurisma sendiri merupakan kondisi pelemahan pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan terbentuknya benjolan.

Jika pembuluh darah tersebut pecah, salah satu konsekuensinya bisa berupa stroke perdarahan.

"Ketika pembuluh darah itu pecah, pendarahan di kepala nah itu yang kita bilang sebagai bom waktunya sudah muncul," ujar dr. Jeffry yang juga praktik di Rumah Sakit Hermina Bitung.

Selain hipertensi, dr. Jeffry juga menyebutkan bahwa penyakit metabolik, seperti diabetes, kolesterol tinggi, dan obesitas, dapat meningkatkan risiko aneurisma.

Penyakit-penyakit ini dapat merusak dinding pembuluh darah, menjadikannya lebih rentan terhadap pelemahan.

Lebih lanjut, dr. Jeffry mengungkapkan bahwa aneurisma juga bisa muncul akibat kelainan pembentukan pembuluh darah sejak masa kecil. Beberapa kasus aneurisma dapat terjadi pada usia muda karena faktor genetik.

"Biasanya sifatnya genetik jadi keturunan, misalnya ada riwayat keluarga bahkan beberapa generasi di atas sebelumnya yang kita tidak tahu punya aneurisma, nah itu bakat genetiknya yang diturunkan," ucapnya.

Aneurisma seringkali tidak menunjukkan gejala khas ketika ukurannya masih kecil. Namun, jika ukurannya semakin besar, aneurisma dapat menekan struktur lain di otak, seperti saraf atau pembuluh darah, yang kemudian menyebabkan gejala.

"Sulit sebenarnya kita bilang gejala khas dari aneurisma, contoh kita punya aneurisma ukurannya masih kecil tidak akan ada gejalanya, kecuali misalnya nanti punya aneurisma tapi seiring jalannya waktu ukurannya semakin besar, ketika di ukuran besar itu ternyata dia ada menyenggol struktur lain di otak misalnya kena ke saraf atau pembuluh darah nah itu bisa menimbulkan gejala," jelas dr. Jeffry.

Gejala yang mungkin muncul antara lain sakit kepala mendadak, pingsan mendadak, atau keluhan neurologis lainnya.

Untuk mendeteksi aneurisma sejak dini, dr. Jeffry menyarankan agar pemeriksaan lebih lanjut dilakukan, salah satunya melalui MRI (magnetic resonance imaging) pembuluh darah otak.

Dengan pemeriksaan ini, aneurisma dapat dideteksi lebih awal sebelum terjadi pecah yang berbahaya.

Tag:  #hipertensi #bisa #menjadi #risiko #munculnya #aneurisma #kata #dokter

KOMENTAR