Mengungkap Kebenaran Tentang Gula: Seberapa Berbahayakah bagi Tubuh?
Ilustrasi donat. (Freepik)
20:30
6 Februari 2025

Mengungkap Kebenaran Tentang Gula: Seberapa Berbahayakah bagi Tubuh?

- Cokelat, kue, es krim, dan permen, siapa yang bisa menolak kelezatan makanan manis ini? Gula telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, baik dalam bentuk alami maupun olahan.

Namun, di balik rasa manisnya yang menggoda, ada banyak fakta tersembunyi yang sering diabaikan.

Selama beberapa dekade terakhir, konsumsi gula mengalami peningkatan drastis. Dilansir dari laman yourtango.com, menurut laporan Diabetes Care, sekitar 75% makanan dan minuman yang dikonsumsi rata-rata orang Amerika mengandung gula tambahan.

Bahkan, konsumsi minuman soda meningkat hingga lima kali lipat, yang berkontribusi besar pada epidemi obesitas dan penyakit metabolik lainnya.

Pertanyaannya, apakah gula benar-benar seburuk itu? Jawabannya tidak sesederhana "iya" atau "tidak." Gula dalam jumlah tertentu memang dibutuhkan tubuh sebagai sumber energi, tetapi konsumsi berlebihan dapat memicu berbagai masalah kesehatan serius. Inilah fakta-fakta penting tentang gula yang perlu diketahui.

1. Melemahkan Sistem Imun

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of the National Cancer Institute menemukan bahwa asupan gula yang tinggi berhubungan langsung dengan peningkatan risiko kanker pankreas. Efek ini terutama terlihat pada wanita dengan obesitas, yang memiliki kadar insulin lebih tinggi dan lebih rentan terhadap pertumbuhan sel kanker.

Selain itu, kadar gula darah yang tidak stabil juga dapat mengganggu kerja sel imun dalam melawan infeksi. Kondisi ini membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit, terutama saat musim flu atau ketika menghadapi stres yang tinggi.

2. Memicu Kelelahan dan Penurunan Performa Fisik

Gula memang bisa memberikan lonjakan energi cepat, tetapi efeknya hanya bersifat sementara. Setelah konsumsi makanan manis, kadar gula darah melonjak drastis (sugar rush), memicu pelepasan insulin dalam jumlah besar. Akibatnya, gula dalam darah cepat diserap, menyebabkan penurunan energi yang tiba-tiba (sugar crash).

Fenomena ini membuat tubuh merasa lelah, lemas, dan bahkan mengantuk. Inilah alasan mengapa konsumsi gula yang berlebihan sering dikaitkan dengan toleransi latihan yang buruk dan kelelahan otot.

3. Memicu Penumpukan Lemak dan Obesitas

Gula yang berlebihan dalam tubuh akan disimpan dalam bentuk lemak, terutama di area perut dan organ dalam. Studi menunjukkan bahwa konsumsi gula tinggi berkontribusi terhadap akumulasi lemak viseral, yang meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan sindrom metabolik.

Ketika tubuh terus-menerus mengalami lonjakan gula darah, produksi insulin meningkat. Jika kondisi ini berlangsung lama, sel tubuh bisa menjadi kurang sensitif terhadap insulin (resistensi insulin), yang akhirnya memicu diabetes tipe 2.

4. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung

Menurut penelitian dalam American Journal of Clinical Nutrition, konsumsi gula yang berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida dalam darah. Kolesterol yang menumpuk di pembuluh darah bisa menyebabkan aterosklerosis, yaitu penyempitan arteri yang meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Tak hanya itu, kadar gula darah yang tinggi juga dapat memicu peradangan kronis, yang berkontribusi terhadap berbagai penyakit kardiovaskular.

Mengapa Gula Berbahaya? Begini Cara Kerjanya di Tubuh

Saat mengonsumsi makanan manis, gula masuk ke dalam darah dan menyebabkan peningkatan kadar glukosa secara tiba-tiba. Pankreas kemudian melepaskan insulin untuk menurunkan kadar gula darah dengan menyimpannya dalam sel tubuh.

Namun, jika gula dikonsumsi dalam jumlah besar, pankreas terus-menerus memproduksi insulin dalam jumlah tinggi. Hal ini bisa menyebabkan:

  • Lonjakan energi sesaat (sugar rush)
  • Penurunan kadar gula secara tiba-tiba (sugar crash)
  • Rasa lapar yang berlebihan dan keinginan makan lebih banyak
  • Penumpukan lemak dan peningkatan berat badan
  • Ketidakpekaan terhadap insulin, yang bisa berujung pada diabetes tipe 2

Siklus ini berulang terus-menerus, menciptakan ketergantungan terhadap gula dan kebiasaan makan yang tidak sehat.

Bagaimana Mengurangi Dampak Buruk Gula?

1. Pilih Sumber Karbohidrat yang Sehat

Bukan berarti semua jenis gula buruk bagi tubuh. Gula alami yang terdapat dalam buah, sayuran, dan biji-bijian lebih aman karena disertai serat, vitamin, dan mineral yang membantu tubuh mengontrol kadar gula darah.

Buah dengan indeks glikemik rendah, seperti beri, semangka, dan melon, lebih disarankan dibandingkan buah dengan indeks glikemik tinggi seperti mangga atau pisang matang. Serat dalam buah juga membantu memperlambat penyerapan gula, sehingga kadar gula darah tetap stabil.

2. Batasi Konsumsi Makanan Olahan

Sebagian besar makanan olahan mengandung gula tambahan dalam jumlah tinggi. Bahkan, makanan yang berlabel "tanpa tambahan gula" pun sering kali tetap mengandung pemanis buatan atau gula alkohol. Oleh karena itu, penting untuk selalu membaca label nutrisi sebelum membeli produk makanan.

3. Gantilah Minuman Manis dengan Air atau Teh Tanpa Gula

Minuman manis seperti soda dan jus kemasan merupakan sumber utama gula tambahan dalam diet harian. Mengganti minuman ini dengan air putih, teh herbal, atau kopi tanpa gula dapat membantu mengurangi asupan gula secara signifikan.

4. Gunakan Pemanis Alami Secara Bijak

Pemanis alami seperti madu, stevia, atau gula kelapa dapat menjadi alternatif yang lebih sehat dibandingkan gula rafinasi. Namun, tetap perlu dikonsumsi dalam jumlah wajar untuk menghindari lonjakan gula darah.

5. Perhatikan Porsi Gula Harian

Menurut penelitian oleh George A. Bray dan Barry M. Popkin, konsumsi dua minuman soda 16 ons setiap hari selama enam bulan dapat menyebabkan sindrom metabolik, penumpukan lemak di hati, dan gangguan metabolisme insulin.

Rekomendasi asupan gula harian menurut WHO adalah tidak lebih dari 25 gram (6 sendok teh) untuk wanita dan 37,5 gram (9 sendok teh) untuk pria. Mengurangi konsumsi gula secara bertahap dapat membantu tubuh menyesuaikan diri dan mengurangi keinginan makan manis.

Gula memang nikmat, tetapi terlalu banyak mengonsumsinya dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan. Dari meningkatkan risiko obesitas, diabetes, hingga penyakit jantung, efeknya tidak bisa dianggap remeh.

Mengontrol asupan gula bukan berarti harus benar-benar menghilangkannya dari pola makan, tetapi lebih kepada memilih sumber gula yang lebih sehat dan mengonsumsinya dalam jumlah yang wajar. Dengan mengganti kebiasaan buruk dan memilih makanan yang lebih alami, tubuh akan lebih sehat, energi lebih stabil, dan risiko penyakit berkurang.

Jadi, sudah siap mengurangi gula untuk hidup lebih sehat?

Editor: Setyo Adi Nugroho

Tag:  #mengungkap #kebenaran #tentang #gula #seberapa #berbahayakah #bagi #tubuh

KOMENTAR