Ciri Khas Generasi X ketika Jadi Kakek Nenek
Setiap generasi membawa cita rasa tersendiri dalam proses menjadi kakek-nenek, yang dibentuk oleh tren sosial dan budaya yang menentukan tahun-tahun pembentukan mereka. Begitu pula dengan generasi X.
Generasi X telah mengukir identitas unik selama bertahun-tahun. Lahir antara tahun 1965 dan 1980, banyak dari mereka menghabiskan masa kecil sebagai "latchkey kids" yaitu anak yang sendirian selama orangtuanya bekerja.
Kemudian mereka tumbuh menjadi orang dewasa yang banyak akal, mengupayakan keseimbangan kehidupan kerja dan kehidupan, dan mengalami banyak hal baru di masa-masa awal internet. Dan kini banyak generasi X yang memulai perjalanan baru: menjadi kakek-nenek.
Setiap anggota gen X akan memiliki kepribadian dan sikap uniknya masing-masing. Meski begitu, generasi ini menunjukkan beberapa ciri umum yang mungkin mempengaruhi gaya mereka saat menghadapi cucu.
- Mandiri dan banyak akal
Tumbuh dengan sedikit pengawasan orangtua dibandingkan generasi sebelumnya, generasi X belajar untuk mengandalkan diri sendiri. Hal ini kemungkinan besar memengaruhi minat mereka terhadap kegiatan berkreasi sendiri dan keengganan untuk minta bantuan.
- Melek teknologi (tapi tidak terlalu bergantung)
Generasi X mengalami kehidupan sebelum dan sesudah revolusi digital, membuat mereka nyaman dengan teknologi namun tidak terobsesi. Tentu saja, pengetahuan teknologi mereka tidak secanggih generasi selanjutnya, sehingga itu membantu mereka untuk “melepaskan diri” dari gawai.
- Fokus pada keseimbangan kehidupan kerja
Melihat kecenderungan orangtua mereka yang gila kerja, banyak generasi X yang memprioritaskan keseimbangan karier dan waktu pribadi.
Ilustrasi keluarga.
- Pragmatis dan skeptis
Dikenal dengan pola pikir “tunjukkan faktanya”, gen X lebih menghargai kepraktisan dibandingkan idealisme.
- Penggemar budaya pop
Gen X memiliki hubungan mendalam dengan budaya pop masa mudanya, mulai dari film ikonik tahun 80-an hingga awal kehadiran MTV. Kemungkinan besar mereka akan mewariskannya kepada cucu-cucu mereka.
Sikap sebagai kakek nenek
Generasi X mulai terlibat dalam kehidupan cucu mereka dengan kepribadian yang khas dan telah mendefinisikan generasi mereka. Banyak dari mereka menggabungkan pragmatisme dan kemandirian dengan norma sosial saat ini, sehingga menciptakan gaya kakek-nenek yang unik.
- Ingin dekat dengan cucu
"Salah satu ciri gen X sebagai kakek-nenek adalah kebutuhan mereka untuk tetap terlibat dalam kehidupan cucu-cucu mereka. Dengan senang hati mereka akan menonton pertandingan atau bermain video games dengan cucunya," kata pekerja sosial Michelle English.
- Menyukai hubungan yang santai
Kakek-nenek Gen X sering kali lebih menyukai hubungan yang santai dengan cucu-cucunya. Oleh karena itu, mereka menghindari peran dan fungsi tradisional. Mereka juga lebih menyukai alternatif panggilan sebagai pengganti "eyang" atau "kakek".
- Memakai teknologi agar lebih akrab
Dari mengirim pesan meme lucu hingga menelepon cucu-cucu mereka di luar kota melalui video, kakek-nenek Gen X menggunakan teknologi untuk tetap terhubung dengan cara yang kreatif.
“Kakek-nenek ini punya cara alternatif untuk mengisi kesenjangan generasi. Mereka bertindak sebagai mentor di dunia digital dan karenanya membangun ikatan yang lebih kuat dengan anggota muda keluarga mereka,” kata English.
- Memberi banyak pengalaman
Alih-alih memberi hadiah materi, banyak kakek-nenek generasi X yang lebih mengutamakan menciptakan kenangan, seperti mengajak cucunya jalan-jalan, menghadiri konser, atau memperkenalkan hobi masa kecil favoritnya.
Mereka mungkin tidak selalu memiliki waktu atau menjadi tempat penitipan anak yang konsisten tetapi mereka sering kali berfokus pada menciptakan momen bermakna seperti perjalanan spesial, tradisi liburan, atau hobi bersama, yang membangun kenangan abadi.