Mengapa Orang Merekam Diri Saat Menangis untuk Media Sosial
ilustrasi menangis(Shutterstock)
12:18
1 Februari 2025

Mengapa Orang Merekam Diri Saat Menangis untuk Media Sosial

Saat dilanda kesedihan sampai berurai air mata, manakah yang akan kamu lakukan; mencari tisu untuk menghapus air mata atau menyalakan video di ponsel lalu menekan tombol rekam?

Jika kamu termasuk Gen Z, kemungkinan besar kamu akan memilih merekam diri.

Mereka yang memposting video dirinya menangis biasanya memilih Instagram Stories atau TikTok, dua platform yang menyediakan pengalaman intim dan tatap muka dengan teman di media sosial.

Aktris Selena Gomez belum lama ini juga mengunggah rekaman dirinya sedang menangis, menanggapi kebijakan deportasi yang dilakukan Presiden Donald Trump terhadap imigran ilegal di Amerika.

Sayangnya video yang diposting Gomez yang merupakan keturunan Meksiko itu mendapat banyak kritik. Akhirnya ia pun menghapusnya, lalu menulis "Tampaknya banyak yang tidak suka ada yang menunjukkan empati kepada orang lain,".

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan The Atlantic berjudul “Waspadalah terhadap Influencer yang Cengeng,” penulis dan psikolog Maytal Eyal memahami apa yang mengganggu sebagian orang tentang tampilan emosi di media sosial.

“Rekaman sedang menangis itu dimaksutkan untuk menginspirasi empati, untuk meyakinkan pemirsa bahwa influencer juga sama seperti mereka.

Namun pada kenyataannya, hal-hal tersebut merupakan latihan yang saya sebut sebagai ‘McVulnerability’, sebuah versi sintetik dari kerentanan, yang mirip dengan makanan cepat saji: diproduksi secara massal, mudah diakses, terkadang lezat, namun kurang nutrisinya. Kerentanan sejati dapat menumbuhkan kedekatan emosional. McVulnerability hanya memberikan ilusi saja,” katanya.

Ilustrasi seseorang yang tengah bersedih.Dok. Freepik/jcomp Ilustrasi seseorang yang tengah bersedih.

Sebenarnya rekaman orang menangis di media sosial bukanlah hal baru, sejak era Youtube kita sudah melihatnya. Namun, banyak orang masih menganggap tindakan itu sengaja dibuat untuk menarik perhatian, aneh, atau berlebihan, hanya demi meraih banyak "likes".

Walau begitu sebenarnya ada sisi lain yang unik dari fenomena ini. Bagaimana seseorang mau menampilkan sisi emosi dari dirinya.

Di saat kebanyakan orang ingin terlihat keren di media sosial, sebenarnya cukup menyegarkan melihat ada orang, bahkan selebritis, yang bersedia terlihat jelek saat menangis tersedu-sedu.

Terbuka menampilkan emosi

Terapis trauma dan kecemasan, Stephanie Feldman, mengatakan generasi yang lebih muda, terutama gen Z, memang cenderung lebih terbuka menampilkan emosinya dan juga perjuangannya dalam kesehatan mental.

“Gen Z dan Milenial tumbuh di dunia digital di mana ekspresi diri, baik itu kegembiraan, kemarahan, atau kesedihan, sering kali dibagikan secara online, dan membicarakan tantangan kesehatan mental secara online tidak lagi mendapat stigma seperti dulu," katanya.

Meski demikian, jika kita mau menunjukkan kerentanan emosional di dunia maya maka kita juga harus siap mendapat komentar menghakimi dari orang lain.

“Jika ada tanggapan negatif terhadap video kamu, efeknya kita makin stres. Bahkan jika ada tanggapan positif, hal ini sebenarnya dapat membuat seseorang terus mencari perhatian eksternal daripada mencari ke dalam diri sendiri untuk menuntaskan penyebab perilaku ini,” kata konselor berlisensi Rana Bull.

Ia menjelaskan, kita juga harus bersikap bijak jika ingin merekam diri pada saat-saat rentan seperti itu.

"Jika kamu merasa begitu terbebani dengan rasa bersalah, atau kesedihan sehingga kamu yakin bahwa menunjukkan emosi di depan umum adalah satu-satunya cara untuk menyampaikan rasa sakit yang dialami, ini menunjukkan adanya perjuangan yang lebih dalam, yang mungkin tidak cocok untuk dikonsumsi publik," katanya.

Mungkin terlihat tidak sehat atau tidak pantas untuk membagikan tangisan kita secara online, tetapi norma budaya terus berubah; seiring kita semua belajar sejauh mana kenyamanan kita dalam membagikan diri di dunia maya, hal paling sederhana yang bisa kita lakukan adalah memberikan sedikit pengertian satu sama lain.

Jangan terburu-buru merespon secara negatif atau menghakimi.

"Salah satu aspek yang indah dan kreatif dari media sosial adalah keterbukaannya. Tidak ada aturan baku tentang apa yang ‘benar’ atau ‘salah’ untuk diposting," kata Bull.

"Meskipun tentu saja ada perilaku tidak sehat di berbagai platform media sosial, masyarakat kita tumbuh dan berkembang dengan berinteraksi melalui beragam perspektif dan opini."

Tag:  #mengapa #orang #merekam #diri #saat #menangis #untuk #media #sosial

KOMENTAR