Dapat Pengakuan UNESCO, Subak Desa Bengkel Jadi  Percontohan Penerapan Ekohidrologi
Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) bersama Pemerintah Kabupaten Tabanan, Bali meresmikan Subak di Desa Bengkel, Kecamatan Kediri, Tabanan, Kamis (23/5/2024) menjadi tempat percontohan penerapan ekohidrologi atau Ecohydrology Demonstration Site UNESCO [ANTARA/HO-Humas Pemkab Tabanan]
07:28
24 Mei 2024

Dapat Pengakuan UNESCO, Subak Desa Bengkel Jadi Percontohan Penerapan Ekohidrologi

Subak Desa Bengkel, Kecamatan Kediri, Tabanan, mendapatkan pengakuan dari Organisasi Pendidikan Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) sebagai sebagai salah satu Ecohydrology Demonstration Sites pada 15 September 2023.

Dikutip dari kantor berita Antara, subak atau sistem pengairan sawah tradisional Bali ini menjadi tempat percontohan penerapan ekohidrologi.

Ekohidrologi adalah pendekatan dalam pengelolaan sumber daya air terpadu. Sistemnya menawarkan pendekatan pembangunan berkelanjutan dalam memahami lingkungan dan sistem sumber daya air. 

Caranya melalui pemahaman interdepensi proses dan komponen siklus hidrologi di ekosistem darat dan perairan.

Baca Juga:Direksi BUMN Tak Akan Berani Ambil Risiko apabila Keputusan Bisnis Dipidana

Pada Kamis (23/5/2024), Pemerintah Kabupaten Tabanan, Bali meresmikan Subak di Desa Bengkel, Kecamatan Kediri, Tabanan, menjadi tempat percontohan penerapan ekohidrologi.

Implementasi teknologi pertanian ini dilakukan Pemerintah Kabupaten Tabanan bersama Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

I Gde Sanjaya, Bupati Tabanan menyampaikan terima kasih dan rasa bangga kepada seluruh masyarakat petani, khususnya petani Subak Bengkel.

Ia menyatakan bahwa Subak adalah salah satu kearifan lokal Bali. Bertujuan sebagai mekanisme irigasi pertanian yang telah ada sejak ribuan tahun lalu. Juga diakui UNESCO sebagai situs warisan budaya dunia yang wajib dilestarikan.

Pengakuan Subak Bengkel sebagai salah satu Ecohydrology Demonstration Site UNESCO adalah wujud komitmen dalam memajukan sektor pertanian di Kabupaten Tabanan.

Baca Juga:Transaction Banking dan Bisnis Treasury BRI Sabet 2 Penghargaan Internasional dari The Asset Triple A

Subak Bengkel dengan luas 335 hektare, telah memberikan kontribusi produksi padi organik dengan varietas mentik susu. Produktivitas mencapai 8 ton per hektare.

"Saya berharap demonstration site yang telah dilaksanakan di Subak Bengkel menjadi momentum berharga, bukan hanya sebagai lokasi pengembangan dan pemeliharaan air, juga menjadi pusat pengkajian pelestarian budaya subak, pelestarian ekologi dan penerapan teknologi ramah lingkungan untuk menghasilkan pangan yang berkualitas,” tandas Bupati Tabanan.

Ia juga menaruh harapan akan lebih banyak masyarakat Tabanan, khususnya generasi muda tetap menjaga kelestarian alam dan lingkungan sekitar. Sehingga budaya subak sebagai dasar pertanian di Bali tetap lestari sebagai warisan budaya adiluhung.

Rahmah Ellfithri, perwakilan UNESCO menyatakan selamat atas penetapan Subak Tabanan sebagai salah satu UNESCO Ecohydrology Demonstration Sites.

Juga mengapresiasi kekompakan semua pihak, baik dari Universitas Muhammadiyah Malang yang memberikan dukungan saintifik, mau pun dari Bupati Tabanan dan Pemerintah Kabupaten Tabanan yang mendukung implementasi metodologi ini.

Sedangkan Profesor Doktor Nazaruddin Malik, Rektor Universitas Muhammadiyah Malang menjelaskan dipilihnya Subak Desa Bengkel sebagai lokasi implementasi teknologi karena Tabanan dikenal sebagai lumbung padi secara nasional.

"Mudah-mudahan menjadi pelajaran serta menarik minat masyarakat khususnya anak muda untuk menjadi pelopor membangun tanah Indonesia dengan kembali ke gaya lokal kita yang kokoh dan luhung,” sambut Profesor Doktor Nazaruddin Malik.

Editor: RR Ukirsari Manggalani

Tag:  #dapat #pengakuan #unesco #subak #desa #bengkel #jadi #percontohan #penerapan #ekohidrologi

KOMENTAR