Sering Gagal Interview Kerja? Pakar Ungkap 5 Rahasia ''Memoles'' Jawaban Agar Dilirik HRD
- Banyak pelamar kerja dengan CV mentereng justru tumbang di tahap wawancara. Masalahnya seringkali bukan karena kurang kompeten, tapi karena terlalu "jujur" tanpa strategi.
Pakar Wawancara dan Pendiri Interviewology, Anna Papalia, mengungkapkan bahwa wawancara kerja bukan sekadar ajang adu kejujuran, melainkan seni mempresentasikan diri. Menurutnya, ada beberapa jawaban yang perlu "dipoles" agar Anda tidak terlihat sebagai kandidat yang berisiko.
Dikutip dari Your Tango, Rabu (24/12), berikut adalah 5 hal yang sebaiknya tidak Anda sampaikan apa adanya saat interview kerja:
1. Visi 5 Tahun ke Depan: Fokus pada Perusahaan
Pertanyaan klasik ini sering dijawab dengan rencana pribadi seperti ingin lanjut S2, menikah, atau pindah jalur karier. Meski itu kenyataan, Anna Papalia menyarankan untuk mengerem jawaban tersebut.
"Tidak ada yang mau mendengar Anda mengatakan bahwa Anda membayangkan diri Anda kuliah pascasarjana atau menikah dan memiliki anak," kata Papalia.
Perusahaan ingin memastikan investasi mereka pada Anda tidak sia-sia. Alih-alih jujur soal rencana pribadi, fokuslah pada loyalitas.
"Yang ingin kami dengar dari Anda adalah, ‘Saya melihat diri saya di organisasi ini," jelas Papalia.
2. Alasan Pindah Kerja: Hindari Curhat Negatif
Pindah kerja karena gaji kecil atau bos yang "toxic" memang umum terjadi. Namun, mengatakannya secara gamblang bisa menjadi bumerang. Anda bisa dianggap sebagai orang yang mudah mengeluh.
Papalia menyarankan untuk membingkai alasan tersebut dengan narasi profesional. "Katakan sesuatu seperti, ‘Saya sudah merasa posisi saya tidak lagi sesuai dengan kemampuan saya dan saya mencari tantangan baru," sarannya.
3. Jangan Pernah Menjelekkan Atasan Lama
Ini adalah aturan emas dalam dunia rekrutmen. Sekalipun Anda bekerja untuk bos paling buruk sekalipun, jangan pernah membongkar aib mereka di depan calon atasan baru.
"Saya tidak peduli meskipun Anda bekerja untuk bos terburuk dan paling suka mengontrol di dunia, kami tidak ingin mendengar Anda membicarakan hal itu dalam wawancara," tegas Papalia. Sikap ini menunjukkan kedewasaan emosional dan profesionalisme Anda.
4. Pilih Hobi yang Memberi Nilai Tambah
Saat ditanya soal hobi, menjawab "nonton Netflix sepanjang hari" mungkin jujur, tapi tidak menarik di mata rekruter. Cobalah memilih sisi dari aktivitas Anda yang menunjukkan karakteristik positif.
"Pilihlah hobi yang terdengar profesional dan menarik," kata Papalia. Aktivitas seperti olah raga, membaca, atau aktif di komunitas memberikan kesan bahwa Anda adalah pribadi yang energik dan mau terus berkembang.
5. Menampilkan Tanggung Jawab Kerja secara Strategis
Terkadang, pelamar terlalu rendah hati saat menjelaskan pekerjaan sebelumnya. Papalia justru membolehkan pelamar untuk sedikit "mempertegas" peran mereka, terutama jika beban kerjanya melebihi jabatan resmi.
"Anda bisa sedikit melebih-lebihkannya, terutama jika Anda telah bekerja melebihi deskripsi pekerjaan Anda dan Anda belum dibayar untuk itu," kata Papalia. Ini bukan soal berbohong, melainkan mengklaim hasil kerja nyata yang selama ini Anda lakukan.
Pro dan Kontra "Seni Menjawab" Interview
Tips dari Papalia ini memicu diskusi hangat di media sosial. Banyak yang setuju bahwa wawancara adalah ajang "menjual diri". Sebagian netizen berpendapat bahwa wawancara bertujuan untuk melihat apakah pelamar adalah pribadi yang menyenangkan untuk diajak bekerja sama.
Meski begitu, para pakar karier tetap mengingatkan bahwa kunci utama adalah keseimbangan. Anda tidak perlu berbohong, cukup sampaikan kebenaran dengan cara yang cerdas dan strategis.
Apakah Anda sudah siap memoles jawaban untuk interview berikutnya?
Tag: #sering #gagal #interview #kerja #pakar #ungkap #rahasia #memoles #jawaban #agar #dilirik