Harga Emas dan Perak Melonjak Tajam, Investor Berburu Aset Aman
Harga emas dan perak dunia sama-sama mencetak rekor tertinggi pada perdagangan Senin (22/12/2025). Kenaikan dipicu ekspektasi pemangkasan suku bunga Amerika Serikat dan meningkatnya minat investor pada aset aman.()
19:12
22 Desember 2025

Harga Emas dan Perak Melonjak Tajam, Investor Berburu Aset Aman

– Harga emas dan perak dunia kompak mencetak rekor tertinggi pada perdagangan Senin (22/12/2025). Lonjakan harga logam mulia ini didorong ekspektasi pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS) serta meningkatnya permintaan aset safe haven.

Mengutip Reuters, harga emas spot naik 1,7 persen ke level 4.410,54 dollar AS per troy ons pada pukul 11.39 GMT. Sebelumnya, emas sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa di level 4.420,01 dollar AS per troy ons.

Sementara itu, kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Februari menguat 1,3 persen menjadi 4.443,90 dollar AS per troy ons.

Secara tahunan, harga emas telah melonjak hampir 68 persen sepanjang 2025. Kenaikan ini menjadi yang terbesar sejak 1979, ditopang pembelian kuat bank sentral, arus dana safe haven, serta lingkungan suku bunga yang lebih rendah.

Di saat yang sama, harga perak juga melonjak tajam. Harga perak spot naik 2,9 persen menjadi 69,05 dollar AS per troy ons, setelah sebelumnya mencetak rekor tertinggi di level 69,44 dollar AS per troy ons.

Sepanjang tahun ini, harga perak telah melesat 139 persen. Kenaikan tersebut didorong defisit pasokan yang berkelanjutan, meningkatnya kebutuhan industri, serta permintaan investasi yang kuat.

“Penurunan suku bunga mendukung permintaan terhadap aset riil seperti emas dan perak. Namun, kami juga melihat tembaga berada di level rekor, yang menunjukkan keinginan investor untuk memiliki eksposur terhadap komoditas secara luas, kemungkinan karena ekspektasi inflasi bertahan lebih lama,” kata analis UBS, Giovanni Staunovo.

Dari sisi kebijakan moneter, Gubernur Federal Reserve Stephen Miran pada Jumat menegaskan bahwa bank sentral AS perlu memangkas suku bunga karena inflasi telah mendingin dan kebijakan moneter perlu mengimbangi risiko terhadap pasar tenaga kerja.

Emas dan perak selama ini dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi serta aset aman di tengah ketidakpastian. Selain itu, kedua logam mulia tersebut cenderung diuntungkan dalam kondisi suku bunga yang lebih rendah.

“Ini merupakan momentum yang bersifat self-fulfilling. Namun, jika harus menunjuk satu faktor fundamental utama, saya akan menyoroti penggunaan kata ‘perang’ oleh Presiden Trump pekan lalu terkait Venezuela, setelah sebelumnya berkampanye dengan narasi ‘perdamaian’,” ujar analis StoneX, Rhona O’Connell.

Di sisi lain, indeks dollar AS (DXY) tercatat melemah dan berada di jalur penurunan tahunan terdalam sejak 2017. Pelemahan ini membuat emas dan perak menjadi lebih terjangkau bagi pembeli di luar AS.

Staunovo menambahkan, prospek emas masih positif ke depan. “Pandangan kami terhadap emas tetap bahwa logam kuning ini berpotensi mencapai level yang lebih tinggi tahun depan, dengan target di 4.500 dollar AS per ons,” ujarnya.

Sebelumnya, Goldman Sachs memproyeksikan harga emas masih akan melanjutkan tren kenaikan hingga akhir 2026.

Dalam laporan terbarunya yang dirilis Kamis, Goldman Sachs memperkirakan harga emas naik 14 persen menjadi 4.900 dollar AS per troy ons pada Desember 2026 dalam skenario dasar.

Goldman Sachs menilai peluang kenaikan harga emas masih terbuka lebar, terutama jika diversifikasi investasi ke emas meluas ke investor ritel.

Permintaan emas dari bank sentral yang tetap tinggi secara struktural serta dukungan dari siklus penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat dinilai menjadi pendorong utama.

Dalam laporan prospek komoditas 2026, Goldman juga menegaskan tetap merekomendasikan posisi beli atau long exposure pada emas.

Tag:  #harga #emas #perak #melonjak #tajam #investor #berburu #aset #aman

KOMENTAR