Lonjakan Investor Ritel Picu Kebutuhan Literasi Pasar Modal
— Pertumbuhan investor ritel yang meningkat pesat dinilai perlu diimbangi literasi pasar modal yang kuat. Kebutuhan ini mengemuka dalam forum edukasi “360° Market View: What to Watch & Where to Play in 2026” yang diselenggarakan Cuan Lovers Community (CLC) di Jakarta.
Kegiatan yang digelar di Hotel Gran Melia Jakarta pada 8 Desember 2025 itu dihadiri lebih dari 100 investor dari berbagai daerah. Forum tersebut menjadi upaya CLC memperkuat pemahaman fundamental dan kemampuan analisis investor ritel dalam menghadapi dinamika pasar tahun depan.
Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah Single Investor Identification (SID) per November 2025 mencapai 19,32 juta atau tumbuh sekitar 30 persen year-to-date dibanding akhir 2024. Kenaikan partisipasi ini dianggap perlu dibarengi kualitas pemahaman agar minat investasi tak sekadar bersifat spekulatif.
CLC didirikan edukator pasar modal Rita Efendy yang menekankan pentingnya ekosistem pembelajaran berbasis komunitas. Ia mengimbau investor ritel tidak terjebak euforia pasar dan tetap mengedepankan riset serta disiplin mengelola risiko.
“Pertumbuhan investor ritel tentu hal yang positif, tetapi kualitas pemahaman tetap menjadi faktor yang paling menentukan. Melalui forum ini, kami ingin menyediakan ruang belajar yang objektif, relevan, dan bisa langsung diterapkan dalam pengambilan keputusan sehari-hari. Fokus kami bukan sekadar mengikuti tren, tetapi membantu investor memahami risiko dan membaca arah pasar dengan lebih jernih,” ujar Rita, melalui keterangannya, Selasa (9/12/2025).
Ia menambahkan, kolaborasi dengan Syailendra Capital dilakukan untuk memperkuat sudut pandang riset yang diterima peserta.
“Dengan dukungan Syailendra, forum ini menjadi lebih komprehensif mulai dari makro, sektor, hingga strategi manajemen risiko. Ini membantu investor ritel lebih percaya diri dalam menyusun strategi,” katanya.
Suasana forum edukasi 360° Market View 2026 yang digelar Cuan Lovers Community di Jakarta.
Chief Executive Officer Syailendra Capital, Fajar R. Hidayat, menilai inisiatif CLC berperan penting dalam pembentukan budaya investasi yang sehat di Tanah Air.
“CLC memiliki peran penting dalam membangun budaya investasi yang sehat. Kami senang dapat turut mendukung upaya menghadirkan edukasi berbasis riset dan relevan bagi investor ritel. Investasi yang sehat dimulai dari pemahaman yang tepat, dan kolaborasi seperti ini memperkuat ekosistem pasar modal secara keseluruhan,” ujarnya.
Fajar menambahkan, penyampaian informasi secara jelas dan terstruktur diharapkan dapat membantu investor mengambil keputusan dengan lebih percaya diri memasuki 2026.
Forum tersebut menghadirkan paparan mengenai outlook pasar saham 2026, potensi sektor unggulan, perkembangan ekonomi global dan domestik, hingga strategi menghadapi volatilitas.
Materi disampaikan berbagai lembaga riset, termasuk Danantara Indonesia, Algo Research, dan Revalue Academy. Sejumlah emiten seperti BRPT, EMAS, dan SSIA juga memberikan gambaran strategi korporasi menghadapi tahun depan.
Pada sesi “Past, Present, and Future”, Founder Syailendra Capital Jos Parengkuan menekankan pentingnya disiplin dalam menghadapi siklus pasar. Ia mengingatkan bahwa fase pasar dengan tingkat optimisme tinggi justru memerlukan kewaspadaan lebih.
“Keberhasilan investasi tidak hanya ditentukan oleh kondisi pasar, tetapi oleh bagaimana investor mematuhi prinsip-prinsip dasar yang kuat. Konsistensi strategi dan manajemen risiko adalah kunci untuk bertahan di pasar yang terus berubah,” kata Jos.
CLC menegaskan akan melanjutkan kolaborasi edukatif bersama Syailendra Capital sepanjang 2026 melalui kelas tematik, workshop sektoral, dan program pembelajaran untuk memperluas akses literasi pasar modal.
Tag: #lonjakan #investor #ritel #picu #kebutuhan #literasi #pasar #modal