Mengurus Sertifikat Tanah Hilang atau Rusak: Syarat, Proses, dan Biaya
Sertifikat tanah atau bangunan merupakan dokumen tertulis yang diterbitkan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN) sebagai bukti kepemilikan paling sah atas properti.
Dokumen berharga ini rentan terhadap berbagai risiko, termasuk menjadi korban sengketa, pencurian, kebakaran, atau rusak akibat bencana alam.
Jika Anda menghadapi masalah kehilangan atau kerusakan sertifikat, jangan khawatir. Proses pengurusan duplikat telah diatur oleh BPN. Berikut adalah panduan lengkap dan rincian biaya yang perlu disiapkan:
Mengutip laman resmi Kementerian ATR/BPN, pemilik sertifikat harus menyiapkan sejumlah dokumen untuk mengajukan permohonan penerbitan sertifikat pengganti. Pastikan Anda membawa identitas pemohon, seperti:
- Surat Tanda Lapor Kehilangan dalam bentuk Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dari kepolisian setempat.
- Surat pernyataan di bawah sumpah oleh pemegang hak (atau pihak yang menghilangkan) yang menerangkan bahwa kehilangan terjadi karena musibah bencana alam, kebakaran, atau sebab lainnya.
- Surat pernyataan dari kantor desa/kelurahan yang menyatakan bahwa tanah tidak sedang dalam sengketa.
- Surat pernyataan bahwa tanah/bangunan tersebut sedang dikuasai secara fisik.
- Bukti pengumuman kehilangan di surat kabar.
- Formulir pelaporan yang diisi di kantor BPN.
- Dokumen Identitas: Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) asli, berikut fotokopi KTP dan KK.
- Dokumen Tambahan: Fotokopi akta pendirian dan pengesahan badan hukum (jika badan hukum) dan fotokopi sertifikat (jika ada).
- Surat Kuasa bermeterai, bila pengurusan diwakilkan kepada pihak lain.
Catatan: Seluruh surat pernyataan wajib dibubuhi meterai.
Alur dan Lama Proses di Kantor BPN
Setelah seluruh dokumen lengkap, Anda siap mengajukan permohonan ke kantor BPN setempat.
Verifikasi Dokumen: Petugas BPN akan memeriksa kembali kelengkapan dan keabsahan dokumen yang dipersyaratkan.
Asas Publisitas: BPN akan mengumumkan kegiatan penerbitan sertifikat pengganti untuk memenuhi asas publisitas.
Pengumuman ini dilakukan melalui surat kabar (atas biaya pemohon) atau ditempel di papan pengumuman kantor BPN dan di lokasi tanah. BPN juga mengumumkan di situs resminya.
Penerbitan Duplikat: Apabila dalam jangka waktu 30 hari sejak pengumuman tidak ada pihak lain yang mengajukan keberatan, maka BPN akan menerbitkan sertifikat pengganti.
Lama Penyelesaian: Total waktu penyelesaian hingga terbitnya sertifikat pengganti adalah sekitar 40 hari kerja. Status pengajuan dapat dicek melalui telepon kantor BPN setempat.
Biaya Penggantian Sertifikat
Pemilik tanah yang telah menerima sertifikat pengganti wajib menyelesaikan pembayaran biaya sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh BPN.
Biaya dasar untuk menerbitkan sertifikat tanah atau bangunan pengganti diperkirakan sekitar Rp350.000, yang terdiri dari:
Biaya Pendaftaran: Rp50.000
Biaya Sumpah: Rp200.000
Biaya Salinan Surat Ukur: Rp100.000
Selain biaya resmi BPN di atas, pemohon juga perlu menyiapkan biaya tambahan untuk publikasi kehilangan di media massa (surat kabar).
Besaran biaya publikasi ini bisa bervariasi tergantung ketentuan perusahaan surat kabar, berkisar dari ratusan hingga jutaan rupiah.
Pihak Kementerian ATR/BPN mengingatkan bahwa sertifikat pengganti yang diterbitkan memiliki kekuatan hukum yang sama dengan sertifikat yang dinyatakan hilang karena dicetak dengan nomor registrasi yang sama. Dengan terbitnya dokumen pengganti, maka sertifikat yang hilang dinyatakan tidak berlaku lagi.
Kontributor : Rizqi Amalia
Tag: #mengurus #sertifikat #tanah #hilang #atau #rusak #syarat #proses #biaya