Kisah Perjuangan Sri Wahyuni di Balik Sambal Ning Niniek! Dimulai dari Dapur, Didorong Pertamina Tembus Mancanegara
Sri Wahyuni bersama usaha yang dirintisnya dari dapur rumah hingga tembus pasar mancanegara. (Moch. Rizky Pratama Putra/JawaPos.com)
10:27
25 November 2025

Kisah Perjuangan Sri Wahyuni di Balik Sambal Ning Niniek! Dimulai dari Dapur, Didorong Pertamina Tembus Mancanegara

 

Kisah perjuangan Sri Wahyuni membangun Sambal Ning Niniek membuka mata banyak orang tentang bagaimana usaha kecil bisa tumbuh dari dapur rumah hingga dikenal di mancanegara. Perjalanan ini dimulai dari tekad sederhana dan berkembang menjadi kisah inspiratif yang terus mendorong UMKM lain untuk berani bermimpi.

Pagi itu di teras rumahnya, Sri Wahyuni mengingat jelas langkah pertamanya ketika mendirikan usaha pada Oktober 2017 saat masih bekerja sebagai karyawan. “Perkenalkan, saya Sri Wahyuni, Owner dari Sambal Ning Niniek, sambal ini berdiri di tahun 2017,” ujarnya saat berbincang dengan JawaPos.com, Minggu (23/11/2025).

Setahun kemudian, ia mengambil keputusan besar yang menjadi titik balik hidupnya. “Pada saat itu saya masih kerja dan saya memutuskan resign ketika bulan Oktober 2018,” katanya.

Setelah berhenti bekerja, Sri Wahyuni mulai fokus bergabung dengan beberapa dinas untuk mengurus legalitas usahanya.

“Jadi mulai saat itu saya mulai bergabung dengan beberapa dinas dan dari situ saya mulai melengkapi legalitas usaha kami,” ujarnya.

Ia juga mulai memperkuat identitas produknya agar lebih mudah dikenali masyarakat. “Dan saya mulai membranding Sambal Ning Niniek ini,” tambahnya.

Produk pertama yang ia luncurkan adalah Abon Sambal Ikan Klotok, olahan khas Jawa Timur yang biasanya hanya dijadikan sambal atau oseng. “Jadi awal produk kami adalah Abon Sambal Ikan Klotok,” tuturnya.

Bahan utama abon klotok adalah ikan asin Jawa Timur yang ia olah menjadi bentuk abon agar lebih praktis disantap.

“Yaitu ikan asin Jawa Timur yang biasanya diolah hanya menjadi sambal maupun oseng-oseng, itu saya buat menjadi abon klotok,” ujarnya.

Ia berharap kreasi barunya itu bisa diterima masyarakat dari berbagai usia. “Jadi saya berharap dengan abon klotok ini bisa dinikmati dari mulai anak-anak sampai orang dewasa,” katanya.

Harapannya ternyata terwujud sejak awal penjualan karena produk tersebut mendapatkan sambutan positif. “Dan Alhamdulillah dengan produk utama kami bisa diterima masak pada saat itu,” imbuhnya.

Produk Sambal Ning Niniek dikemas dengan apik agar tembus pasar mancanegara. (Moch. Rizky Pratama Putra/JawaPos.com)

Tak lama setelah itu, pada 2019, Sambal Ning Niniek mulai rutin dipasarkan ke luar negeri melalui agen. “Jadi mulai saat itu saya di tahun 2019 sudah mulai memasarkan produk saya di Hongkong dan Taiwan,” ungkapnya.

Tahun 2020 menjadi awal perjumpaannya dengan Pertamina, ketika ia membutuhkan modal untuk meningkatkan standar produksinya.

“Karena pada saat itu saya membutuhkan modal untuk mempunyai legalitas seperti HACCP yang perlu membuat tempat produksi sesuai standar pada BPOM,” jelasnya.

Pertamina kemudian memberikan bantuan renovasi tempat produksi agar sesuai standar yang berlaku. “Jadi pada saat itu saya dibantu oleh Pertamina untuk merenovasi tempat produksi kami,” katanya.

Tak hanya itu, Sambal Ning Niniek juga mendapat dukungan lain yang membantu mempercepat perkembangan usaha. “Selain kami bisa merenovasi tempat produksi, kami dibantu melalui pemasaran maupun pelatihan,” ujarnya.

Bantuan ini membuat bisnisnya lebih siap masuk ke pasar yang lebih luas dan kompetitif. “Sehingga kami menjadi perusahaan yang bisa memasarkan lebih luas lagi,” katanya.

Sri Wahyuni mengaku bersyukur karena Pertamina tidak hanya memberikan modal, tetapi juga pendampingan jangka panjang.

“Pertamina sangat mendukung dan memfasilitasi mulai dari modal kerja, pelatihan, dan memasarkan produk kami,” ucapnya.

Bahan baku Sambal Ning Niniek berasal dari berbagai pelosok Nusantara sesuai kualitas yang dibutuhkan.

“Supplier kami yaitu yang paling jauh itu dari Medan, terus itu baby cumi, sedangkan untuk ikan roanya kami ambil dari Manado,” jelasnya.

Ikan klotok diperoleh dari Pantura, tepatnya Lamongan, sedangkan tuna asap berasal dari Malang. “Yang untuk ikan klotoknya itu kami ambil dari Pantura, serta untuk ikan tuna asapnya kami ambil dari Malang,” lanjutnya.

Ia menekankan semua bahan baku diproduksi berdasarkan pesanan sehingga kualitas dapat terjaga. “Jadi kami pesan itu baru mereka membuatkan karena kami benar-benar mengutamakan kualitas produk,” ujarnya.

Untuk membuat abon klotok, bahan baku ikan asin dibuat dari ikan layang yang diawetkan secara alami.

“Jadi abon klotok ini bahan-bahannya itu dari ikan asin, ikan asin ini benar-benar kami meminta pada supplier kami hanya memakai garam klotokan saja untuk pengeringannya,” jelasnya.

Ia sengaja menghindari penggunaan bahan kimia untuk menjaga keamanan pangan. “Karena biasanya ikan asin itu terjadi dengan berformalin, jadi kami membuat ikan asin ini bebas bahan kimia,” tegasnya.

Selain mengembangkan usaha, Sri Wahyuni juga aktif membangun sinergi bersama UMKM sekitar. “Kami membentuk istilahnya Paguyuban untuk banyak teman-teman UMKM di Siwalankerto ini,” katanya.

Paguyuban ini menjadi wadah berbagi ilmu dan memperluas jaringan pemasaran. “Perlu ada untuk bisa mengembangkan mulai dari legalitas, wawasan, pelatihan, serta pemasaran,” ujarnya.

Kini Sambal Ning Niniek berhasil menembus pasar yang lebih jauh lagi setelah konsisten mengikuti berbagai program pendampingan. “Saat ini yang paling jauh itu Belgia,” katanya.

Semua perjalanan ini bermula dari perbincangannya dengan salah satu pegawainya saat ia masih bekerja sebagai karyawan.

“Awal mulai itu saya malah pegawai saya itu bilang ‘Mbak bikino usaha, nanti saya ikut sampean,’” kenangnya.

Ia sempat mempertimbangkan membuka warung sebelum akhirnya menemukan potensi abon klotok. “Waktu itu malah saya berpikir untuk buka warung biar dijaga oleh tetangga saya,” ujarnya.

Namun ide abon klotok justru berkembang pesat setelah ia mengajak ibu-ibu sekitar rumah untuk ikut serta. “Saya ajak untuk melibatkan dalam proses produksi serta dalam pengiriman barang,” jelasnya.

Keterlibatan masyarakat sekitar membuat usaha ini menjadi rumah kedua bagi banyak orang. “Awal ideanya itu seperti itu cuma beberapa ibu-ibu menyuruh saya mbak buka usaha, nanti saya ingin ikut sampean,” katanya.

Resep abon klotok sebenarnya adalah resep keluarga yang awalnya hanya dibuat untuk anak-anaknya. “Awalnya resep keluarga ya, jadi ketika itu saya membikinkan anak-anak dan pada suka,” ujarnya.

Ketika aktif di dalam kegiatan MLM, ia beberapa kali keluar negeri dan membawa abon klotok sebagai oleh-oleh. “Saya membawa abon klotok ini dan ternyata di sana teman-teman mencicipi dan merasakan enak,” katanya.

Dari sana banyak yang mulai memesan dan produk itu pun berkembang dari kemasan plastik sederhana menjadi kemasan ritel.

“Awal itu dikemas seperti kiloan, terus dengan jalannya waktu saya fikir bagaimana kalau dikemas bagus,” ujarnya.

Kini produk Sambal Ning Niniek telah masuk ke berbagai ritel ternama seperti Alfamidi, Hypermart, Aeon, hingga Bu Rudy. “Iya, ada Alfamidi, di Hypermart, terus di Aeon juga seperti toko oleh-oleh,” katanya.

Dapur produksi tetap berlokasi di Surabaya, tetapi distribusinya sudah menjangkau berbagai kota Indonesia. “Ada beberapa agen di beberapa kota di Indonesia,” ujarnya.

Pegawai yang terlibat dalam proses usaha juga semakin banyak seiring peningkatan permintaan pasar. “Bagian produksi ada 4 orang dan penyiapan bahan baku ada 3 orang,” katanya.

Selain itu, ada pula staf admin, SPG, dan bagian pengiriman yang masing-masing memiliki tiga orang. “Jadi istilahnya bisa menampung banyak orang untuk mendapatkan pekerjaan,” ujar Sri Wahyuni.

Hingga kini, ia masih aktif mengikuti pendampingan dan program pengembangan UMKM dari Pertamina. “Pertamina tiap tahun ada seperti Akademi Pertamina ataupun Pertamina Aggregator,” katanya.

Pekan ini, ia sedang mengikuti bootcamp di Jakarta untuk bersaing masuk ke 30 besar program aggregator. “Itu merupakan program pemerintah, jadi mengambil istilahnya kita kemarin lolos 50 besar,” ujarnya.

Jika berhasil menjadi salah satu pemenang, ia berkesempatan mendapatkan pendanaan tambahan. “Biasanya kita nanti kalau menang kita mendapatkan pendanaan,” jelasnya.

Bagi para pelaku UMKM yang sedang merintis usaha, Sri Wahyuni memberikan pesan sederhana namun kuat. “Yang pertama kita selalu fokus, fokus dan tahan banting juga ya,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya melibatkan Allah dalam setiap langkah usaha. “Kita selalu positif thinking saja,” ujarnya.

Setiap tantangan menurutnya selalu memiliki gantinya di sisi lain. “Memang di beberapa toko kita mengalami penurunan ya tapi ada kenaikan sekali,” katanya.

Sebagai UMKM binaan Pertamina, ia berharap pendampingan terus dilakukan agar pelaku UMKM Indonesia bisa semakin kuat. “Pertamina tetap selalu berusaha mendampingi para UMKM untuk memasarkan produk lebih luas lagi,” ujarnya.

Ia ingin semakin banyak UMKM Indonesia yang mampu menembus pasar internasional seperti Sambal Ning Niniek. “Semoga Pertamina selalu melahirkan UMKM-UMKM yang go global,” tutupnya.

Editor: Mohamad Nur Asikin

Tag:  #kisah #perjuangan #wahyuni #balik #sambal #ning #niniek #dimulai #dari #dapur #didorong #pertamina #tembus #mancanegara

KOMENTAR