Del Monte Ajukan Bangkrut, Apa Sebenarnya yang Terjadi?
Logo Del Monte.(freshdelmonte.com)
07:28
3 Juli 2025

Del Monte Ajukan Bangkrut, Apa Sebenarnya yang Terjadi?

- Del Monte Foods, produsen makanan kemasan asal Amerika Serikat yang dikenal lewat merek seperti Del Monte, Contadina, dan College Inn, mengajukan kebangkrutan Chapter 11 saat bersiap menjual sebagian besar asetnya.

Perusahaan yang berada di bawah induk Del Monte Pacific yang berbasis di Singapura ini telah mencapai kesepakatan restrukturisasi dengan sekelompok kreditornya. Kesepakatan ini bertujuan untuk menjaga kelangsungan Del Monte selama proses penjualan berlangsung.

Untuk membiayai operasional selama proses kebangkrutan, Del Monte mendapatkan pembiayaan debtor-in-possession sebesar 912,5 juta dollar AS dari beberapa kreditor yang sudah ada.

Dari total jumlah tersebut, 165 juta dollar AS merupakan modal baru yang akan digunakan untuk mendukung operasional perusahaan menuju kemungkinan penjualan.

Apa yang Salah dengan Del Monte?

Proses kebangkrutan ini muncul setelah Del Monte Foods cukup lama menghadapi tekanan keuangan.

Upaya restrukturisasi utang tahun lalu justru memperjelas besarnya masalah keuangan perusahaan.

Sebagai bagian dari langkah meringankan beban utang sebesar 240 juta dollar AS, Del Monte melakukan Liability Management Exercise (LME).

Namun, seperti dikutip dari Tradingview, langkah tersebut berbalik arah ketika sekelompok kreditor yang tidak dilibatkan dalam restrukturisasi menggugat perusahaan. Mereka menuduh Del Monte melanggar perjanjian pembiayaan senilai 725 juta dollar AS karena memindahkan aset di luar jangkauan mereka.

Gugatan hukum tersebut, yang baru diselesaikan awal tahun ini, semakin membebani operasi Del Monte yang sudah kesulitan.

Menurut dokumen kebangkrutan yang diajukan di negara bagian New Jersey, Del Monte saat ini memperkirakan nilai aset dan kewajiban mereka masing-masing berada di kisaran 1 miliar hingga 10 miliar dollar AS. Perusahaan juga mencatat jumlah kreditor antara 10.000 hingga 25.000 pihak.

Sementara itu, induk perusahaannya, Del Monte Pacific yang berbasis di Singapura, juga menghadapi tekanan.

Dalam laporan tahun fiskal 2024, perusahaan mencatat pendapatan 2,4 miliar dollar AS, hampir tidak berubah dibandingkan tahun sebelumnya.

Yang lebih mengkhawatirkan adalah penurunan EBITDA sebesar 60 persen, menjadi hanya 133,2 juta dollar AS, dan kerugian bersih 127 juta dollar AS setelah sebelumnya membukukan laba 17 juta dollar AS.

Masalah keuangan ini terjadi di tengah perubahan tren konsumen secara umum. Makin banyak konsumen yang memilih makanan segar dan sehat, membuat permintaan terhadap produk kalengan dan tahan lama semakin menurun.

Tren ini memukul merek-merek yang selama ini menjadi penguasa pasar makanan kalengan seperti Del Monte, yang baru-baru ini menutup fasilitas produksinya di negara bagian Washington.

Perusahaan makanan kaleng asal Amerika Serikat, Del Monte Foods, dikabarkan bangkrut usai berdiri selama 138 tahun.DOK. PT Lasallefood Indonesia Perusahaan makanan kaleng asal Amerika Serikat, Del Monte Foods, dikabarkan bangkrut usai berdiri selama 138 tahun.Lalu Apa Selanjutnya?

Del Monte akan melanjutkan proses yang disebut sebagai going-concern sale, yaitu strategi penjualan sebagian besar atau seluruh bisnis kepada pemilik baru sambil tetap menjaga kelangsungan operasional.

Tujuannya adalah mempertahankan nilai perusahaan, melindungi lapangan kerja, dan memaksimalkan pengembalian dana bagi para kreditor, alih-alih menutup bisnis dan melikuidasi aset.

Meskipun mengajukan kebangkrutan, Del Monte akan terus menjalankan operasional sehari-hari tanpa gangguan. Toko-toko tetap akan menyediakan produk mereka, dan pelanggan tidak akan melihat perubahan dalam waktu dekat.

Keberlanjutan ini dimungkinkan berkat suntikan dana segar dari para kreditor yang ada, baik dalam bentuk modal baru maupun dukungan untuk kebutuhan bisnis selama proses restrukturisasi dan penjualan berlangsung.

Adapum lini produk Del Monte antara lain mencakup buah dan sayur kalengan dengan merek Del Monte, kaldu dan stok dengan merek College Inn, serta teh siap minum di bawah merek Joyba.

Apa itu Kebangkrutan Chapter 11

Kebangkrutan Chapter 11 adalah suatu bentuk perlindungan kebangkrutan di bawah hukum Amerika Serikat yang memungkinkan perusahaan untuk melanjutkan operasional bisnisnya sambil merestrukturisasi utangnya di bawah pengawasan pengadilan.

Sederhananya, Chapter 11 adalah proses restrukturisasi, bukan likuidasi (penutupan total). Ini memberi perusahaan yang sedang kesulitan keuangan kesempatan untuk bertahan hidup, menyusun kembali keuangannya, dan mencoba kembali menjadi sehat secara finansial.

Beberpa perusahaan yang pernah menggunakan kebangkrutan Chapter 11 ini antara lain General Motors (2009), Hertz (2020), J.C. Penney (2020), LATAM Airlines (2020), dan kini Del Monte Foods (2025),

Selain Chapter 11, di AS ada juga aturan Chapter 7. Berbeda dengan Chapter 11, pada beleid ini  tujuan utamanya adalah melikuidasi aset untuk membayar utang. Selain itu perusahaan juga tidak bisa beroperasi.

Fitur Utama Chapter 11:

 

1. Perusahaan tetap beroperasi
Tidak seperti kebangkrutan lainnya, perusahaan tidak harus langsung berhenti beroperasi. Mereka bisa tetap menjalankan bisnis sehari-hari sambil menyusun rencana pembayaran utang kepada kreditur.

2. Pengadilan mengawasi prosesnya
Semua keputusan besar (seperti menjual aset, meminjam dana baru, atau memutus kontrak) harus disetujui oleh pengadilan kebangkrutan.

3. Debtor-in-Possession (DIP)
Selama proses, perusahaan disebut sebagai debtor-in-possession, artinya mereka masih mengendalikan aset dan bisnisnya, tetapi di bawah pengawasan hukum.

4. Penyusunan Rencana Restrukturisasi
Perusahaan harus menyusun rencana restrukturisasi utang yang harus disetujui oleh kreditur dan pengadilan.

5. Tujuannya bukan untuk menutup bisnis, tapi menyelamatkan
Chapter 11 sering digunakan oleh perusahaan besar yang ingin menghindari penutupan total dan mempertahankan nilai bisnisnya.

 

Tag:  #monte #ajukan #bangkrut #sebenarnya #yang #terjadi

KOMENTAR