Indonesia Jadi 1 dari 10 Negara Teraman Jika Perang Dunia 3 Terjadi, Benarkah Demikian?
Benarkan Indonesia jadi 1 dari 10 negara teraman bila terjadi perang dunia III.(SHUTTERSTOCK)
18:40
23 Juni 2025

Indonesia Jadi 1 dari 10 Negara Teraman Jika Perang Dunia 3 Terjadi, Benarkah Demikian?

- Kekhawatiran akan potensi terjadinya Perang Dunia III mencuat setelah Amerika Serikat (AS) ikut terlibat dalam konflik di Timur Tengah antara Israel dan Iran.

Namun, menurut seorang pakar terkemuka di bidang iklim dan sains atmosfer, Profesor Brian Toon, terdapat 10 negara teraman jika Perang Dunia III terjadi, dan salah satunya adalah Indonesia.

Indonesia menjadi salah satu negara yang aman dari Perang Dunia III karena pernah dengan tegas menyatakan tidak akan memihak negara manapun dalam konflik global.

Hal itu diungkapkan oleh Presiden Pertama Indonesia, Soekarno, saat menuturkan kebijakan luar negeri Indonesia berupa bebas dan aktif.

Presiden Indonesia berikutnya juga mengikuti arah kebijakan ini dengan terus menekankan pendekatan independen Indonesia terhadap hubungan internasional dengan fokus yang kuat pada perdamaian global.

Selain Indonesia, dua negara paling aman dari nuklir adalah Selandia Baru dan Australia. Kedua negara itu diklaim dapat bertahan karena mampu mempertahankan pertanian.

"Sebagian besar dunia, terutama di daerah lintang tengah, akan tertutup lapisan es. Tempat-tempat seperti Iowa dan Ukraina akan tertutup salju selama 10 tahun. Pertanian akan gagal, dan ketika pertanian gagal, orang-orang akan mati," kata dia, dikutip dari Express.

Secara berurutan, 10 negara teraman yang masuk dalam daftar ini adalah Antartika, Selandia Baru, Swiss, Islandia, Indonesia, Afrika Selatan, Argentina, Bhutan, Chili, dan Fiji.

Namun, meski secara politik Indonesia termasuk negara aman ketika Perang Dunia III terjadi, akankah perekonomian nasional tetap aman?

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menilai kondisi fundamental ekonomi Indonesia saat ini masih belum aman jika terjadi Perang Dunia III. Sebab, tantangan utama ekonomi Indonesia justru berasal dari dalam negeri, bukan dari luar.

"Ketahanan fiskal dan ekonomi Indonesia rentan sekali," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (23/6/2025).

Menurutnya, Indonesia bisa mendapatkan keuntungan dengan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Salah satunya, Indonesia berpotensi akan menjadi tempat investor menempatkan modalnya.

Pasalnya, ketegangan geopolitik ini akan membuat para investor global berbondong-bondong mencari tempat yang aman dan stabil secara politik maupun ekonomi, seperti Indonesia.

Namun, masalah fundamental ekonomi menjadi hambatan sehingga Indonesia tidak siap menyambut peluang-peluang yang akan menghampiri.

Bhima bilang, masalah yang bakal menghambat perekonomian Indonesia di kondisi krisis seperti Perang Dunia III tidak jauh dari masalah regulasi, infrastruktur, hingga birokrasi.

Menggemuknya struktur kementerian dan lembaga di era pemerintahan Prabowo-Gibran membuat birokrasi menjadi semakin tidak efektif dan efisien.

Hal tersebut akan mempengaruhi lambatnya pengambilan keputusan hingga menghambat pengurusan izin usaha dan investasi. Faktor ini akan menurunkan daya saing Indonesia di mata investor.

Terlebih, indeks daya saing Indonesia sudah turun ke peringkat 40 dari 69 negara pada 2024.

Ketergantungan Indonesia pada sumber daya alam (SDA) juga menimbulkan kerentanan terhadap naik turunnya harga komoditas yang pasti terjadi akibat dinamika global. "Estimasi harga minyak mentah menyentuh 80-83 dollar AS per barrel dalam waktu dekat, setidaknya awal Juli 2025. Meski permintaan energi saat ini sedang turun, tapi konflik bisa mendorong naiknya harga minyak secara signifikan," jelasnya.

Selain itu, hambatan juga terjadi pada aspek biaya logistik yang masih tinggi sehingga tidak sekompetitif dibanding negara ASEAN lainnya.

Suku bunga kredit yang relatif tinggi juga membuat biaya pinjaman untuk investasi cukup mahal. "Jadi ada waste opportunity dari kondisi kisruhnya geopolitik yang seharusnya Indonesia mendapat banyak relokasi industri," ucapnya.

Oleh karenanya, pemerintah harus memastikan agar Indonesia tetap berada pada posisi negara non-blok yang tidak memihak pihak manapun agar tetap bertahan di tengah konflik yang terjadi.

Sebab, Bhima menilai kemungkinan terjadinya Perang Dunia III bisa saja terealisasi melihat sikap AS yang memicu konflik di berbagai negara, salah satunya dengan membombardir fasilitas nuklir Iran pada Sabtu (21/6/2025) waktu setempat.

"Jadi Indonesia harus tetap non-blok dan jadi middle power agar tidak punya musuh eksistensial dari luar," sebut dia.

Tag:  #indonesia #jadi #dari #negara #teraman #jika #perang #dunia #terjadi #benarkah #demikian

KOMENTAR