



Akui Dampak Tarif Trump, Prabowo: RI Terpaksa Mencari Pasar Baru ke Afrika hingga Eurasia
– Presiden Prabowo Subianto mengakui tarif timbal balik yang diterapkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump memengaruhi ekspor produk Indonesia.
Situasi ini membuat Indonesia harus membuka pasar baru untuk menjaga kinerja perdagangan. Afrika, Amerika Latin, dan Eurasia masuk dalam daftar wilayah tujuan ekspor yang disasar pemerintah.
Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo saat menjawab pertanyaan di forum The 28th St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF 2025) di St. Petersburg, Rusia, Jumat (20/6/2025).
Ia menolak anggapan Indonesia hanya memanfaatkan peluang dagang dengan Rusia.
“Tidak tepat jika dikatakan bahwa kami ingin memanfaatkan situasi ini. Kami terbuka terhadap peluang, dan kami ingin memanfaatkan peluang ini. Karena kami, pada gilirannya, juga menerima pil pahit berupa tarif, kita semua tahu tentangnya, dan kita semua tahu perilaku pasar Amerika,” ujar Prabowo, dikutip dari siaran YouTube Kompas TV, Sabtu (21/6/2025).
“Sekarang kami terpaksa mencari pasar baru. Kami melihat ke Afrika, Amerika Latin, Eurasia. Tentu saja, sekarang kami sedang dalam proses menyelesaikan perjanjian tentang zona perdagangan bebas dengan Uni Ekonomi Eurasia,” lanjutnya.
Prabowo juga menyebut Indonesia tetap menjalin hubungan dagang dengan Uni Eropa dan China. Ia menilai hubungan ekonomi dengan China berjalan baik.
Sementara untuk kerja sama dengan Rusia, ia melihat peluang besar. Banyak pelaku usaha Rusia tertarik masuk ke pasar Indonesia.
“Dan potensi pertumbuhannya sangat besar. Oleh karena itu, saya melihat bahwa sebagian besar perusahaan Rusia ingin datang ke Indonesia,” ujarnya.
Menurut Prabowo, kerja sama Indonesia–Rusia sudah terjalin sejak lama. Perusahaan kedua negara pernah bekerja sama dalam perdagangan bahan baku dan energi, seperti minyak dan gas. Saat ini Indonesia juga mulai membuka pasar bagi produk pertanian Rusia.
Negosiasi Tarif dengan AS
Amerika Serikat menerapkan tarif resiprokal sebesar 32 persen terhadap Indonesia. Namun, Washington memberi ruang negosiasi.
Indonesia menjadi negara pertama yang mendapat kesempatan merundingkan kebijakan tersebut. Tiga menteri ditunjuk sebagai delegasi: Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Delegasi sudah berada di Washington DC pada 16–23 April 2025. Mereka bertemu perwakilan dari United States Trade Representative (USTR), Departemen Perdagangan AS, Departemen Luar Negeri AS, dan Departemen Keuangan AS.
Airlangga menyebut negosiasi sudah memasuki tahap kedua. Putaran pertama merundingkan soal tarif impor, hambatan non-tarif, perdagangan digital, dan ketahanan ekonomi.
Hasil putaran pertama telah diserahkan ke perwakilan USTR, Jamieson Greer. AS akan menggunakan dokumen tersebut untuk meninjau kembali kebijakan tarifnya terhadap Indonesia.
"Putaran kedua ini akan segera dilakukan minggu depan. Jadi delegasi Indonesia akan mengirim tim ke Washington untuk melakukan negosiasi putaran selanjutnya," kata Airlangga dalam konferensi pers virtual, 4 Juni 2025.
Ia menegaskan pemerintah akan selalu mengedepankan kepentingan nasional dalam proses negosiasi.
"Tentu kita berharap hasilnya nanti akan optimal terhadap perdagangan Indonesia ke pasar global termasuk ke Amerika Serikat," ucapnya.
Tag: #akui #dampak #tarif #trump #prabowo #terpaksa #mencari #pasar #baru #afrika #hingga #eurasia