Strategi Harita Nickel (NCKL) Genjot Laba dan Pendapatan di Tengah Penurunan Harga Nikel
Fase pertama smelter feronikel PT Karunia Permai Sentosa (KPS) milik Harita Nickel yang rampung pada Januari 2025 dan mulai beroperasi penuh pada Maret 2025 di Pulau Obi, Halmahera Selatan. Smelter ini menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF).(DOK. HARITA NICKEL)
17:12
18 Juni 2025

Strategi Harita Nickel (NCKL) Genjot Laba dan Pendapatan di Tengah Penurunan Harga Nikel

- PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau lebih dikenal dengan Harita Nickel menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba di tengah penurunan harga nikel global.

Direktur Keuangan Trimegah Bangun Persada (NCKL) Suparsin Darmo Liwan mengatakan, manajemen berharap secara umum target pendapatan dan laba akan mengalami peningkatan.

"Terutama disebabkan karena dari kinerja operasional di tahun ini dari sektor pertambangan bijih nikel kami akan meningkatkan produksi," kata dia dalam public expose, Rabu (18/6/2025).

Ia menambahkan, akan ada satu anak perusahaan yaitu PT Gane Tambang Sentosa (GTS) yang sudah mulai berproduksi.

Lebih lanjut, dari sisi pengolahan nikel secara operasional diharapkan masih akan stabil dari PT Megah Surya Pratiwi (MSP) dan PT Halmahera Jaya Feronikel (HJF). "Karena secara kapasitas produksi sebenarnya sudah mencapai kapasitas penuh," imbuh dia.

Suparsin menambahkan, ada juga faktor lain yaitu kontribusi dari entitas asosiasi yaitu PT Halmahera Persada Lygend (HPL), PT Obi Nickel Cobalt (ONC), dan PT Karunia Permai Sentosa (KPS) juga sangat terpengaruh oleh harga nikel global.

Namun demikian, pada tahun ini kontribusi dari PT ONC mencatatkan pertambahan karena telah mencapai kapasitas penuh. Di sisi lain, PT KPS juga telah mulai berproduksi pada 2025 ini.

"Kami dari manajemen masih melihat kemungkinan untuk mengalami peningkatan," tutup dia.

Sebagai informasi, NCKL mencetak laba usaha sebesar Rp 1,93 triliun pada kuartal I-2025 atau meningkat 38,85 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 1,39 triliun.

Hingga akhir kuartal I-2025, NCKL mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,66 triliun atau tumbuh 66 persen secara tahunan (yoy) dibandingkan periode sebelumnya yaitu Rp 1 triliun.

Adapun, hingga kuartal I-2025 NCKL telah mengantongi pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar Rp 7,13 triliun, naik 18,24 persen secara tahunan alias year on year (yoy) dibandingkan realisasi kuartal I-2024 yakni Rp 6,03 triliun.

Pendapatan NCKL pada kuartal I-2025 terdiri atas segmen pengolahan nikel pihak ketiga sebesar Rp 5,97 triliun serta penambangan nikel pihak berelasi sebanyak Rp 1,16 triliun.

Tag:  #strategi #harita #nickel #nckl #genjot #laba #pendapatan #tengah #penurunan #harga #nikel

KOMENTAR